t h i r t y e i g h t

667 159 98
                                    

[38]
Espionage

...

ini bab yang membosankan tapi untuk kelanjutan cerita harus di publish

dan janganlah khawatir wahai para pembaca, aku engga mengaramkan kapal apa-apa. kadang tuh ya, sebuah kapal harus melalui badai dulu baru bisa makin kuat jalannya...

...

"GILA, dingin banget buset. Gak ada yang punya jaket atau apa?" keluh Raja sambil mengacak-ngacak rambutnya yang benar-benar basah.

Padahal ia hanya berdiri sebentar di luar, waktu keluar dari mobil dan menyebrang mengetuk-ngetuk pintu pabrik. Tetapi memang sih jalan depan barisan pintu itu banjir besar-besaran.

Arjuna berdecak, melepaskan hoodie kebesaran yang ia kenakan dan melemparkannya ke Raja. "Noh pake, jangan sampe kena kotor tapi."

Raja menangkap potongan pakaian itu dan buru-buru pergi ke kamar mandi untuk berganti baju. Sambil kaki ayam lagi, membuat Yovita yang sedang mengisap minumannya terkikik tanpa sadar.

Sepatu dan kaos kaki Raja ditinggalkan di sudut ruangan, niatnya sih mau dianginkan sampai bisa dipakai.

Arjuna sendiri kembali ke pintu ketika ia mendengar ketukan lagi. Bukan abang go-food, karena makanan mereka sudah diantar tadi.

Vanessa yang muncul dengan payung biru, kering bersih dan cantik jelita. "Halo, Kak Arjun! Maaf ya aku telat. Beneran kelupaan."

Sementara gadis itu melengos masuk, Arjuna melotot tidak percaya. Detik berikutnya tertawa.

Raja tadi muncul di depan pintu dengan keadaan seperti kelinci putihnya yang baru dimandikan. Vanessa muncul dengan keadaan seperti Miss Indonesia, tanpa setitik hujan pun di tubuhnya.

"Lo tuh terbang atau apa kesini?" tanya pemuda itu geli sambil memasang gerendel.

"Maksudnya?" tanya Vanessa heran.

"Yah kering gitu? Lo tahu Raja uda kayak kucing jalanan masuk got?"

Arjuna aneh. Padahal terbang tidak terbang, asalkan di bawah langit, akan terkena hujan juga.

Vanessa terkekeh, menutup payungnya dan meletakkannya di sisi pintu lipat. "Aku dari samping kak, jalan di berandanya orang-orang."

Jelas cara itu tidak akan terpikirkan oleh Raja, sejak ia tinggal di kompleks perumahan orang kaya. Vanessa tahu, karena wilayah rumahnya selalu banjir dan ia harus mengakalinya sendiri.

"Dih kak Arjun payah gombalannya," komentar Yovita sambil mengaduk-ngaduk minumannya yang tinggal tersisa es batu. "Kalo mau gombal tuh gini kak, 'Kamu terbang ya kesini? Kan kamu bidadari'. Dih, noob!"

Vanessa tertawa kecil sementara Arjuna mendecih. "Ngapain juga gue gombalin Nessa? Dia itu uda gue anggap adek."

"Kakak minum apaan?" tanya Vanessa sebagai gantinya, berlari-lari kecil menghampiri gadis yang lebih tua itu.

Iris sampai beberapa menit setelahnya, keadaannya basah namun tidak separah Raja karena abang Grab-nya kebetulan memiliki jas hujan untuk penumpang.

Gadis itu masuk dengan raut wajah murung, dan langsung berlari menarik-narik Yovita secara paksa.

"Eanying apaan sih lu?? Uda basah, narik-narik lagi??!"

"Ihh bentarrr aja pliss gue mau curhattt," pinta Iris merengek sambil menyeret-nyeret lengan gadis itu.

Exam Service Provider | 02-04lineWhere stories live. Discover now