Cinta Yang Menyakitkan

1.5K 96 19
                                    

Waktu itu sekitar pukul jam 3 pagi. Semua orang sudah tertidur dengan lelap. Dan ini adalah waktunya Liliana dan Natanael menyelinap keluar dari rumah besar, tempat di mana Liliana terkurung dan terpenjara.

Dengan mengendap-endap mereka Akhirnya bisa meloloskan diri dengan menyamar menjadi seorang pelayan, yang hendak pergi ke pasar, dan itu berhasil.

Di dalam perjalanan menuju ke rumah Natanael, Liliana hanya menangis dengan tersedu.

Kini mereka sudah sampai di rumah Natanael, rumah yang tersembunyi yang tidak diketahui banyak orang, Nathanael memang tergolong keluarga yang kaya raya, sehingga dia memiliki banyak rumah.

"Syukurlah kita bisa keluar dari tempat itu, tempat yang sangat mengerikan, terlihat seperti rumah yang sangat indah dan mewah tetapi isinya--" ucapan Natanael terhenti karena dia tidak bisa melanjutkannya.

"Aku sudah berada di sana semenjak 10 tahun lalu, saat itu aku berusia 17 tahun." Liliana berkata kepada Nathanael.

"Apa? Dari usia 17 tahun?" Natanael tampak terkejut mendengar ucapan dari mantan kekasihnya.

"Iya benar sekali, saat SMA ... Ayah menikahkan aku dengannya, dengan syarat tuan Abraham wicaksana memberikan biaya pengobatan untuk ibu, yang sedang sakit kanker, tetapi sampai akhirnya Ibu meninggal kemarin, aku bahkan belum bisa terbebas darinya, karena aku masih harus mencari uang untuk ayah." Air matanya menetes dengan begitu deras, ketika dia mengingat soal masa lalu yang menyakitkan.

"Jadi kalian menikah sudah 10 tahun?" Nathanael bertanya sambil menatap Liliana, dengan tatapan yang penuh dengan kecurigaan.

"Iya 10 tahun aku tinggal di rumah itu, menjadi nyonya besar dan simpanan dari tuan Abraham Wicaksana, aku tidak bisa bebas seperti wanita lain, aku tidak bisa mencintai orang lain, dan aku hanya bisa menjadi wanita hina seperti yang kamu lihat sekarang. Aku adalah wanita murahan," ucap Liliana sambil menundukkan wajahnya, dia benar-benar merasa rendah diri di hadapan pria itu, Liliana merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan Nathanael, walau pun hanya sesaat mereka pernah menjalin hubungan asmara.

"Sudah jangan bicara seperti itu lagi, aku baru sadar, bahwa aku marah padamu karena aku merasa sangat cemburu saat itu. Tapi itu sudah berlalu, dan aku sekarang ingin meminta maaf darimu, karena sudah salah paham, mengira kamu sebagai wanita murahan, ternyata ada kejadian dibalik semua yang kamu lakukan. Yang aku tidak tahu, Liliana maukah kamu memaafkan aku?" tanya Natanael kepada Liliana dengan tatapan mata yang sendu, namun terlihat berharap Liliana akan memaafkannya.

"Kenapa kamu selalu minta maaf kepadaku, semua ini adalah kenyataan, aku bukanlah wanita yang baik, dan setia. Aku adalah wanita yang hina dan murah," ungkap Liliana dengan nada yang rendah, lalu dia pun menyeka air matanya, dan mencoba tersenyum dihadapan Nathanael.

"Aku tidak tahu, kalau kamu seperti ini, aku hanya menilai mu dari satu sisi, dan saat itu aku sungguh membencimu, tetapi saat aku melihat kenyataan bahwa kamu sebenarnya tersiksa dan menderita, aku merasakan kesakitan yang sama, ketika mendengar teriakan mu di sana, aku masih sangat mencintaimu dan aku sangat menyayangimu, aku akan membawa mu pergi dari sini, kita lari ke luar Negeri ya," kata Nathanael sambil membelai Liliana dengan lembut.

"Benarkah Nael, kamu akan membawaku pergi jauh dari sini?" tanya Liliana dengan tatapan mata yang penuh harap.

"Jelas saja itu benar, Sayang. Aku akan membawamu ke luar Negeri dan kita akan menikah di sana," ungkap Natanael dengan nada yang rendah, namun terdengar begitu kencang di telinga Liliana, dan itu membuat jantung Liliana yang berdebar begitu hebat.

"Terima kasih banyak Nael, aku sungguh tidak mengira bahwa aku bisa bersama denganmu lagi," lirih Liliana dengan tangisannya yang meledak.

Kini Nathanael memeluk Liliana dengan begitu erat mencoba untuk menenangkan wanitanya dari semua rasa sakit hati yang dia rasakan.

"Jangan menangis lagi, ya Sayang. Mungkin ini sudah takdir untuk kita, harus bersembunyi diam-diam menikmati rasa cinta yang menyakitkan, tetapi aku akan berusaha untuk membahagiakanmu, membawa kamu lari dari sini tanpa sepengetahuan dia," kata Nathanael dengan nada yang rendah.

"Terima kasih banyak. Aku sungguh bahagia mendengar sini semua." Liliana semakin menangis mendengar ucapan Nathanael, karena dia begitu bahagia akhirnya dia bisa bersama dengan laki-laki yang dia cintai.

"Tidak usah berterima kasih karena ini sudah kewajiban ku untuk membahagiakan mu, wanita yang sangat aku cintai," ucap Natanael sambil mengecup kening Liliana dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Lantas bagaimana dengan pertunangan mu bersama Hana?" tanya Liliana kepada sang kekasih.

"Aku tidak akan memutuskan dia sekarang, karena itu akan mengundang kecurigaan, tetapi nanti jika kita sudah berhasil keluar dari Negeri ini, dan sudah sampai di tempat tujuan kita, maka aku akan segera menghubungi Hana dan memutuskan pertunangan kami," tukas Natanael sambil menatap sang kekasih dengan tajam.

"Hana pasti akan sangat kecewa," lirih Liliana dengan wajah yang tertunduk.

"Bagaimana lagi ... aku tidak mencintainya, karena yang aku cintai hanya kamu," tukas Nathanael dengan nada yang rendah.

"Apa kamu benar-benar mencintaiku, padahal aku seperti ini." Liliana tampak begitu minder dan tidak percaya diri.

"Seperti apa? Aku memang pernah salah paham kepadamu, tetapi sekarang mataku sudah terbuka. Aku sudah mengetahui semuanya, bahwa kamu memang bukan wanita yang dikatakan oleh pria itu, kamu menikah dengan Tuan Abraham Wicaksana karena terpaksa, bukan karena ingin harta dengan sengaja, dan aku tahu serta melihat sendiri betapa kamu menderita di rumah tersebut, karena itulah aku memutuskan untuk kembali padamu dan menjalin kembali rasa cinta kita yang sempat tertunda. Liliana maukah kamu menikah denganku, kita membina rumah tangga dan hidup baru di Negara yang baru," tanya Nathanael kepada Liliana.

"Benarkah kamu melamarku, benarkah kita akan segera menikah, apakah ini hanyalah sebuah mimpi?" Liliana berkata dengan mata yang berkaca-kaca, tidak percaya bahwa akhirnya dia dilamar oleh Natanael pria yang sangat dia cintai selama ini.

"Tentu saja itu benar, mana mungkin Itu hanya sebuah kebohongan, karena aku tidak pernah berkata bohong sekali pun kepadamu," kata Nathanael sambil mengecup kening Liliana dengan lembut penuh kasih sayang

Liliana malah menangis dengan tersedu. Dia merasakan kebahagiaan yang teramat dalam, ketika dilamar oleh pria yang sangat dia cintai.

"Aku sangat mencintaimu Nael. Aku dulu pernah jatuh cinta kepada pria yang bernama Yoga, tetapi pria itu di bunuh oleh Tuan Abraham bersama dengan Hendrata, aku takut terjadi sesuatu kepadamu, karena itu sebelum aku menerima lamaran mu kamu harus dipikirkan konsekuensinya jika mendekatiku, bisa-bisa nyawa kamu terancam," lirih Liliana kepada Natanael. Pria itu terdiam sambil menatap Liliana dengan sendu.

Apakah Nael bersungguh-sungguh hingga berani melawan maut?

ABNORMAL (Novel nex, Di Goodnovel, Hi novel, Gonovel)Where stories live. Discover now