Terkuak

1.2K 67 19
                                    

Di kediaman Tuan Abraham Wicaksana.

Prankkkk.

Berapa gelas telah terjatuh dan hancur seketika. Hendrata mengamuk ketika mengetahui bahwa Liliana sudah kabur dari rumah itu.

"Wanita sialan itu pasti sudah lari bersama pria brengsek yang bernama Natanael, David aku tidak mau tahu kamu harus menemukan pria brengsek itu," kata Hendrata dengan penuh kekesalan.

Pria itu merasa sangat kecolongan, ketika kini bahkan Liliana sudah melarikan diri tanpa sepengetahuannya.

"Baiklah Bos saya akan mengerahkan seluruh anak buah saya, untuk mencari keberadaan Nyonya dan juga pria sialan itu, apakah Anda ingin saya membunuh pria itu atau memberikan kepada anda hidup hidup?" tanya David kepada Hendrata.

"Jangan bunuh pria itu, tapi serahkan dia hidup-hidup kepadaku, aku sendiri yang akan membunuhnya, aku akan mencincang tubuhnya, membuat tubuhnya menjadi perkedel, adonan untuk makanan ikan, seperti yang aku lakukan kepada Yoga dulu, agar Liliana melihat sendiri betapa salah dia sudah lari dariku," ucap Hendrata sambil mengepalkan tangannya.

Amarah yang dia rasakan saat ini sangatlah membludak. Rasa cinta dan kebencian serta sebuah kecemburuan bercampur menjadi satu.

Sebagai seorang pria dia merasa telah dikhianati oleh Liliana karena lebih memilih lari bersama pria yang bernama Natanael, dari pada tinggal dengannya.

Dia harus segera melaporkan masalah ini kepada bosnya yaitu Tuan Abraham Wicaksana.

"Apakah sudah ada kabar kapan bos akan datang ke sini?" tanya Hendrata sambil menatap David.

"Dikabarkan nanti sore tuan akan segera datang ke sini, tetapi apakah tidak sebaiknya kita kabarkan sekarang saja, kepada tuan besar, tentang kepergian, Nyonya," saran David kepada ketua kelompoknya.

"Apa benar harus sekarang?" Hendrata mengerutkan dahinya.

"Kalau saran saya sih, sekarang saja Tuan. Karena bos besar pasti akan sangat marah jika kita terlambat memberikan informasi kepadanya, walau bagaimana pun Bos Besar sangat mencintai istrinya, kalau tahu istrinya hilang dan lari bersama calon menantunya, itu akan sangat menarik, nyonya Liliana pasti akan cepat ditemukan,karena nanti keluarga si Natanael brengsek itu pasti akan ikut mencari juga." David berkata dengan kesungguhannya, pria itu sangat yakin dengan komentar yang dia berikan.

"Benar juga apa yang kamu katakan barusan David, sebaiknya aku segera melaporkan masalah ini kepada tuan besar, terima kasih atas sarannya. Aku akan segera menelepon beliau sekarang juga," ungkap Hendrata kepada anak buahnya.

Pria itu lalu mengambil ponsel miliknya, dan langsung melakukan panggilan telepon kepada bos besarnya, Tuan Abraham Wicaksana.

Lalu sambungan telepon itu pun tersambung. Hendrata memberitahukan semua kepada bos besarnya, bahwasanya Liliana sudah pergi dengan di bantu oleh seorang laki-laki untuk lari dari rumah itu.

"Apa katamu? Bisa-bisanya kamu kehilangan Liliana?" pria paruh baya itu berteriak dengan sangat kencang di balik sebuah panggilan telepon.

"Maafkan saya Bos, kami kecolongan, karena memang ada pihak luar yang membantu nyonya Liliana untuk keluar dari rumah," kata Hendrata dengan nada yang rendah.

"Sialan berani-beraninya ada orang yang sengaja menculik istriku, siapa pria itu sebenarnya?" Tuan Abraham mengepalkan tangannya, dengan wajah yang memerah, karena kemarahan yang memuncak di ubun-ubunnya.

"Saya sudah mengetahui identitas pria itu, dan pasti Anda akan sangat terkejut, mendengar apa yang akan saya katakan sekarang," ungkap Hendrata kepada bos besarnya.

"Cepat katakan siapa laki-laki, itu jangan membuat saya tambah marah!" Pria paruh baya itu tidak bisa lagi menahan gejolak kemarahannya, dia bahkan kini merasakan sakit di daerah dadanya, karena emosi yang melanda jiwanya.

Pria itu memang sudah tua, banyak penyakit yang dia rasakan. Tetapi dia masih bisa-bisanya menyiksa Liliana, dan membuat Liliana benar-benar merasa terhina serta tersiksa.

"Tuan besar pria yang sudah membantu nyonya Liliana adalah kekasihnya nyonya Liliana selama ini, dan dia bukan lain adalah calon menantu Anda sendiri, tuan muda yang sudah bertunangan dengan putri Anda." Hendrata mengungkapkan semua identitas Natanael kepada pria paruh baya itu.

"Apa?" Tuan Abraham Wicaksana benar-benar merasa syok mendengar ucapan Hendrata barusan.

"Tuan muda Natanael dia yang sudah menculik istri Anda, dan selama ini sebenarnya mereka sudah memiliki hubungan gelap, bahkan saya sudah memergoki pria itu sedang bercumbu bersama istri Anda," timpa Hendrata kepada sang tuan besar.

"Nathanael, berani-beraninya kamu menyentuh wanitaku, dan kamu mendekati putriku juga, tidak akan aku biarkan kamu hidup dengan tenang. Aku sendiri yang akan membunuhmu dengan tanganku sendiri." Amarah pria paruh baya itu begitu membludak, namun dia memiliki penyakit jantung dan akhirnya dia merasakan dadanya sangat sakit saat itu.

"Tuan, apa Anda baik-baik saja?" Hendrata tampak cemas mendengar suara yang terdengar begitu sesak

"Hendrata bunuh pria itu, jangan biarkan pria itu hidup, aku tidak akan bisa tenang kalau Nathanael masih hidup," seru pria itu sambil menghela napas dengan.

"Tenanglah Tuan Besar aku pasti akan membereskan pria itu, Anda jangan terlalu banyak pikiran, Anda harus bisa istirahat dan percayakan semua pekerjaan ini pada saya," kata Hendrata kepada tuan Abraham Wicaksana.

"Sepertinya jantungku mulai kumat. Aku akan segera ke Rumah Sakit bersama pelayan ku, berikan aku kabar yang baik setelah ini," pinta pria itu dengan napas yang sesak.

"Siap Tuan."

Mereka pun mengakhiri sambungan telepon mereka. Dan Hendrata bersiap untuk memburu Nathanael serta membunuh pria itu.

"Tidak akan pernah aku biarkan kamu lepas Liliana, kamu adalah milikku selamanya, dan akan aku pastikan kamu melihat sendiri, dia terbunuh di hadapan mata mu sendiri, agar kamu tahu bahwa di Dunia ini hanya aku yang pantas untuk memilikimu," ungkap Drata dengan kekesalan.

"Tuan saya sudah mendengar kabar di mana keberadaannya dan pria itu," kata David dengan nada yang rendah.

"Katakan di mana itu?" Hendrata sangat penasaran.

"Di sebuah vila di sebuah tempat pinggir kota," kata David.

"Ayo kita kesana David. Bawas semua anak buah kita, dan kita akan membuat pria itu menyesal karena sudah membawa Liliana.

"Baik Tuan."

Akhirnya mereka berangkat ke tempat yang sudah dituju.

***

Natanael dan Liliyana kini baru bangun dari tidurnya. Tiba-tiba seseorang menggedor pintu dengan sangat kencang.

"Nael aku takut," lirih Liliana dengan tubuh yang bergetar.

"Tenang saja tidak akan terjadi apapun, bersembunyilah cepat," kata Nathanael.

"Baiklah," jawab Liliana dengan segera wanita itu bersembunyi ke dalam lemari.

Natanael dengan perlahan membuka pintu tersebut. Dia sangat hati-hati karena takut pria yang di hadapannya membawa senjata.

Natanael sendiri kini sudah mempersiapkan senjata, yang dia pegang di balik punggungnya.

Pria itu sebenarnya sangat berdebar, Dia sangat takut diketahui oleh orang-orang tersebut.

Walau pun dia mengatakan kepada Liliana, bahwa semua akan baik-baik saja, tetapi tetap dia pun seorang manusia yang merasakan sebuah ketakutan di dalam hatinya.

Lantas siapa yang datang?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABNORMAL (Novel nex, Di Goodnovel, Hi novel, Gonovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang