_my chocolate 7_

170 16 1
                                    

     

****

"Hem? Lea siapa?" tanya Karin yang sekarang sedang bersama Hema.

"Dia sahabat aku dari kecil."

"Kok kamu gak pernah cerita si sama aku?"

"Ya kamunya juga gak nanya."

"Tapi kamu gak suka kan sama dia?"

"Ya gak lah sayang, kan aku udah punya kamu," jawab Hema sambil mengacak rambut Karin.

"Tapi kayaknya kamu lebih deketan sama dia daripada sama aku," ujar Karin dengan muka yang ditekuk.

"Karin, dengerin aku. Lea itu udah aku anggep adek aku sendiri. Mama sama Bundanya Lea juga udah akrab banget dari kecil. Dan aku udah diberi tanggung jawab  buat jagain Lea. Itu yang membuat aku jadi deket banget sama dia. Sedangkan sama kamu, kan kita baru kenal seminggu. Nanti dengan berjalannya waktu juga pasti kamu tambah deket sama aku," jelas Hema.

"Awas aja sampai kamu suka."

"Gak bakal sayang, udah ah jangan cemberut gitu. Jelek," ucap Hema menggoda Karin

"Ihh kok kamu ngatain aku jelek sih!", jawab Karin kesal.

"Emang jelek."

"Hema!!"

"Karin jelek!" ujar Hema sambil menjulurkan lidahnya dan mendapat pelototan dari Karin.

"Hema monyet!"

"Eh? Bilang apa? Gak boleh kaya gitu," perintah Hema memperingati Karin.

"Hema monyet!" ujar Karin yang mengabaikan perintah Hema.

"Bilang satu kali lagi coba."

"Hema monyet,"
"Hema monyet,"
"Hema monyet," ucap Karin berulang-ulang tanpa menatap ke arah Hema.

Hema yang gemas melihat Karin, akhirnya Hema dengan cepat mencium pipi Karin agar si bocah itu diam. Dan langsung pergi meninggalkan Karin dengan tertawa cengingisan.
Ya, betul sekali. Karin seketika itu juga langsung diam dan membelalakan matanya.

"Hemaaaaaa.... !!" teriak Karin yang langsung mengejar Hema.

****

"Le, Lo kenal sama Kak Nanda?" tanya Zara.

"Nanda yang mana?" tanya Lea balik.

"Kak Nanda kelas XII IPA 1 yang jadi idola sekolah ini, Lo masa gak tau sih?" jawab Zara.

"Iya gue tau, tapi ga tau kalo dia idola di sekolah ini."

Ya, Nanda Putra Kusuma. Dia adalah sang idola di SMA 07 Ganesha. Mustahil jika tidak ada yang mengenalnya. Dia sangat cerdas dan memenangkan banyak olimpiade-olimpiade di tingkat Nasional. Selain itu, dia juga menjabat sebagai ketua OSIS dan ketua pertandingan basket. Ya, siapa yang tidak mengidolakannya? Guru-guru pun juga sangat mempercayai kelebihan dari seorang Nanda itu.

"Lo tau darimana Le? Perasaan gue gak pernah cerita apa-apa soal Kak Nanda," ucap Zara.

"Dia anterin gue pulang pas hari pertama gue jadi anak baru."

Zara, Maya, Trisa, Mia, dan Dini membelalakan matanya kaget. "Sumpah demi apa Lo dianterin kak Nanda?"

Lea memundurkan sedikit badannya dan menyernyit bingung karena mereka semua kompak sekali kagetnya."Kenapa si emang?"

"Noh, kak Nanda nyariin Lo di depan," ucap Maya yang membuat Lea agak kaget.

"Ngapain nyariin gue?"

My chocolate🍫 [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang