Cemburu

4.3K 163 7
                                    

Warning 21+
Dilarang baca untuk yang sedang puasa.
🎄

"Aku tidak bisa menjadi kekasihmu. Bukannya aku tidak mau menerima pernyataan cintamu, dan ketulusan perasaanmu, kita hanya akan tetap menjadi teman," kata Liliana dengan mata yang berkaca-kaca.

"Teman?"

"Sebagai seorang teman, teman dalam segala hal. Maukah kamu menjadi temanku, kita akan seperti ini jika kita mau," kata Liliana sambil berbalik ke arah Yoga, lalu menatap Yoga dengan tajam, kemudian Liliana jinjit untuk menyamakan posisi tubuhnya dengan Yoga dan dia pun mengecup bibir Yoga perlahan, setelah itu Yoga langsung tersadar dengan keinginan Liliana.

"Kita akan seperti ini, menjadi tempat dalam segala hal. Baiklah kita akan menjadi teman di depan semua orang," ungkap Yoga dengan senyumannya, dan Liliana pun tersenyum, lalu berlari meninggalkan Yoga. Gadis itu langsung turun dan menuju ke mobilnya.

Liliana sudah masuk ke dalam mobil, tetapi di sana tidak ada Hendrata, entah kemana bodyguard-nya itu berada. Liliana mencoba untuk menghubungi Hendrata, namun Hendrata tidak menyahutnya sama sekali.

"Kemana sebenarnya Hendrata?" pikir Liliana di relung hatinya.

Tiba-tiba saja Hendrata datang tanpa menyapa Liliana sama sekali, pria itu langsung mengemudikan kendaraannya. Dia sangat marah sepertinya, karena melihat kejadian yang telah dilakukan oleh Liliana dan Yoga. Hendrata kini adalah seorang laki-laki yang sedang cemburu dan itu sangat berbahaya.

"Hendrata. Ya ampun jangan mengemudi sekencang ini, aku masih ingin hidup," kata Liliana merasa terkejut dan Hendrata mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang layaknya seorang pembalap formula 1.

Hendrata tidak menyahut ucapan dari nyonya mudanya. Drata itu masih mengemudikan kendaraannya dengan sangat kencang, dan itu membuat Liliana begitu takut. Gadis itu ketakutan dia memegang sabuk pengaman begitu erat. Tetapi ada satu kejanggalan.

"Ini bukan jalan mau ke rumah, kita mau ke mana, aku mau pulang, papi mau pulang sebentar lagi," kata Liliana kepada Hendrata.

Sekali lagi Hendrata tidak menyahut ucapan Liliana, dia hanya mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan yang benar-benar membuat Liliana ketakutan.

"Kita mau ke mana Dra, antar aku pulang sekarang juga!" Liliana benar-benar merasa takut dengan sikap Hendrata yang diam seperti itu, Lian tidak mengerti kenapa bodyguard-nya tersebut bisa bersikap sangat menakutkan.

Tiba-tiba saja Hendrata terkini menepikan mobilnya di Sebuah Jalan yang sepi, tidak ada rumah, tidak ada mobil, atau motor yang lewat, dan benar-benar teramat sepi. Pria itu langsung pindah ke jok belakang duduk berdekatan dengan nyonya mudahnya.

"Kamu menakuti aku, kenapa kita berada di sini, bagaimana kalau ada orang jahat?" Liliana bertanya pada Hendrata, namun pria itu tidak menjawab sama sekali, yang ada yang Hendrata langsung melepaskan seluruh pakaiannya dan mencoba melepaskan pakaian yang dipakai oleh Liliana.

"Apa yang akan kamu lakukan? Apa kita mau melakukannya di mobil, kamu pikir saja, bagaimana kalau ada yang melihat?" kata Liliana dengan ketakutannya. Dia amat takut jika ada orang yang melihat kejadian ini, maka dia tidak akan mendapatkan ampunan dari papinya.

"Nyonya hanya tinggal menikmati saja," kata Hendrata dengan suara yang pelan namun penuh penekanan, pria itu menahan semua marah dalam jiwanya, mengumpulkan seluruh tenaganya untuk bisa membuatnya nyonya mudanya jatuh dalam pelukannya.

Kini mereka sudah tidak mengenakan baju bagian atas, kini Hendrata pun langsung melepas bagian baju bawahnya, sehingga gadis itu kini sudah telanjang tanpa mengenakan sehelai benang pun.

Hendrata langsung menyerang Liliana mulai dari meremas buah dada milik Liliana. Hendrata melakukannya dengan sangat kasar dan itu membuat Liliana tidak nyaman.

"Kamu tidak sopan, kamu tidak boleh memaksa aku seperti ini!" Liliana mencoba mendorong Hendrata, namun kini tanpa aba-aba Hendrata langsung memasukkan senjatanya ke dalam lubang surga milik Liliana. Gadis itu belum siap, bahkan belum basah sama sekali, tetapi Hendrata terus memompanya membuat dia kesakitan.

"Emmhh Dra sakit Dra ... jangan seperti ini!" lirih Liliana dengan tetesan air matanya, gadis itu merasakan kesakitan yang teramat dalam, ketika benda tumpul itu berkali-kali menghujam tubuh bagian bawahnya.

Bukan kenikmatan yang dirasakan olehnya, tapi rasa sakit dan siksaan yang dia rasakan. Hendrata yang menikmati tubuh nyonya mudanya dengan begitu bergairah, namun sebaliknya Liliana malah tersiksa. Dia merasakan kehancuran dalam jiwanya, miliknya seolah terkoyak tak berbentuk, sakit, perih, dan tidak ada rasa nikmat sama sekali.

"Sudah-sudah sudah sakit sekali, aku tidak tahan," ungkap Liliana mencoba memohon kepada Hendrata yang terus membuat tubuhnya terguncang dengan gerakan yang begitu fantastik, sangat kencang dan menyakitkan.

Untuk sebagian wanita itu adalah kesenangan, tetapi untuk Liliana itu adalah penderitaan, Lian sudah sangat muak dengan perasaan sakit ini, Liliana sudah muak dengan rasa sakit yang diderita, kapan dia akan menghilangkan rasa sakit dalam dirinya, dia pun ingin merasakan rasa nikmat sebagai seorang wanita, ketika disentuh oleh pria, tetapi kenyataannya dia belum pernah bisa merasakan hal itu sampai sekarang.

Saat ini Hendrata tidak peduli kesakitan Liliana, pria itu telah terbakar api cemburu, sehingga yang ada di dalam pikirannya hanya ada nafsu semata.

Butuh waktu 20 menit akhirnya pria itu menuntaskan semua pekerjaannya, Drata menumpahkan seluruh lahar panas di dalam rahim sang nyonya muda. Bukan cuma Hendrata yang merasa lelah dan lemas, liliana pun merasakan rasa lemas yang teramat dalam, tubuhnya masih merasakan kesakitan, dia tidak berdaya bahkan untuk sekedar mengenakan pakaiannya.

"Kamu kasar Hendrata. Aku benci sama kamu, aku tidak mau lagi sama kamu, mulai detik ini aku tidak mau kamu sentuh lagi. Aku tidak mau kamu perlakukan sampai sehina ini, aku bukan pelacur yang bisa kapan saja kamu sentuh. Aku tidak mau kamu terus-menerus menganggap aku sebagai wanita yang bisa kapan saja kamu pakai," ungkap Liliana dengan tangisannya, gadis itu menangis dengan begitu lirih, karena Hendrata menyentuhnya dengan sangat kasar seperti tadi.

Tidak ada yang merasakan kesakitan hatinya, Hendrata malah menikmati tubuhnya, sedang Liliana tidak menikmati sama sekali, dia menyadari bahwa dia memang bukan wanita normal, karena tidak pernah bisa merasakan indahnya bercinta selama ini.

Ketika Liliana sedang terisak, tiba-tiba saja hendrata mulai merasa bersalah, dengan apa yang telah dia lakukan, dia datang mengecup lembut kening Liliana, dan membantu memakaikan pakaian Liliana.

"Maafkan aku Lil, aku hanya merasa cemburu. Apa yang kamu lakukan dengan pria yang bernama Yoga Itu membuat hatiku terbakar, ternyata aku sudah sangat mencintaimu. Aku tidak mau berbagi dirimu dengan pria lain," ungkap Drata sambil memeluk Liliana dengan begitu lembut, Liliana hanya bisa menangis, mendengar ucapan dan Drata. Liliana benar-benar merasa sakit hati dan kesakitan karena perlakuan Hendrata barusan.

🎄🎄🎄

Bersambung.

ABNORMAL (Novel nex, Di Goodnovel, Hi novel, Gonovel)Where stories live. Discover now