18. Darah siapa?

1.7K 55 1
                                    

Milena dan Hamam sudah dirumah pada kamis sore itu, mereka sudah diijinkan pulang oleh sang dokter karna paksaan Milena

Jika saja dokter itu jahat,mungkin tidak akan mengijinkan Milena pulang karna kondisi luka lebamnya yang cukup membiru. Setelah mengalami perdebatan panjang antara dokter dan Hamam,akhirnya si dokter pasrah dengan berpesan agar 'menjaga Milena dari trauma yang ia alami kemarin'

Milena pergi ke kamar khusus dirinya diapartemen itu sembari berlari kecil menggapai knop pintu,Hamam masih mengunci pintu dengan membawa beberapa barang Milena dari rumah sakit

"Lo mau kemana?"
Tanya Hamam

"Mau tidur lah"

"Seharian tidur dikasur rumah sakit gabosen lo?"

"Gue maunya tidur di kasur gue"
Kata Milena masih berdiri didepan pintu kamarnya

"Mam,gue laper bikinin gue sesuatu ya?"

"Dih,ogah nyalain kompor aja gabisa gue mah"

"Norak."

"Mau apa? Biar gue delivery"

"Pempek diujung jalan deket apartemen kita. Tapi lo yang beli ya? Hehe kan deket"

"Lah?"

Hamam menunjuk dirinya sendiri. Milena pun mengeluarkan jurus andalannya 'puppy eyes' yang membuat Hamam tidak bisa menolak permintaan istri kecilnya itu. Hamam pun mengangguk dengan nafas kasarnya

"Sekarang ya mam,gue pengen banget. Gigi gue cape kalo terus nerima bubur"
Milena menutup pintu kamar pribadinya

"Gila tu cewe"
.
.
.
.
.

Sekitar 30 menit Milena menunggu dikamar pribadinya sembari membuka whatsapp,banyak sekali doa maupun ucapan tentang kesehatan Milena yang tidak bisa diungkapkan dengan kata kata. Ternyata masih banyak orang peduli kepadanya

Tok..tok..tok

"Mam?"

Tok..tok..tok

"Hamam?"
Milena mulai resah

"Hamam? Lo udah pulang?"

Tidak ada yang menyaut...

Milena pun pergi membuka pintu utama apartemennya,tapi nihil tidak ada siapa siapa disana. Milena melihat kanan kiri pun tidak ada seseorangpun yang melewati lorong kamarnya,hingga ia tertuju pada kotak hitam pekat dibawahnya dengan balutan pita cantik dibuat berbentuk kupu kupu

"Milik siapa ini?"
Tanyanya

Milena tidak tau itu milik siapa,tapi ia membawa kotak yang menurutnya cantik itu kedalam rumah untuk melihat perihal apa isi dari kotak itu. Milena mencoba mencari identitas pemilik atau pengirim kotak itu dari sudut kesudut. Tapi nihil,tidak ada secarik kertas identitas apapun disana

Milena berfikir bahwa ini adalah hadiah dari sakitnya kemarin,mungkin dari Lutfi atau mungkin dari Alicia yang waktu itu akan mengirim coklat?

Saat dibuka kotak itu. Milena terkejut demi apapun

Kata kata tidak bisa ia lontarkan,tubuh yang tiba tiba mendingin dan lutut yang tiba tiba lemas ingin berbaring. Air mata mulai mengalir dari matanya,segukan segukan pun mulai keluar dari mulut Milena. Ia hanya bisa mengucapkan satu kata saat itu

"HAMAM!"

Milena menangis sesegukan ketika melihat darah banyak mengalir dari kotak itu. Belum sempat ia melihat isinya,ternyata Milena lebih dulu disuguhkan dengan botol pecah penuh darah

Who?✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora