Misfortune And Grace Part 26

1.6K 169 9
                                    

"Jungkook-ah. Bisakah kita berhenti belajar? Kepalaku sudah pusing."

Jungkook menghela napas mendengarnya. Waktu berjalan begitu cepat, sampai-sampai mereka ternyata sudah berbulan-bulan menjadi sepasang kekasih. Jungkook dan Lisa sekarang ada di perpustakaan dengan tumpukan buku yang ada di atas meja. Buku yang sengaja Jungkook bawa dan rela membawanya untuk mengajari Lisa, merelakan punggungnya yang menahan beban berat dari tasnya.

Ujian mereka harus mendapatkan IPK yang ditargetkan dan Jungkook berusaha keras mengajarkan kekasihnya agar mendapat nilai yang ditargetkan. Sekitar 1 bulan lebih atau 2 bulan, mereka akan menghadapi ujian yang cukup penting untuk mereka. Namun selalu saja, ketika Jungkook mengajarkan baru sekitar 20-60 menit, Lisa tak nyaman dan mengatakan kepalanya pusing.

Ini sudah sering terjadi dan Jungkook berpikir, Lisa malas belajar dan menghafal materi. "Lisa-ah. Satu bulan lagi kita akan segera ujian. Kau harus serius," ujarnya tegas.

"Tapi, kepalaku kan pusing. Jadi, besok saja, oke?"

"Alasanmu selalu sama, kau selalu bilang besok kita belajar, tapi saat belajar akhirnya kau seperti ini juga."

Lisa yang awalnya memasang senyum, perlahan menghilangkan senyumannya. "Aku memang begini, Kook. Tak bisa kuubah."

"Kau bisa mengubahnya, kau harus berusaha."

"Oppa. Besok saja ya? Aku akan belajar sungguh-sungguh." Lisa mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V. Ketika ada keinginan atau sesuatu, dia akan memanggil Jungkook dengan panggilan 'Oppa' dan Jungkook akan luluh.

Sebenarnya Jungkook memintanya untuk memanggil 'Oppa' setiap hari. Hanya saja, Lisa bukan tipe wanita seperti itu. Entah kenapa memanggil 'Oppa' rasanya dia juga malu. Terlebih Jungkook umurnya sama dengannya. Dia akan memanggil 'Oppa' jika ada keinginan tertentu saja atau di kondisi tertentu.

Jungkook menghela napas mendengarnya. Ragu dengan apa yang dikatakan Lisa, bahkan hampir tak percaya. Namun akhirnya dia mengembangkan senyumannya dan mengangguk. "Oke. Kita akan belajar besok dan harus serius. Minimal 1 jam lebih. Bagaimana?"

"Aku memang serius belajar. Hanya saja kepalaku pusing. Kalau besok sakit kepalanya tidak kambuh, aku tidak masalah belajar berapa lama."

Jungkook hanya geleng-geleng kepala mendengarnya. Bohong jika Lisa sekarang tidak menguji kesabarannya. Jungkook sudah rela membawa banyak buku yang berat, namun Lisa dengan mudah mengatakan pusing dan menolak belajar. Jungkook berusaha memaklumi, bahkan khawatir di awal. Namun semakin lama, tentu saja Jungkook kesal. Namun dia berusaha tetap sabar karena dia tak mau ada pertengkaran di antara mereka.

"Jungkook! Ayo pulang!" Lisa berteriak semangat.

Jungkook mengangguk. "Iya." Setelahnya Jungkook memaksakan senyumannya. "Lis. Malam ini bisakah aku mengajarimu? Hanya tinggal 1 atau 2 bulan lagi, kita akan ujian. Kita tidak bisa terus menunda."

"Tidak mau." Lisa buru-buru menolak seraya menggelengkan kepala.

Sebenarnya Lisa tak mau bukan karena malas. Tapi dia mau Jungkook berisitirahat dengan baik di malam hari, bukan malah mengajarinya. Jika begitu, waktu istirahat Jungkook berkurang. Lisa sengaja mengajak Jungkook ke rumahnya setiap malam untuk menonton, bercanda, bermain, atau yang lain. Yang jelas itu digunakan untuk mengistirahatkan otak Jungkook.

Misfortune And Grace [LK]✅Where stories live. Discover now