~ Part 26 - Mystere ~

Start from the beginning
                                    

"Kau benar, aku mencintai adikku sepenuh hatiku. Kalau saja kedua ayahku tidak menempatkanku sebagai antivirus antara Alliance dengan organisasi nirlaba di bawah mereka, maka mungkin aku bisa meninggalkan agamaku untuk meraih kebahagiaanku. Tapi aku tidak bisa, perlindungan Paus berada di sisi putih Alliance. Jika aku berpindah agama, ratusan ribu nyawa akan terancam karena Alliance tidak lagi memiliki pengendali. Ini saja aku mulai kewalahan mengatasi politik hitam yang menuduhku bermuka dua. Terdengar familier, dok? Kau sendiri pernah merasakannya, bukan? Karena kita memiliki dua kewarganegaraan yang tidak bisa kita pilih. Sementara Arsy tidak akan pernah memilih lelaki yang berbeda agama dengannya, itu cukup pahit untuk aku terima. Aku adalah kakaknya, laki-laki yang paling mencintainya. Aku harus memiliki keteguhan pada agama yang aku anut sekarang. Karena aku memimpin setengah koloni Alliance yang berusaha membendung sisi hitam dalam kendali Xavier Archangel walau dia bukan pewaris yang sah. Jadi, jika Arya ingin menikahi adikku, dia harus melewati neraka yang aku ciptakan."

Lion terkekeh, "Apa kau punya firasat jika Arsy akan memilih Arya?"

Mendengar pertanyaan itu, Logos mendengkus kasar. "Arsy akan menikahinya, hanya karena Arya pernah melihat auratnya. Pertama, bocah nakal itu pernah melihatnya tanpa hijab, kedua anak sinting itu memasuki kamar adikku saat dia baru selesai mandi. Arsy pernah menangis di hadapanku, jika Tuhan telah menentukan dirinya kelak akan menjadi istri Arya karena lelaki itu pernah melihatnya setengah telanjang. Walaupun aku tidak memahami kondisi seperti ini, aku kadang merasa agama Islam itu terlalu berlebihan."

"Tidak berlebihan sebenarnya, itu sudah menjadi aturan Tuhan dan jika manusia mengikutinya, semua ada hikmahnya. Tapi aku juga tidak berhak mengatakan ini kepadamu, aku pernah memiliki dua agama yang kuhormati sampai usiaku dewasa. Aku 'pengikut' Budha yang taat sampai usiaku cukup dewasa untuk memilih agamaku sendiri," Lion tersenyum. "Ya Tuhan, kenapa kisah Arya mengingatkanku akan kesialanku sendiri?" gumamnya sebelum berkonsentrasi kembali kepada pekerjaannya, walaupun sekilas dia mengingat kembali, ada satu hutang besar yang harus segera dibayarnya dalam waktu dekat.

Beberapa bulan silam, saat menghadiri pertemuan kenegaraan di Dubai, dia melakukan kesalahan cukup fatal karena kecerobohannya. Setelah merasa pusing dan cukup mabuk karena dipaksa meminum Henri IV Dudognon oleh para pangeran, dia berniat kembali ke kamar. Dudognon dengan botol fantastis itu disebut-sebut sebagai "DNA-nya Cognac." Sehingga bagi Lion yang tidak terbiasa mencicipi minuman beralkohol, tubuh super sehatnya menjadi rentan mabuk. Terlebih dia vegetarian yang sangat hati-hati dengan apa yang dikonsumsinya, kalau saja Ali dan Louis tidak memaksanya, tentu Lion malas meminumnya.

"Ini hanya anggur," bujuk Ali sambil tertawa. "Kau akan mengecewakan Gyalsey."

"Kedua kakakku penganut Vajrayana Buddhisme yang taat, mereka tidak minum, oke?"

Louis tertawa. "Oh ayolah, hanya sedikit saja..." karena Louis sendiri yang menuangkan, terpaksa Lion menerimanya walaupun setelah itu dia berpamitan untuk kembali ke kamarnya. Istana Qasr Al Wathan begitu luasnya, dan karena lelah, dia langsung memasuki sebuah ruangan yang dikiranya wilayah 'zaujun' tempat dirinya dan para pangeran bermalam.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
US - Beautiful LiarWhere stories live. Discover now