Permintaan

2.4K 133 10
                                    

Liliana sakit selama seminggu. Tubuhnya di biarkan telanjang di gudang. Bagaimana dia tidak sakit. Wanita itu kini sudah di pindahkan ke kamar dan sudah di perlakukan baik lagi oleh sang suami tuan Abraham.

Liliana membuka matanya dengan perlahan. Terlihat tuan Abraham dan hendrata ada di dalam ruangan tersebut.

"Kamu sudah bangun Lian, Sayang?" tanya sang suami dengan menorehkan senyum yang manis.

"Papi." Pecahlah tangis liliana. Wanita itu menangis dengan tersedu. Dia menyesali perbuatannya.

"Maafkan Lian Papi, Lian janji tidak akan membuat Papi marah lagi, Lian janji tidak akan kabur lagi, tolong maafkan Lian Papi, Lian mohon," isaknya dengan tersedu.

"Sebenarnya Papi tidak tega menghukum kamu seperti ini, bagaimana pun kamu adalah istri kesayangan Papi, bahkan Papi hanya punya kamu saja satu orang, tetapi kamu sudah berani pergi dari rumah ini, bagaimana Papi tidak kecewa. Jadilah istri yang baik, dan penurut. Agar papi semakin sayang terhadap kamu," tutur tuan Abraham Wicaksana kepada Liliana.

"Papi maafkan Lian, Lian janji akan menjadi istri yang baik, Lian tidak akan kabur lagi, Lian akan jadi istri yang penurut," isakan itu masih terdengar begitu kencang. Hendrata melihat Liliana dengan iba. Tetapi dia hanya bisa melihat saja. Pria itu tidak bisa berkutik di hadapan bos besarnya.

"Sini Sayang, Papi sangat merindukan liliana yang manja seperti ini, yang merengek kepada Papi," kata tuan Abraham sambil memposisikan Liliana untuk duduk dan langsung memeluk gadis kecil yang kini sudah menjadi istri kesayangannya.

Liliana terus menangis. Di dalam pelukan tuan Abraham.

"Ini adalah takdirku, aku harus bisa bertahan demi kehidupan keluargaku, aku sangat sayang kepada ibu, jika aku mati sia-sia maka bukan cuma aku yang mati, tetapi ibu juga akan mati, dan aku tidak akan membiarkan ibu mati, aku sayang sama ibu," lirih Liliana di dalam hatinya. Ketika kini sang suami tuanta sudah memeluk dia dengan begitu erat dan penuh kerinduan.

"Sekarang ayo kita makaby, biar papi suapin Lian," kata sang suami dengan perhatiannya. Liliana hanya bisa mengangguk.

"Lian boleh sekolah Papi?" tanya Liliana.

"Tentu saja boleh, berangkat saja kalau sudah kuat. Nanti biar Hendrata yang mengantar," kata tuan Abraham.

"Tapi Papi, bisakan Papi mengganti bodyguard Lian," kata liliana kepada sang suami.

Hendata terkejut dengan permintaan dari liliana.

"Apa Lil sudah begitu membenciku sehingga ingin menggantiku dengan orang lain?" desah Hendrata dalam hatinya. Sambil menatap Lilian dengan mata yang memicing.

"Kenapa Sayang, Hendrata adalah orang yang sangat Papi percayai," kata tuan Abraham dengan kening yang mengerut. Alis matanya terangkat sebelah.

"Carikan aku Bodyguard perempuan Papi, aku tidak nyaman jika bepergian dengan seorang laki-laki, apa Papi mau, jika aku tiba-tiba jatuh cinta kepada bodyguard-ku sendiri. Papi tahu kan Hendrata sangat tanpan," kata liliana sambil menatap sanga suami dengan penuh harap. Berharap suami tuanya mau mengabulkan keinginannya.

Liliana sudah sangat muak dengan Hendata. Pria yang selalu memaksa meniduri dirinya di saat sang suami tidak ada.

"Jelas saja papi tidak mau, kamu hanya boleh mencintai Papi seorang," kata tuan abraham Wicaksana sambil mengelus rambut Liliana dengan lembut.

"Karena itulah Papi tolong carikan aku dua orang wanita yang kuat, agar selain mereka menjagaku, mereka bisa menjadi temanku," pinta Liliana.

"Baiklah sayang nanti akan Papi carikan," kata tuan Abraham dengan senyumannya.

Liliana begitu senang mendengar ucapan dari sang suami. Wanita itu merasa lega. Karena akhirnya dia akan segera terbebas dari pria yang selali memaksa liliana untuk bercinta.

"Terima kasih Papi, Sayang. Papi tahu kan Liliana kesepian ketika Papi tidak ada di rumah, karena itulah, kehadiran dua bodyguard perempuan akan membuat Liliana terasa memiliki teman untuk berbagi cerita di sekolah," ungkap Liliana.

"Iya Sayang, apa pun yang kamu mau, tenang saja ya. Semuanya akan Papi kabulkan, kata tuan Abraham dengan senyuman manisnya.

Liliana sesaat mencuri pandang kepada Hendrata. Wanita itu tersenyum sinis pada Hendrata. Dan itu membuat Hendarata menggelengkan kepalanya. Bagaimana Liliana membuang dia begitu saja. Di saat Hendarata bahkan tidak bisa hidup tanpa Liliana.

"Satu lagi permintaan Lian, Papi," kata Liliana.

"Apa itu, Sayang?" tanya sang suami.

"Papi tidak boleh pergi meninggalkan Lian sebelum para pengawal baru datang, bisa kah Papi tinggal dan tidur di sini sampai mereka tiba?" Pinta Liliana.

"Ya Tuhan begitu manja sekali istri kecilku, tenang saja ya, Sayang. Papi tidak akan kemana-mana sampai mereka datang, Papi akan segera menelepon mereka," kata Tuan Abraham dengan senyumannya.

"Terima kasih banyak Papi, Lian sangat senang, karena Papi mengabulkan semua keinginan Lian," kata liliana sambil memeluk sang suami dengan erat.

"Iya istriku Sayang," kata tuan Abraham dengan kecupan manis di kening Liliana.

"Ayo Papi kita tidur, biarkan orang itu keluar," pinta Liliana.

"Baiklah Sayang, papi akan tidur menemani Lian, Hendata kamu keluarlah," kata tuan Abraham.

"Baik Bos," kata Hendata dengan wajah tanpa ekpresi. Tetapi jelas saja itu hanyalah sebuah topeng.

Apa yang terjadi dengan Hendarata saat ini? Tentu saja sebuah amarah telah menggunung dalam dadanya. Bagaimana pria itu tidak marah. Dia mungkin sudah tidak bisa menyentuh Liliana lagi, setelah bodyguard perempuan itu datang.

Tidak tanggung-tanggung Liliana meminta dua bodyguard perempuan. Sehingga Hendrata semakin sulit untuk mendekati dirinya.

Kini Hendrata sudah keluar dari kamar liliana. Pria itu berada dalam tingkat kekesalan dan kemarahan yang tinggi. Tetapi dia tidak bisa berkutik di hadapan bos besarnya.

"Apa yang terjadi Lil, kenapa kamu tega sama aku, kamu sudah tahu kan bahwa aku begitu menyayangi dirimu, sekarang kamu malah mengusir aku dari sisimu, Lil aku bahkan tidak bisa hidup tanpamu," kata Hendarata di dalam hatinya.

Pria itu begitu dalam mencintai Liliana. Tetapi cara mencintainya itu salah, sehingga Liliana bukannya jatuh cinta kepadanya, malah takut untuk bisa dekat dengannya.

Benar, Liliana sangat takut kepada Hendarata. Dengan mengganti bodyguard setidaknya Liliana bisa tidur dengan tenang dan aman. Kematian Yoga dan pemerkosaan yang Hendarata lakukan selama seminggu ini membuat Liliana begitu ingin menjauh dari pria semacam Hendarata.

Karena rasa cinta Hendarata bukanlah cinta biasa. Tetapi sebuah obsesi untuk memilikinya, sehingga dia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Liliana. Seperti pada saat Liliana di hukum. Bahkan yang membuat Liliana pingsan kelelahan bukanlah tuan Abraham. Tetapi Hendrata.

__________

Di sini lain Natanael melihat- lihat profil siswa siswi di sekolahnya. Dan dia terkejut melihat wajah Liliana di foto.

"Hah, ternyata benar dia satu sekolah denganku?" Nathanael tersenyum mesem sambil terus menatap foto Liliana yang imut dan lugu.

_________

Chapter berikutnya akan tayang satu minggu lagi.

ABNORMAL (Novel nex, Di Goodnovel, Hi novel, Gonovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang