-0-

6.7K 419 21
                                    

Sweet Enemy
Story by : userHilya

Ada yang mengatakan... urusan bumi dan langit itu berbeda. Manusia tidak akan pernah bisa memahami kehendak langit, tapi... itu tidak akan berlaku untuk sebaliknya. Langit selalu mengerti urusan bumi.

Jongin selalu menganggap Sehun sebagai musuhnya, musuh besar yang harus dikalahkan dalam segala hal. Jongin menjadi begitu iri dengan semua yang ada di diri Sehun. Ketampanan, popularitas, juga... bagaimana Sehun selalu bisa bersikap tenang. Jongin merasa iri dengan segala yang dimiliki pemuda itu.

Urusan langit dan bumi itu berbeda, lalu... bagaimana jika Jongin dan Sehun menjadi bagian dari mereka yang merasakan sendiri kegilaan langit? Ketika Tuhan mengabulkan doa dari seorang yang berada di ambang kematian, hingga semuanya menjadi sedikit rumit untuk mereka.

...

Sweet Enemy

Aku tidak mengerti, apa ini lelucon?

– Jongin Park.

...

"Song Sehun! Song Sehun!"

"Park Jongin! Park Jongin!"

Lapangan menjadi sangat panas, padahal jarum pendek jam belum menunjuk angka dua belas. Sekarang masih cukup pagi, tapi teriakan para siswa seolah tidak cukup kuat jika mereka ingin mendukung pria tampan kesayangan.

Song Sehun dan Park Jongin, dua siswa paling panas di sekolah yang tengah bertanding, apalagi yang bisa lebih menghebohkan dari teriakan para gadis kasmaran yang ingin mendukung idolanya?

Jongin berlari cepat menuju ring, bersiap untuk melompat dan memasukkan bola basket. Jam istirahat adalah favoritnya, bersamaan dengan perhatian para gadis yang begitu memabukkan.

"Park Jongin! Park Jongin! Park Jongin!"

Jongin berteriak senang setelah berhasil mencetak nilai, sedikit memberikan cibiran pada Sehun yang hanya melihat malas. Sehun berjalan menuju pinggir lapangan, diikuti oleh tatapan mata dari Jongin. Jongin mendesis pelan melihat siapa yang Sehun hampiri. "Kenapa Lisa masih mendekatinya setelah ditolak?" dengkusnya kesal, membuang asal bola di tangan dan berlari menjauhi lapangan, tidak memedulikan kekecewaan yang jelas penggemarnya berikan. Mood Jongin menurun begitu saja.

...

"Aku ingin seperti Lisa, dia sangat dekat dengan Sehun."

"Lisa cantik dan pintar, yah... sepertinya kau harus bisa sepintar Lisa minimal, jika ingin mendekati Sehun."

"Sehun seperti tidak tertarik padanya, kasihan sekali."

"Haha... apa yang kau harapkan? Cowok seperti Sehun itu memang sedikit sulit. Dia bisa mendapatkan gadis manapun yang dimaunya."

"Menyebalkan sekali, tapi aku masih menyukainya."

Telinga Jongin terasa panas mendengar bisikan teman-temannya. Hatinya terbakar, marah dan kesal. "Song Sehun, lagi?" geramnya, meremat jemarinya sendiri dengan tatapan kesal. Dalam sehari, kekesalannya pada Sehun seperti ditumpuk begitu saja dengan bebasnya.

Jongin berjalan penuh emosi. Tujuannya hanya satu, mencari keberadaan Sehun. Matanya terus bergerak, melihat jalannya dengan tajam. Beberapa kali bertanya dengan nada sedikit ketus pada siswa yang dilewatinya.

"Kau melihat Sehun?"

"Apa kau tadi bertemu Sehun?"

"Sehun di mana? Kau melihatnya?"

Segala pertanyaan serupa terlontar, kakinya masih melangkah cepat. Jongin mendengkus kesal saat matanya mendapati Sehun baru keluar dari kelas, menyebalkan, tahu begitu dia tidak perlu berjalan mengitari sekolah.

ѕωєєт єηєму •√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang