Rasa sakit

4K 158 7
                                    

Gadis itu masih terisak. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan, tentang rasa sakit yang dia rasakan saat ini.

"Jangan menangis lagi, aku tidak tega melihatmu seperti ini, aku mohon berhentilah menangis demi aku," ucap Hendrata kepada Liliana.

"Kamu tega berbuat seperti tadi, itu menyakitiku. Apa kamu tahu? Bukan kenikmatan yang aku rasakan, aku hanya bisa menahan rasa sakit," isakan tangis dari Liliana masih terlihat, sedang Hendrata kini menyesal telah membuat Liliana sakit dan terluka.

"Benarkah, tidak ada kenikmatan sama sekali, yang kamu rasakan? Bukannya tadi kamu mendesah nikmat?" tanya Hendrata dengan kening berkerut, tidak menyangka sama sekali yang diberikan Hendrata adalah kesakitan, bukanlah kenikmatan, dan Hendrata merasa tidak berguna menjadi seorang pria karena tidak bisa membuat Liliana bahagia.

"Mulai detik ini aku katakan kepadamu. Kamu tidak ada hak sama sekali untuk menyentuhku, hubungan kita hanya sebagai seorang Bodyguard dan Nyonya-nya itu saja, aku adalah pemilik dari mobil ini, aku adalah pemilik dari semua rumah yang aku tempati, dan kamu adalah pekerjaku, jadi tidak akan ada kontak fisik lagi setelah ini, aku sakit hati atas perbuatanmu, setelah ini kita hanya bisa berkomunikasi sebagai atasan dan bawahan saja, cepat antar aku pulang ke rumah, Papi pasti telah menungguku," ungkap Liliana dengan isak tangisnya, karena kesakitan yang dirasakan akibat bodyguard-nya.

Dan apa yang telah di lakukan oleh Hendrata barusan semuanya adalah siksaan untuk dia, tidak ada kenikmatan atau kenyamanan sama sekali, yang Liliana rasakan. Hendrata menelan saliva, atas apa yang dilontarkan oleh Liliana, cemburunya membuat sebuah kejadian yang patal, yaitu kesakitan yang terjadi pada diri Liliana, yang mengakibatkan Lian membenci dirinya.

"Kenapa seperti ini. Aku melakukan semua ini karena aku cemburu. Aku cemburu kepadamu, ketika melihat kamu bersama dia, itu karena aku sangat mencintaimu. Aku mohon, mengertilah," ungkap Hendrata kepada Liliana. Karena dia sudah terlanjur jatuh hati kepada gadis tersebut.

"Kamu cemburu bukan pada tempatnya. Memangnya kamu pikir aku ini siapa? Aku ini bukan kekasihmu. Kamu dengan tega menyakitiku seperti ini, kamu jahat," Liliana berkata pelan dengan rintihannya. Lil tidak suka sikap Hendarata yang memaksa bercinta di dalam mobil dan membuatnya tersiksa tanpa jeda sama sekali.

"Aku mencintaimu, aku katakan berapa kali pun bahwa aku sangat mencintaimu, aku melakukan ini padamu, aku melakukan malam pertama bersamamu, ini adalah kali pertama aku jatuh cinta, dan ini kepadamu Lil," Hendrata berkata dengan mata yang berkaca-kaca, pria itu sangat sedih ketika memutuskan untuk tidak lagi kotak fisik dengan.

Padahal Liliana sangat menghargai Drata sama ini, Hendrata yang memaksanya dan menyakitinya, Lil berpikir dua kali untuk bisa terus sama dengan Hendrata.

"Mencintai? Kamu tidak mencintaiku, kamu hanya suka padaku, kamu melakukan perbuatan sesuka hatimu, tanpa memikirkan aku, tanpa melihat betapa tersakitinya diriku, aku sakit hati, tiada kenikmatan sama sekali, untuk apa aku melanjutkan semua ini, sudahlah cepat kita pulang, aku ingin cepat pulang, aku tidak nyaman terus menerus berada di dalam mobil," Liliana menangis, dia memang benar-benar merasa sakit. Apa yang dirasakannya terasa sangat mengerikan, hujaman demi hujaman yang telah Hendrata berikan kepada tubuhnya membuat Liliana bahkan tidak bisa bergerak dengan aktif, kenapa Liliana harus merasa kesakitan, bercinta seperti itu tidak ada kenikmatan sama sekali yang Liliana rasa.

"Aku tidak mau, aku tidak mau! Kamu bersikap seperti itu. Maafkan aku jangan pernah jaga jarak dariku, aku berjanji tidak akan bersikap lagi seperti tadi, tapi jangan pernah menghindar dariku. Aku sangat mencintaimu. Aku jatuh cinta kepadamu, aku mohon, Sayang. Tetaplah seperti ini bersamaku, aku mencintaimu," lirih Hendrata sambil melihat Liliana dengan isak tangisnya. Liliana harus berkata seperti itu kepada Hendrata Tetapi dia harus memutuskan hal tersebut.

"Aku ingin pulang sekarang, kenapa kamu tidak mendengarkan ucapanku? Aku ingin pulang!" Liliana berbicara sedikit lantang, tidak mau terus menerus berada di sana, ia ingin cepat pulang, dan merebahkan tubuh lelahnya, rasa sakit di dalam tubuhnya, karena jika sudah mandi dan meredam rasa sakit pada organ intim yg akan segera hilang.

"Baiklah Sayang. Aku akan segera mengantarkan pulang, kita akan segera pulang tetapi aku tidak menyetujui bahwa kamu menjauhiku, aku akan tetap mendekatimu, sejauh apa kamu pergi, aku pasti akan menyusulmu. Dengarkan aku, lihatlah aku mencintaimu, tidak semudah itu kamu mengusirku dan hidup," kata Hendrata kepada Liliana, gadis itu hanya terdiam dengan perih yang dirasakan, air matanya basah kini sudah dia suka berusaha untuk tidak terjatuh kembali

"Aku ingin pulang sekarang, aku katakan aku ingin pulang saat ini juga!" teriak Liliana lantang dengan air mata yang terus menetes. Wanita itu hanya ingin pulang tapi Hendrata masih tidak mau beranjak dari posisinya

"Baiklah-baiklah kita pulang, diamlah jangan menangis, Sayang. Aku antar kita pulang, Sayang," kata Hendrata lalu beranjak dari posisi duduknya, keluar dari mobil tersebut  dan masuk ke dalam mobilnya menggunakan pintu depan, ia harus mengemudikan kendaraannya dan membawa pulang ke mansion-nya.

Sepanjang perjalanan Hendrata terus memperhatikan Liliana dari spion depan, Liliana terus menangis tiada henti, dia merasa bersalah karena telah melakukan percintaan yang kasar kepada kekasihnya, ia berpikir bahwa Liliana menikmati hal yang sama dengannya, padahal Liliana tersiksa dengan semua yang dirasakan.

"Terima kasih atas cintamu Hendrata, tetapi bicara masalah ini, kamu mencintai istri orang lain, yang kamu temui aku untuk bercinta denganmu. Seharusnya kamu tidak memaksa aku sehingga semua rasa hormatku kepadamu hilang dengan seketika, aku sekarang membencimu, saat ini. Semoga nanti aku bisa menghilangkan rasa benci kepadamu. Kamu baik, kamu selalu menjagaku, manapun kamu pergi. Tapi kali ini aku tidak bisa membiarkan kamu terus berbuat sesukamu. Kamu pikir aku menikmati percintaan kita tadi, tidak sama sekali, dan hubungan kita yang tidak ada namanya itu. Aku tidak ingin kamu mengubur dalam dan semakin dalam lagi," ungkap Liliana di dasar hatinya.

Wanita itu kini akhirnya terlelap di dalam mobil. Dia terlihat kelelahan karena di Sekolah dia memfokuskan konsentrasi dengan Yoga dan kini perjalanan pulang pun dia harus diberikan olah raga yang berat oleh Hendrata.

Akhirnya kini Hendrata telah selesai mengemudikan kendaraannya, dia parkir tepat di garasi Mansion milik Liliana, yang megah. Ternyata benar saja sudah ada tuan besar Abraham Wicaksana menunggunya di lantai atas. Tuan Abraham melihat Hendrata menggendong Liliana dari dalam mobil itu, ia begitu terkejut. Sebenarnya apa yang terjadi kepada istri kecil yang cantik.

Dengan segera tuan Abraham turun untuk melihat keadaan sang kekasih.

"Drata, ada apa?" tanya tuan besar Abraham dengan suara yang lantang. Membuat Hendrata terkejut setengah mati.

ABNORMAL (Novel nex, Di Goodnovel, Hi novel, Gonovel)Where stories live. Discover now