|IDI 15| Kau Tak Tahu

4.3K 471 14
                                    

Beruntung hanya datang satu kali, sedangkan perjuangan di lakukan berulang kali, sampai kita berada di satu titik yang entah kapan terjadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beruntung hanya datang satu kali, sedangkan perjuangan di lakukan berulang kali, sampai kita berada di satu titik yang entah kapan terjadi.

Tin ... Tin ...

Suara klakson mobil tak sabaran menghampiri indera pendengaran satpam. Satpam yang sedang asyik menonton televisi pun tersentak. Ia dengan cepat membuka pintu pagar besi, yang menampilkan Nyonya mudanya di rumah ini. Satpam itu pun tersenyum, namun sebuah penghinaan yang ia dapatkan.

"Lama banget, sih. Gak tahu orang pening apa!" bentak Andini tanpa perasaan.

"Maaf, Nyonya. Saya sedang menonton televisi," jawab satpam yang tak lain adalah Parno.

"Kalau mau niat kerja, yang bener. Awas gue mau masuk," ucap Andini kemudian menutup kaca mobil.

Satpam itu pun memberi akses untuk mobil Andini masuk, ralat bukan mobil Andini, tapi mobil milik Tuannya. Andini memarkirkan mobil sembarangan.

"Anjir. Kepala gue pusing banget. Nge-fly gue," ucap Andini berusaha untuk meraih tas yang berisi laptopnya.

Andini keluar dari Lamborghini. Matanya yang sayu, juga kepala yang pusing membuat ia mempercepat langkahnya. Ia berjalan dengan gontai. Ke sana dan kemari. Membuat Wijaya yang tengah asik menonton televisi melihatnya dengan tatapan yang penuh arti.

Ketika Andini ingin terjatuh, Wijaya berlari dan menopang tubuh Andini. Mata mereka saling bertemu, dengan perasaan yang tak ada rasa sama sekali. Andini kemudian melepaskan adegan itu begitu saja.

"Jangan cari kesempatan, deh." Andini mencoba berdiri, walau keseimbangan seakan hilang. Andini pun mengerjapkan kepalanya, ketika ia ingin menatap Wijaya. Ia mengeluarkan kunci mobil dan memberikan kepada Wijaya. "Kunci mobil lo. Thanks."

Andini berlalu begitu saja. Matanya yang kunang-kunang membuat Andini susah berjalan dengan normal. Andini bahkan hampir terjatuh lagi, kalau bukan karena wanita itu segera memegang sesuatu.

"Tunggu," ucap Wijaya dingin, membuat Andini berhenti dan menoleh ke belakang.

"Apa lagi, sih? Kepala gue pusing. Jangan ganggu, deh!" seru Andini membuat Wijaya berjalan kearahnya.

Wijaya menipis jarak di antara mereka. Membuat Andini berjalan mundur, namun Wijaya dengan cepat menarik Andini agar di dekatnya saja. Ketika wanita itu berbicara, Wijaya mencium aroma mulut juga bau badan dari wanita yang sudah menjadi istrinya ini. Wijaya segera melepaskan, dan memundurkan langkahnya. Matanya menatap tajam pada Andini yang menatapnya dengan pandangan yang sayu.

Imamku Dari Instagram (Completed) Where stories live. Discover now