3. | Wait...What?

Mulai dari awal
                                    

Rose kaget dengan pertanyaan ku, tampaknya dia enggan untuk menjawabnya.
" Nona, apakah nona lupa dengan kejadian satu tahun lalu? "

" Cordellia lupa, tolong ceritakan. "

" Jadi... Waktu itu, Duchess* sedang mengurus pasukan barisan pertama yang digunakan untuk menyingkirkan seluruh anggota keperintahan yang melakukan kudeta terhadap Ratu Elizabeth... Namun, pergerakan Duchess dibocorkan oleh 'orang dalam' pasukan militer sendiri.

Tepat pada malam harinya, Duchess dibunuh ditempat oleh penembak jitu. Dari situ lah, Tuan Archie atau Duke murka dan membantai anggota kudeta itu dengan tangan nya sendiri, lalu Nona Cordellia semalaman menangis atas kematian Duchess dan tidak hanya Duke dan Nona saja yang menangis....

.... Tapi negri ini juga menangis atas kematian beliau, karena beliau sangat berjasa pada kaum fakir, bangsa dan negara, murah hati dan tanpa pamrih. "

Malangnya nasib Cordellia... Kau pasti frustasi kan....
" Terima kasih, Ros---UGH!! "

" N-nona? "

Tiba tiba kepala ku sangat sakit dan ada lintasan memori,

Hah... Bukan kah ini Cordellia? Apa yang dia lakukan?
Ini ingatan Cordellia... Cordellia sedang menangis sendirian di kamar yang gelap, hanya sinar rembulan saja sumber cahaya nya. Ia menangis histeris sekali.... Apakah..... Karena ibu nya? Huh..? Dia.... Dia bunuh diri???

Jangan bilang.... Kami berdua benar benar mati secara bersamaan...? Tapi entah kenapa aku malah ketubuh ini.... Dan juga, luka tusukan ditubuh ini juga tidak ada... Apa jangan jangan perihal cordellia yang tak bisa jalan.... Juga ikut sembuh?

" Nona...?? " Rose tampak sangat khawatir padaku.

" I-iya, aku baik baik saja kok, cuma agak pusing saja, karena panas... Hehe... "



BRAKKK!!!!!!

Apa itu?! Aku langsung berdiri dan lari ke sumber suara, itu diruangan kerja daddy!
" Daddy??? " Tanyaku.

" Cor.... Cordellia.... " Daddy tiba tiba memeluk ku dengan sangat erat.

" D-daddy? Ada apa..? "

" Vincent.... Vincent.... " Lirihnya.

" Ada apa dengan nya?? "

" Duke!!! Duke!!! Rumah keluarga Phantomhive terbakar habis! " Datang pengawal daddy.

" A... Apa? " Aku sangat tak percaya dengan ini... Bagaimana bisa.... Bagaimana bisa terbakar habis? Padahal tadi siang kita disana!

" Cepat siapkan kereta dan kita akan pergi kesana! Daddy ayo kita kesana! Daddy hanya membuang waktu saja jika menangis disini!! " Teriak ku sambil menarik daddy keluar ruangan dan menuju pintu luar.

"... "

" Hati hati... " Ucap rose saat kami sudah berada pada kereta kuda.


Oh Tuhan, sebenarnya ada apa yang terjadi?








####







Blarrrr!!

Api menyambar kemana-mana dan semakin gila, kami hanya bisa melihat rumah mereka terbakar.... Tak sadar jika air mata ini telah jatuh dari pipiku,
" Bobbert.... "


" Cepat panggil pemadam kebakaran! " Ucapku pada pengawal daddy.

" Sudah! Mereka akan segera datang! " Ucap nya.

Enggak, enggak mungkin, mereka pasti masih hidup, mereka pasti sudah melarikan... Diri kan....?

"... "







Api sudah padam, aku langsung berlari untuk mencari mereka semua, aku tahu mereka pasti masih hidup!

" Cordellia!! " Teriak daddy dari jauh, aku tak menggubris nya, aku terus menerus mencari dan mengangkat bongkahan kayu yang jatuh.



" No way!!!! " Teriak seorang gadis, lalu aku menoleh, dia adalah tunangan nya Ciel.

" Tck! Aku tak akan menyerah, aku pasti bisa menemukan mereka! "


Sudah satu setengah hampir dua jam aku mencari mereka, tetap nihil....

Ayolah, aku ingin bertemu dengan kalian! Kalaupun memang kalian sudah meninggal, biarkan aku menemukan jasad kalian!! Dasar!!!!


" Cordellia!! Sudah cukup! Biarkan mereka yang mencari...! " Ucap daddy sambil menarik tangan ku yang sudah sangat kotor ini.

" Sudah... Ya...? "

Mata perak daddy sekarang, sudah tidak bisa membendung air mata.....
" Hiks..... Daddy..... " Aku pun memeluk nya dengan sangat erat. Kami benar benar merasa kehilangan....

" Ayo kita kembali ya, nak? "

Aku mengangguk.



" Apa yang kalian tangisi? Aku masih hidup kok.. "

Suara ini? Bukan kah... Aku langsung menoleh dan berlari kearahnya sambil memeluk dengan erat.
" Bobbert.... " Ucapku sambil menangis dipelukkan nya.

" Cordellia... Maafkan aku, aku bukan lah bobbert... Melainkan Ciel Phantomhive. "

Apa..... Bukankah.... Dia.... Bobbert? Aku mundur dengan perlahan...... Jadi.... Hanya Ciel yang berhasil lolos?

" Bobbert... Dimana...? " Tanyaku.

" Dia sudah tidak ada, cordellia. "

Air mata ku tak bisa kutahan lagi, aku menangis sejadi jadinya. Ayolah, bagaimana bisa tidak menangis? Sebengis-bengis nya kau dimasa lalu, kau pasti tak akan bisa menerima jika seseorang terdekatmu meninggal!

" Siapa kau? " Ucap daddy pada seorang lelaki yang Ciel bawa.

" Saya adalah pelayan baru dari keluarga Phantomhive, salam kenal. "

Pelayan baru??
" Bagaimana bisa kau itu pelayan baru? Bagaimana bisa kau bertemu dengan Ciel? " Tanyaku.

" Itu karena tuan Ciel sudah membuat kontrak dengan ku. "

" Iblis... Ya..? " Ucap daddy.

Iblis?

" Anda memiliki mata yang tajam ya, tuan? " Lelaki ini menatap mata daddy dengan tatapan yang sangat aneh, mata nya begitu berwarna merah pekat.

*sniff sniff*
" Bau darah, " Ucapku sambil menatap Ciel dan Pelayan barunya, " Kalian... Kalian habis dari mana? "










" Aku telah berhasil lolos dari ritual pemujaan sebagai tumbal. "

" Cordellia, ayo kita pulang, " Ucap daddy sambil menarik ku untuk pergi dari mereka.

Mataku masih terpaku pada pelayan baru itu, semakin lama diperhatikan, perwatakan nya sama seperti iblis. Dari cara mata ia memandang, tersenyum, dan.... Aku tahu, jika Ciel tidak berbohong tentang pemujaan setan itu.


..... Aku akan terus melindungi Ciel bagaimana pun juga.




















To be continued











Protect Her. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang