f o r t y s e v e n

639 137 101
                                    

[47]
Even The World's Greatest Villains Plan Their Attack

...

maaf karena lama banget, niatnya mau update semalem tapi aku lemes karena keracunan makanan gaes :") mana hari ini les aku ada ujian, jadi mohon pengertiannya ya, ily

...

"Ini nih, si tersangka utama!"

Sore itu Raja pasrah ditarik kerahnya seperti narapidana, diseret secara tidak terhormat seperti maling ayam jago Pak Haji, pelakunya siapa lagi jika bukan Arjuna. Hendak mengadu kepada ketiga hawa yang sedang bercengkrama.

Sesuai dugaan, mereka semua berhenti bersuara, sekian detik meninggalkan suara tunggal yang berasal dari Yovita, "Tersangka utama apa?"

"Uda gue bilang, gak ada yang tahu kecuali lo," kata Raja sambil menepis tangan Arjuna dari bajunya.

"Gak ada yang tahu apa?" Gantian Iris yang bertanya.

Arjuna mengabaikan, tidak sabar ingin segera memulai ceramahnya dengan harapan Raja akan mendapatkan akal sehatnya kembali. "Dari sekian banyaknya cewek yang ada di sekolah ini, belum lagi cewek-cewek sekolah tetangga--"

"Ada apa sih?" Vanessa menyela, sama bingungnya dengan kedua gadis yang lain.

"--lo harus banget pacaran sama cewek yang berusaha untuk mampusin lo??" Arjuna, lagi-lagi mengabaikan. "Gue kasih tahu lo sekarang, gak ada baiknya lo jadian sama si kedatit--"

Raja menghela napas, menggaruk-garuk keningnya sementara ketiga gadis yang awalnya duduk tenang itu langsung duduk tegak membanjirinya dengan tanya.

"Bentar bentar? Kak Raja ngapain??" Yovita mengerutkan kening tidak habis pikir.

Iris sendiri langsung melotot pada si oknum tersangka, menusuknya dengan tatapan aku-harap-apa-yang-dikatakannya-tidak-benar.

Sementara Vanessa, gadis itu hanya bersuara bingung bercampur kaget. Ditatapnya Raja yang menundukkan kepala, kedua tangan diletakkan di belakang kepala.

"Si goblok jadian sama kedatit," sahut Arjuna menginformasikan dengan sebal.

Sebelum memancing teriakan pertidaksetujuan, Raja duluan mengangkat kedua tangannya ke atas, meminta agar diberi kesempatan untuk menjelaskan.

"Gue gak jadian! Gak ada yang jadian disini!" jeritnya panik, sedikit takut diamuk ketiga gadis itu. Padahal yang memiliki kemungkinan paling besar melempar sendal ke kepalanya hanyalah Yovita-- Iris dan Vanessa terlalu baik hati, walaupun tidak tertutup kemungkinan mereka ikut menggebuknya sesekali.

"Katanya dia nggak jadian, tapi 'bakal' jadian," sahut Arjuna setengah meledek. "Sama aja jancuk, nyari mati lu."

"Denger, kita buat perjanjian, kedat-- maksud gue Felicia, Felicia sama gue uda buat perjanjian," Raja buru-buru menjelaskan, dengan dukungan gestur tangan. "Kita gak bakal kontekan sampai ujian akhir ini selesai. Whatsapp juga di-block, jadi semuanya aman. Okay??"

Hening selama sekian detik, lalu Yovita berkomentar,

"Goblok lu, kak."

Arjuna sontak tertawa bangga. Raja mengerang menutup wajah.

"Uda gue bilang sama lo, gak ada baiknya dari lo jadian sama si kedatit, sekarang maupun nanti," kata Arjuna sambil memukul lengan sahabatnya dengan punggung tangan. "Denger nih ya, walaupun lo berencana jadian 'nanti' setelah ujian, abis itu apa? Lo tamat, dia kelas dua belas. Hubungan kalian gak bakalan awet juga. Bukan kandas tengah jalan, tapi kandas dari awal!"

Exam Service Provider | 02-04lineМесто, где живут истории. Откройте их для себя