Mencoba Membantu

1.3K 98 18
                                    

Penyiksaan demi penyiksaan kini sudah Liliana rasakan dan itu sangat menyiksa hanya.

Liliana kini bahkan babak belur karena penindasan tersebut. Wanita itu duduk di balkon kamarnya sekedar untuk menghirup udara segar, dia merasa sangat sedih kenapa bisa-bisanya mengalami hal seperti itu.

"Liliana," teriakan tuan Abraham Wicaksana membuat dia benar-benar terkejut.

"Iya Papi?" Liliana melihat ke arah suaminya yang kini bahkan sudah bersiap dengan sebuah cambuk.

"Wanita jalang, kamu benar-benar sudah mempermalukan aku, ternyata kamu menginap di hotel pada saat reunian itu." Tuan Abraham akhirnya mencambuk Liliyana dengan begitu kencang.

"Ampun Papi, aku sudah insyaf dan sudah tidak pernah bertemu dengan Natanael lagi, benar-benar minta maaf," tangis wanita muda itu dengan sangat lirih.

sedangkan tuan Abraham terus-menerus menyiksanya tanpa ampun, hingga kini bahkan tubuh Liliana berbekas karena cambukan tersebut.

Di satu sisi, kini ada sebuah mobil berhenti tepat di halaman rumah Liliana.

Ternyata mobil itu adalah mobilnya Natanael. Beberapa hari ini Nael merasakan kerinduan yang teramat dalam kepada Liliana, karena sebentar lagi dia akan bertunangan sehingga dia tidak bisa menemuinya lagi, hanya dengan cara menatap rumah Liliana seperti ini, ia berharap bisa berjumpa dengan wanita itu walau pun sekilas.

Tetapi Nathanael sangat terkejut tatkala melihat adegan yang sangat menyeramkan di matanya.

Liliana sedang menangis merintih karena disiksa oleh suaminya di balkon rumahnya di lantai 2.

Jeritan Liliana sudah tidak bisa dielakkan lagi, dia benar-benar merasa tersakiti karena melihat kekasih yang sangat dia cintai disiksa seperti itu oleh suaminya.

Baiklah Natanael memang sangat marah ketika tahu bahwa Liliana berbohong kepadanya, tentang status pernikahannya, namun pada kenyataannya Nathanael masih mencintai Liliana sangat dalam.

Melihat adegan kekerasan seperti ini, rasanya ia ingin masuk ke dalam rumah tersebut, dan menghajar pria tua itu dan langsung membawa Liliana kabur dari sana.

Namun alangkah terkejutnya Natanael tatkala dia melihat bahwa orang yang sedang menyiksa Liliana adalah calon ayah mertuanya sendiri.

"Apa ini ternyata Liliana menikah dengan Tuan Abraham Wicaksana, ayah dari calon tunanganku, Dunia ini benar-benar sempit. Ya Tuhan kasihan sekali Liliana disiksa seperti itu oleh pria tua itu." Nathanael terus memperhatikan dari dalam mobil, jeritan kesakitan Liliana benar-benar terdengar begitu jelas dan membuat Natanael merasa sangat sedih mendengarnya.

"Tuan muda haruskah kita masuk ke dalam?" tanya supir dengan suara yang rendah.

"Tidak perlu, tetapi sebaiknya kamu foto dan video adegan kekerasan itu agar kita mendapatkan bukti yang kuat jika suatu saat Liana membutuhkannya, kita tidak bisa masuk ke dalam karena itu adalah urusan rumah tangga mereka, mungkin saja tuan Abraham sudah mengetahui tentang hubunganku dengan Liliana, karena itu dia sangat marah." Natanael menebak semua kejadian itu berawal dari perselingkuhannya, dan dia hanya bisa menghela napas berat saja.

"Baiklah Tuan Muda, akan segera saya video kan," kata sopir tersebut kepada Nathanael.

Hati Natanael sakit melihat tangis Liliana benar-benar merintih di atas sana, semua penjaga yang di bawah hanya bisa menonton saja dan tidak bisa membantu sama sekali.

"Liliana apa sikapnya seperti ini setiap hari, kamu disiksa seperti ini oleh suamimu?" Nathanael bertanya di dasar hatinya, ia merasa sangat tidak tega melihat Liliana seperti itu.

Adegan penyiksaan itu kurang lebih 1 jam, dan kini akhirnya Nathanael pergi dari rumah tersebut.

Sesampainya Nathanael di sebuah rumah yang di sewa di dekat rumah Liliyana. Nathanael berpikir dengan keras bagaimana caranya untuk menyelamatkan Liliana tidak bisa membiarkan Liana tersiksa seperti itu terus menerus.

walau pun dia tidak bisa menikahi Liliana, setidaknya Nael bisa membantu Liliana untuk kabur dari sana.

Beberapa jam kemudian, Nael mengutus anak buahnya untuk memantau rumah Liliana. Untuk mengetahui apakah suami Liliana ada di rumah atau tidak.

Ternyata suaminya Liliana sedang tidak ada, dan hanya ada beberapa pengawal saja di sana, akhirnya Nathanael menyelinap ke dalam rumah Liliyana menyamar sebagai bodyguard di sana.

Natanael mengenakan baju yang sama persis dengan para pengawal disana, serta mengenakan kacamata hitam, sehingga para pelayan pun tidak akan mengenali Nathanael karena semua bodyguard disana memang tampan-tampan.

Dia kini berhasil masuk ke dalam rumah, dan masuk ke dalam kamar Liliana, yang tidak terkunci. Terlihat gadis itu sedang menangis dengan mata yang bengkak, wajah yang memerah, dan tubuh yang penuh dengan luka.

"Liliana," ucap Natanael dengan suara rendahnya.

Alangkah terkejutnya Liliana tatkala mendengar suara yang sangat dia rindukan. Suara kekasih yang sudah 2 bulan menghilang tidak bisa didengarkan.

Sesaat Liliana menoleh, dia benar-benar tidak menyangka bahwa kini Nathanael sudah berada di rumahnya.

"Kenapa kamu ke sini?" Jantung Liliana berdegup begitu kencang, wanita itu langsung menarik Nael masuk ke dalam kamarnya, dan menutup pintu kamar itu rapat-rapat serta menguncinya.

"Bagaimana kondisimu sekarang, apakah sangat sakit?" Nael bertanya kepada Liliana, lalu melihat ke sekujur tubuh Liana yang penuh dengan luka cambukan.

"Aku tidak apa-apa, tapi kenapa kamu bisa datang ke sini. Aku harap kamu segera pulang, keluarlah dari rumah terkutuk ini, karena kalau tidak maka dia menemukanmu, kamu bisa dalam bahaya, mereka bisa membunuhmu," tangis Liliana meledak dia tidak mau sampai terjadi sesuatu hal kepada Nathanael.

Kejadian tentang Yoga tidak boleh sampai terulang kembali. Apalagi Natanael adalah orang yang paling dia cintai saat ini.

"Aku datang untuk menyelamatkanmu, ayo ikutlah denganku, kamu harus keluar dari rumah ini, aku sudah mengantongi barang bukti, tindakan kekerasan yang dilakukan oleh suamimu," ungkap Natanael kepada Liliana.

"Aku tidak bisa keluar dari rumah ini, karena kalau aku keluar, ibuku dan seluruh keluargaku akan dibunuh olehnya," tangis Liliana tidak terelakkan lagi, dia menangis sejadi-jadinya dan kini Natanael hanya bisa menatapnya dengan tatapan iba.

Pria itu lalu mendekap lembut tubuh Liliana dengan pelukan penuh kasih sayang. Sungguh sangat membahagiakan, ketika kini bahkan Liliana bisa di dekap seperti itu oleh orang yang sangat dia sayang.

"Yakinlah aku pasti akan menolongmu, ayo kita keluar dari rumah ini," ucap Natanael kepada Liliana sambil mencoba menyeka air mata wanitanya.

"Benarkah kamu akan membantuku, menyelamatkan aku, dan keluargaku?" Liliana menyeka air matanya, dia berharap Nathanael mengatakan ia kepadanya.

"Semua itu adalah kenyataan. Aku akan berusaha membantumu sekuat tenaga, kita keluar dari sini," ajak Natanael kepada wanita tersebut. Akhirnya Liliana pun mengangguk dan menyetujui semua ajakan dari kekasihnya tersebut.

Bukan kekasih lebih tepatnya mantan kekasihnya. Tetapi apakah Liliana dan Natanael bisa keluar dari rumah itu tanpa ketahuan oleh para penjaga?

Oke kita saksikan di chapter selanjutnya Sampai jumpa minggu depan.

ABNORMAL (Novel nex, Di Goodnovel, Hi novel, Gonovel)Where stories live. Discover now