1. Permainan dimulai

9.3K 235 11
                                    


"Pilihannya hanya 2 mau dijodohkan dengan Papanya atau anak nya?"
Kata Kusuma,papa Milena

                                   •••

Kalimat dialog ayah nya itu masih terngiang ngiang dikepala Milena,bagaimana bisa dirinya yang baru memasuki kelas 12 semester akhir,sudah mau menikah diumur semuda ini? Apalagi karna alasan bisnis ayahnya. Milena serasa dirinya menjadi korban atas bisnis ayahnya yang tidak ada campur tangan sedikitpun dari Milena

"Bisnis ayah sedang tidak dalam keadaan stabil,ayah kekurangan modal,karyawan,maupun usaha usaha lain. Untungnya ada salah satu perusahaan yang menawarkan pinjaman model yang lumayan besar jumlahnya dengan satu syarat.."

"Apa syarat nya yah?"
Balas istrinya Kusuma penasaran dengan memasang wajah panik

Milena,serta abangnya Marcelio juga ikut tegang ketika ayahnya berbicara sewaktu makan malam. Mereka ber ansumsi bahwa syarat nya adalah ayahnya yang akan dipindahkan keluar negri ataupun keluar kota dengan alasan bisnis

"Dia meminta agar ada perempuan dirumahnya"

Tidak terkejut lumayan,Istri dari Pa kusuma,dan kedua anaknya hanya ber asumsi lagi bahwa dirumah itu hanya membutuhkan seorang baby sitter. Tapi semua terkejut ketika ayah nya Milena tiba tiba menatap Milena yang sedang minum itu dengan tajam

Milena heran,ia menatap ke arah bola mata ibunya yang berada didepannya dan juga menatap abang disebelahnya seakan meminta kode jawaban dari 'ada apa ini?' Tapi nihil,jawaban dari abang serta ibunya hanya mengangkat bahu mengartikan kode dengan arti 'tidak tau' dengan wajah tegang

"Pilihannya hanya 2 mau dijodohkan dengan Papa nya atau anak nya?"
Kata Kusuma,papa Milena yang membuat Milena ingin memuntahkan makanan yang ia telan ke arah wajah Ayahnya itu

Shok. Kalimat yang tidak bisa diucapkan dalam kata

"Ayah!"
Ibu kedua anak itu menatap suaminya dan langsung menyeret lengan ayahnya menuju kamar

Marcelio yang melihat Milena didepan mejanya itu merasa kasihan dengan umurnya yang segini,terlihat dari raut wajah Milena yang tidak menerima perjodohannya adiknya itu

Marcelio memberi senyum tipis kepada Milena yang tidak menggubrisnya itu. Milena meludahkan daging ayam yang dimakannya itu ke arah piring didepannya dan langsung menuju kamar dilantai atas

"Lena!"
Marcelio sudah melihat bulir bulir bening dari pelupuk mata Milena yang sebentar lagi akan menjadi air terjun.

Marcelio kini berada di meja makan sendirian dengan sisa sisa makanan setelah kejadian tidak menyenangkan tadi. Ia menatap kursi makan ibu,ayah,dan juga adik perempuannya yang kini telah berpencar ke kamar masing masing

Huft
Marcelio mengeluarkan nafas berat

                                  •••

09.45

Milena terus berdiam diri dikamar nya sejak kejadian dimeja makan semalam,ia tidak mau sekolah,mandi,makan,ataupun aktivitas lainnya yang harus keluar dari kamar. Ia hanya bisa terus menerus mengeluarkan air dari matanya yang bulat itu,Ayah,ibunya tidak ada yang mau menganggu Milena. Mereka membiarkan Milena untuk memikirkan perjodohan itu

Ingin bercerita pun Milena bingung harus kepada siapa karna menurutnya,untuk saat ini tidak ada yang bisa mengerti isi dalam perasaannya itu. Ia terus meyembunyikan wajah kusam nya itu diatas bantal kamar miliknya

Who?✔Where stories live. Discover now