t h i r t y

769 163 70
                                    

[30]
Cluster of Events

...

Peringatan : adanya perilaku kurang ajar terhadap salah satu karakter. Tolong baca dengan kebijaksanaan.

...

RAJA memangku kelinci putihnya.

Jari-jari tangan kanannya bergerak menggaruk tubuh kecil itu, dengan mudah membuat kelincinya terlena dan menggerak-gerakkan hidung bahagia.

"Kok murah?" gumam Raja, kedua matanya mengintai layar ponselnya sementara tangannya masih menyisir-nyisir bulu Achi.

Dengan kening berkerut, Raja melanjutkan kegiatan belanja online-nya, tanpa sadar menarik tangannya yang satu untuk memperbesar gambar di layar ponselnya.

"Ini asli Nike gasih masa harganya empat ratus doang- aduh Achi!" Raja melotot pada si kelinci yang baru saja menyundul perutnya.

Kelinci itu kecil, jadi ketika ia menabrak perut Raja yang keras, tubuhnya malah membal ke belakang. Sedangkan Raja kaget karena tiba-tiba ada yang melompat ke arahnya.

"Bandel banget sih," omelnya pada kelinci itu. Achi malah menatapnya balik dengan wajah tidak bersalah, menyundul-nyundulkan kepalanya ke tangan kanan lelaki itu.

"Mau digaruk ya lo?" tanya Raja sambil membenarkan posisi duduknya. Ia memilih untuk merebahkan tubuhnya di sofa, kedua kakinya ia lipat menciptakan sebuah ceruk untuk kelinci peliharaannya.

"Sini."

Raja meletakkan Achi di atas perutnya, tangan kanannya kembali menggaruk-garuk badannya yang kecil dan berbulu.

Kelinci itu kembali tenang mendapatkan sentuhan dari tuannya. Matanya menyipit, hidung kecilnya mengendus-ngendus aroma khas remaja yang memangkunya itu.

Bahkan kelinci juga bisa mengenali, siapa yang harus ia sayangi dan siapa yang harus ia hindari. Hanya beberapa hari diurusi oleh Raja dan Achi sudah sepenuhnya patuh pada tuannya itu.

Raja hanya perlu memanggil namanya, dan kelinci itu akan menoleh. Kalau diberi tanda memintanya mendekat, ia akan betul-betul mendekat.

"Achi," panggilnya, dan kelinci itu benar-benar menoleh.

Raja tersenyum bangga.

"Hadiah apa yang cocok untuk cewek?" tanyanya sambil menunjukkan layar ponselnya kepada si kelinci.

Kelinci itu menatapnya, lalu menatap ponselnya. Beberapa detik kemudian Achi membalikkan badan, mengabaikan sang tuan.

Raja menipiskan bibir, mencolek tubuh kelinci putih itu. "Dasar bandel."

Ia kembali menggunakan ponselnya, kali ini dengan kedua tangan, balik mengabaikan kelincinya.

"Kira-kira tipe ketos kayak dia itu sukanya apa?" gumam Raja. "Sepatu kali ya? Tapi gue gatau ukurannya- anjing! Achi, geli!"

Kelinci itu sepertinya sudah lelah diabaikan tuannya. Ia menyusup dari bawah ponsel Raja dan melompat ke wajahnya, mengendus-ngendus lehernya dengan hidungnya yang kecil, meminta perhatian.

"Astagaaa, lo caper juga ya ternyata?" tanya Raja sambil meletakkan ponselnya ke samping.

Pemuda itu menghela napas panjang, menyandarkan kepalanya sementara kelinci peliharaannya itu bergelung nyaman di atas dadanya.

Pandangannya menerawang ke langit-langit ruang tamu, kepalanya sibuk berpikir.

"Harus gimana ya gue sama si kedatit itu?" gumamnya pelan sambil memijat batang hidungnya yang mancung. "ESP ga boleh dihentikan. Nessa masih perlu."

Exam Service Provider | 02-04lineWhere stories live. Discover now