38. 'Dia' terluka lagi

En başından başla
                                    

Sebelumnya tidak ada yang mau menjadi wali ataupun saudaranya karena Hamam telah hampir membunuh Milena. Hamam sudah tidak mempunyai siapa siapa sekarang kecuali Milena, akhirnya dengan rasa iba. Marcelio lah yang bersedia menjadi kerabat dari orang yang menculik adiknya

"Saya dok"

"Boleh ikut keruangan saya?"

"Jadi begini..Apakah Hamam sudah pernah terkena sakit dalam sebelumnya?"

"Eum..saya kurang tau dok"

"Saya rasa sudah. Organ dalam nya sudah rusak, banyak kandungan dari alkohol yang menggerogoti paru paru hingga jantungnya. Mungkin karna banyak minum berlebih"

Marcelio masih mencerna omongan dokter itu

"Saya dan tim tidak bisa memastikan sampai kapan dia bertahan. Jantungnya sudah bocor, dan banyak beberapa luka fisik di sekujur badannya. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk kehidupan beliau"

"Dok..itu artinya diaa sebentar lagi.."

"Mungkin. Saya tidak bisa memastikan, sebentar lagi dia bangun karna obat tidur yang saya berikan tidak berdosis tinggi. Saya akan cek sampai mana perkembangannya"
Dokter itu menjelaskan sambil menulis beberapa resep dan catatan pada buku khususnya

"Ah..saya mengerti dok. Terimakasih saya permisi"

Marcelio pun kembali keruangan UGD yang didalamnya terdapat Jibran, Milena juga Hamam. Tapi saat ia kembali ia melihat Hamam sudah duduk dibangku sebelah ranjang Milena dengan wajah penuh penyeselan. Sesekali Hama mengelus rambut Milena halus menandakan kasih sayang yang teramat besar baginya

"Dia bangun langsung cari Milena"
Lutfi berbisik pada Marcelio

Sungguh, dilubuk hati terdalam Marcelio ingin sekali membuat Hamam mati karna menyebabkan ini semua. Tapi setelah melihat rasa sayangnya yang sangat besar pada Milena, Marcelio mengurungkan niatnya dan berusaha memaafkan Hamam dengan berat hati

"Maafin aku. Aku tau aku salah len"

"Bangun len, jangan tinggalin aku buat yang kedua kalinya"

"Aku janji sama kamu len gaakan ngulang lagi"

"Maafin aku"

"Aku gapunya siapa siapa selain kamu"

"Lena..maafin aku"

Hamam terus mengenggam lengan Milena,sesekali mengecup dan mengelus lengan itu. Lutfi kasihan melihat Hamam yang sangat sangat menyesal ia pun menghampiri Hamam dan mencoba menenangkan dirinya

Mariana, Alicia, Dika dan yang lainnya pun ikut mengelilingi ranjang Milena

"Milena bakal bangun ko mam"
Lutfi terus mengusap punggung Hamam

"Mam..gue mau ngomong sebentar"
Marcelio pun mengajak Hamam keluar dari ruangan itu menuju taman rumah sakit di belakang

Hamam menatap awan awan diatas yang cerah. Juga memandangi beberapa pasien rumah sakit yang berjalan jalan ditaman ini dengan bantuan suster maupun bantuan kursi roda. Hamam duduk bersebelahan dengan Marcelio di taman itu

Marcelio menghela nafasnya kasar. Kedua tangannya ia masukan kedalam hoodie yang ia pakai

"Maaf bang"
Hamam memulai percakapan itu terlebih dahulu

"Gue udah maafin. Gatau kalo Lena"

"Gue sadar gue salah"

"Udah berapa lama lo lakuin ini?"

Hamam berat mengatakannya. Ia tidak berani menatap wajah Marcelio

"Sebulan semenjak gue nikah"

"Kenapa? Lo mau bales dendam?"

"Heem"

Hamam mengangguk

"Gapapa, gue juga butuh denger cerita lo"

"Gue.."

"Gue pengen bales dendam sama bokap bang. Semenjak gue dinikahin gue ditinggalim gitu aja demi cewe lain, gue ngerasa enak banget idupnya. Udah buat masa depan gue ancur tiba tiba jodohin taunya malah dia idung belang"

Marcelio masih menyimak tidak menatap ke arah Hamam

"Sekarang pun gue gatau dia dimana sama siapa dan apa yang harus gue lakuin sekarang"

"Gue..udah gapunya siapa siapa lagi"

"Milena gaakan maafin gue begitu aja bang. Gue tau Milena"

"Kata siapa? Coba aja dulu, Milena ga sejahat itu"
Marcelio tersenyum mengingat adiknya yang ceria sewaktu dulu

"Lagian ayah ibu lo juga gaakan nerima gue lagi bang"

"Gue belum cerita sama mereka semua ini perlakuan lo. Gue bisa aja belain lo"

Hamam menoleh

"Bener bang?"

"Asal jaminannya lo gaakan buat Milena gini lagi buat kesekian kali"

Hamam mencerna omongan Marcelio, teringat berapa kejadian sewaktu menjadikan Milena pelampiasan emosinya

"Soal pesen yang masuk ke hp lo selama beberapa minggu ini. Itu gue bang"

"Gue juga neror Milena pake darah biar dia takut sampe malah kepikiran Milena mati karna darah itu"

"Gue gila ya bang?"

Marcelio tersenyum

"Lo gaakan sadar kalo terus ngeluh"

"Gue tadi ngomong sama dokter soal penyakit lo"

"Gue? Penyakitan bang?"
Hamam masih tidak percaya

"Jantung lo bocor"

Marcelio bangkit dari kursi taman itu

"Lo mau kopi?"

Hamam tidak membalas. Ia masih shok mencerna omongan dari Marcelio, Marcel pun pergi mencari sebuah kopi ataupun makanan lain dan berniat kembali lagi ke tempat ini duduk dan mengobrol seputar Milena bersama Hamam lagi, Marcel yakin Hamam bisa berubah

Tanpa sadar, Hamam menangis diam dalam lamunannya. Ia memegang jantungnya merasakan sakit yang teramat dalam sesekali ia menepuk jantungnya agar tidak mengeluarkan rasa sakit. Tapi nihil pukulan itu malah membuat sakitnya menjadu jadi, ingin rasanya berteriak meminta tolong tapi tiba tiba ia tidak bisa berbicara hingga akhirnya terjatuh. Orang yang lalu lalang pun tidak tinggal diam, mereka membawa Hamam keruangan untuk diperiksa

Who?✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin