~ Part 3 - Le Coeur ~

2.7K 322 50
                                    

Demain, dès l'aube, à l'heure où blanchit la campagne,

Je partirai. Vois-tu, je sais que tu m'attends.

J'irai par la forêt, j'irai par la montagne.

Je ne puis demeurer loin de toi plus longtemps

Besok, ketika fajar memutihkan pedesaan

Kutinggalkan pesan untukmu menungguku

Kan kulewati hutan dan pegunungan

Ku tak bisa jauh darimu lagi

---

Jemari Nayla bergetar meletakkan setangkai Chrysanthemum putih di meja marmer. Dulu, meja itu sengaja diletakkan oleh Aryan di dalam rumah kaca untuk melakukan penghormatan kepada Claire, mantan kekasihnya yang dikiranya telah tiada. Sekarang tempat ini menjadi tujuan Nayla tatkala airmatanya telah habis dialirkan dalam sudut-sudut malam, bertumpu pada shalat dan doa untuk mengharapkan keajaiban.

Ardan belum ditemukan, dan tanpa kabar. Bulan-bulan telah berlalu dan Aryan dengan berat hati mengatakan kepada Nayla untuk mulai mengikhlaskan kepergian putra mereka.

Hari demi hari, bunga krisan yang telah layu selalu disingkirkan oleh para pelayan dan Nayla mengganti dengan krisan putih yang baru, sambil berdoa, dimanapun Ardan sekarang, Tuhan menjaga sang putra dengan baik. Sebagai seorang ibu, tentu tidak akan pernah memiliki rasa ikhlas yang murni untuk melepaskan separuh nyawanya. Jika boleh memilih tentu Nayla menginginkan bertukar posisi, lebih baik dia yang meninggalkan, bukan berada di posisi ditinggalkan.

Masih diingatnya kejadian tak terduga ketika Ardan lahir.

"Kau dilahirkan di Paris, apakah kau juga ... membuat akhir yang indah disana, nak?"

Airmata Nayla telah kering, hanya hampa, ruang kosong besar tersisa di hatinya sekarang.

Bayi gemuk yang lucu dan menggemaskan, menjelma menjadi bocah yang luarbiasa lucu dan cerdas, remaja yang kalem dam malu-malu dengan behel dan sifat kutu bukunya, hingga pemuda tanggung yang selalu mencurahkan rasa hati dengan gitar akustiknya. Tetiba video yang di upload Ardan viral saat putranya menyanyikan lagu lawas Clean Bandit berjudul Simphony dengan gitarnya. Setelah itu, karier musik sang putra dimulai. Setelah jauh hari sebelumnya Ardan dilatih untuk memasuki SIA sebagai agen muda, waktunya semakin dihabiskan di luar untuk tur dan konser dengan band miliknya. Nayla tak lagi bisa memeluk sang putra setiap saat. Jika diingat, memang Ardan nyaris tak pernah menimbulkan masalah, Aryan mampu membagi waktu yang baik saat Ardan dalam masa keemasan. Tak jarang sang putra diajak ke tempat kerja dan dengan gila sesekali diikutkan untuk memikirkan sebuah strategi perang. Pembelajaran tertentu diberikan Aryan kepada putranya lewat sebuah game yang menarik, anak itu tanpa sadar telah belajar banyak hal padahal dia merasa hanya memainkan game saja. Ardan juga jarang sakit karena Aryan selalu memberikan makanan terbaik yang dipesan dari Errial. Makanan raw food ataupun camilan kesehatan. Benar-benar seperempat abad yang menyenangkan. Justru masalah ada pada Aryan yang sering membuat Nayla khawatir dengan misi-misi berbahaya yang dilakukannya.

Nayla memandangi bunga-bunga yang mulai mekar di rumah kaca. Bagian ini terasa seperti kepingan surga saat aneka bunga dengan keharumannya memenuhi ruangan. Dulu, dia terkadang menemani sang putra belajar di rumah kaca ini ataupun menemaninya bermain musik.

"Bunga selalu menenangkan dan menginspirasi, seperti ibu..." puji Ardan sambil melihat ibunya. "Kelak, aku akan memilih pendamping yang sama anggunya dengan ibu..."

Nayla tersenyum pedih.

"Istri? Bahkan wanita yang kaucintai tanpa ragu menerima uluran tangan lelaki lain. Kalaupun kau kembali, sudah terlambat untuk membawa Mutiara ke sisimu. Aku tidak tahu apakah aku harus marah atau tidak karena ini, semua terjadi begitu cepat, seperti pernikahanku dengan Aryan dulu. Ah, nak...dimana kau sebenarnya sekarang, apa kau tidak merindukan ibu?"

US - Beautiful LiarWhere stories live. Discover now