_my chocolate 27_

92 7 0
                                    

Lea sangat kecewa. Pasalnya, apa yang ia inginkan tidak dituruti oleh orang tuanya. Risyandra tetap bersikukuh melarang Lea supaya tidak ke puncak, karena melihat kondisi Lea yang sekarang sedang down , ditambah juga 5 hari lagi akan ada Ujian Akhir Semester. Dan Risyandra menyuruh Lea supaya konsentrasi saja belajarnya. Dengan terpaksa, Lea menurutinya dengan sangat kecewa.

"Tidak apa-apa, masih ada waktu lain. Kalo kamu udah bener-bener sembuh, sayang," ucap Risyandra.

Lea hanya membuang nafasnya pasrah. Bagaimana pun juga, ia juga harus tetap fit supaya bisa mengikuti ujiannya.

🍩🍩🍩

"Gak usah sedih, Le. Abis UAS kan bisa? Lo sehatin dulu kondisi lo, baru kita boleh jalan-jalan," ucap Zara menenangkan Lea.

Sekarang, mereka sedang berada di kelasnya.

"Iya, Le. Ini juga buat kebaikan lo. Gak usah cemberut gitu dong. Senyum," tambah Trisa sambil menunjukkan gaya senyumnya.

Lea pun tersenyum, walau di hatinya ia tidak ingin tersenyum.
"Makasih ya, kalian memang selalu mendukung gue," ucap Lea.

"Ah Lea, sesama sahabat itu harus mendukung dong. Jika sahabat sedang sedih, kita harus hibur mereka. Jika sahabat sedang bahagia, kita juga harus bahagia dong," ucap Zara.

"Pokonya jangan sampe di antara kita, ada yang munafik. Jangan sampe ada musuh di dalam selimut, gue gak mau itu terjadi," balas Mia agak serius.

Seakan teringat kata itu, Lea langsung melirik sekilas ke arah Maya. Bukan curiga kepadanya, melainkan Lea hanya teringat saja akan foto Maya bersama Haikal waktu itu.

Sedangkan Maya, hanya terlihat biasa saja tanpa tersinggung ataupun tersindir.

"Misalkan itu terjadi, gue gak tau bakal gue maafin apa enggak. Gue juga gak mau kalo nanti kita akhirnya jadi musuh gegara itu," ucap Mia lagi.

"Mi, jangan berpikiran negatif gitu. Kita itu temenan udah hampir 3 tahun. Jadi, kita harus saling percaya. Di antara kita tidak mungkin ada yang seperti itu.  Lo percaya kan? Mana mungkin kita berani menghianati sahabat sendiri. Iya kan?" ujar Dini menasehati Mia.

"Tapi di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin," balas Maya tiba-tiba.
Mereka semua kini menoleh ke arah Maya, pasalnya, Maya daritadi diam dan kini ia bersuara dengan pandangan masih tertuju kepada hpnya. Maya yang tersadar bahwa dirinya dipandangi begitu oleh sahabat-sahabat nya langsung tersenyum cengingisan.

"Gak mungkin ada yang kaya gitu di antara kita," jawab Maya.

"Jangan sampai ya, May," balas Lea.

Sedangkan Maya hanya tersenyum kikuk. Daritadi, Zara yang melihat tingkah Maya pun mengerutkan dahinya bingung. Pasalnya, Maya tak pernah terlihat diam dan agak canggung seperti itu. Bahkan dia yang selalu cerewet dengan mulutnya yang gak bisa di kontrol.

"Lo kenapa, May?" Tanya Zara.

"Eh? Kenapa? Emangnya gue kenapa?" jawab Maya dengan raut muka agak salting.

"Biasanya lo bawel," ucap Zara.

"Lagi sariawan aja, jadi males ngomong," jawab Maya. Ya, tidak tahu apakah ia berbohong ataukah jujur mengatakannya.

Sedangkan Zara hanya ber-oh ria saja.

🍩🍩🍩

"Lo bego apa tolol hah?! Ngapain lo nyuruh Andre berbuat seperti itu lagi ke dia?!"

"Santai dong, gak usah ngegas, lo cewek! Gue juga gak nyuruh dia buat kaya gitu. Itu atas dasar kemauannya sendiri. Gue hanya nyuruh dia buat gangguin hubungan mereka. Tapi, gue gak pernah tau rencana dia," jawab Candra.

My chocolate🍫 [THE END]Where stories live. Discover now