Part 7

922 367 650
                                    

°°Jadi perempuan itu harus punya harga diri, jangan mengejar kalau tidak dikejar,sebab kodratmu untuk dikejar bukan mengejar, kalau sudah dibuang tak perlu lagi berjuang. Kamu harus kuat jangan rapuh, nanti mahkotamu jatuh°°

BELVA

***
Hai para readersss, untuk part ini juga keseluruhan untuk Rey dkk😅. Jangan bosen-bosen baca cerita Rey ya kalau penasaran. Hehe
Maaf juga nih kalau banyak terkontinasi kata-kata kasar dalam part ini dan sebelumnya🙏.
***

•Happy Reading•

"Iya iya dari dulu juga udah usaha tapi gagal terus. Insya Allah kalau udah gantinya abang gak mungkin jadiin pelampiasan" Mendengar jawaban Rey mereka pun tersenyum penuh arti, namun senyuman itu tidak berlangsung lama saat mendengar perkataan Rey kembali.

"Ma. Pa. Rey malam ini izin keluar sebentar ya" Lanjutnya dengan penuh berani menatap kedua orang tuanya.

"Mau kemana lagi Rey? Udah bolos sekolah, malam ini mau main lagi? Gimana masa depan mau cerah kalau gitu terus kerjaannya" Cerocos Feli. Seorang ibu khawatir akan masa depan anaknya itu wajar, kalau sudah menikah nanti mau dikasih makan apa istrinya.

"Tawuran" Ucap Rey pelan takut-takut mama-nya langsung naik darah.

"Boleh"

"Gak"

"Kenapa beda pendapat gini" Sahut Sandra mendengar jawaban papa dan mamanya.

"Papa nih de yang aneh, masa anak mau tawuran dibolehin" Omelnya pada Juna.
Yang diomeli hanya cengegesan.

"Papa juga pernah muda ma, dulu juga aku sering tawuran, balap liar, bahkan raja jalanannya aku. Jadi wajar kalau Rey kayak gitu juga" Balas Juna berbangga diri.

Mengingat dulu bagaimana ia memimpin tawuran, raja jalanan, suka bikin ribut, bahkan pipi lebam sudah menjadi makan hariannya dan tak disangka bila kelakuan juna sewaktu muda menurun pada anaknya sendiri.

"Kalau dia tiba-tiba dikeroyok kayak temennya gimana? Mama gak mau uang shopping mama berkurang karna bayar rawat Rey" Ucap Feli diikuti cengiran khasnya yang membuat Juna mendengus kesal. Ternyata ini alasannya, ada udang dibalik batu.

"Aelah mama jahat banget sih sama anaknya sendiri, lagian aku juga udah sering kayak gitu. Tenang aja" Sahut Rey berusaha menenangkan mama-nya agar diperbolehkan.

"Yaudah tapi awas aja kalau pulang-pulang sampe babak belur"

"Kalau gak babak belur bukan tawuran namanya ma" Ucap Rey

"Betul kata Rey, kalau gak babak belur bukan tawuran tapi taraweh ma" Bela Juna yang benar saja masa saat tawuran harus menghindar dari musuh. Heran dengan cara pikir istrinya saat ini.

"Yasudahlah mama bolehin hati-hati ya, jangan sampe lengah dari musuh sama pulang jangan larut malam" Waduhh Feli ke ikutan Juna nih kalau kayak gini.

"Iya Rey hati-hati, selalu waspada. Lihat gerak gerik musuh, dan yang paling penting cari kelemahannya dimana" Pesan papa-nya kepada Rey agar tidak tumbang ditempat.

"Hati-hati ya bang, jangan sampe tersulut emosi nanti abang kalap lagi" Kekeh Sandra.

"Siap komandan dan peri kecil abang. Laksanakan" Ucap Rey dengan berdiri dan hormat. "Kalau begitu Rey siap-siap dulu ya sebentar lagi maghrib" Lanjutnya. Yang diangguki Feli, Juna, dan Sandra.

•°•°•°•

Malam sudah tiba cahaya bulan yang taranam mampu menerangi jalan yang sedikit gelap. Namun tak membuat goyah untuk Rey dkk karna ini sudah makanan harian mereka.

BELVA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang