Epilogue

3.3K 350 61
                                    

"Kita bisa dinner lain kali, Jungie. Tapi, festival lampion ini hanya satu kali dalam satu tahun," rengek Jimin yang berdiri disisi Jungkook.

Di awal bulan Januari ini, Jungkook berniat untuk mengajak prianya makan malam di salah satu restoran ternama. Yeah, ini akibat desakan dari Yugyeom untuk segera melamarmu kekasihnya atau Jimin akan berpaling pada pria yang lebih keren, katanya.

Namun, sedari tadi pagi keduanya sudah berbeda pendapat. Inginnya dinner romantis sembari memberikan cincin pada Jimin, tapi Jungkook justru berakhir diantara kerumunan manusia malam itu.

Tangannya menggenggam Jimin dengan teramat erat. Sesekali, ia akan mengumpat pada manusia yang tak sengaja mendorong tubuh mungil kekasihnya.

"Sudahlah, kita pulang saja."

Jimin menggeleng dengan tegas, "Aku mau lampionnya, Jungie."

Oh, Jungkook jengkel sungguh. Terlebih dia tak dapat menahan emosinya kala Jimin hampir terjatuh akibat para manusia yang desak-desakan. Well, Jimin dan sikap membangkangnya jelas bukan perpaduan yang baik.

Ketika tubuh keduanya terhimpit sana-sini, Jungkook seketika mengeram marah kala prianya kini jatuh terduduk ditanah akibat dorongan seorang pria berbadan besar.

"Yah! Sialan!" Makinya berniat untuk menghajar pria itu, sebelum suara Jimin merengek terdengar ditelinganya.

.

.

.

Kali ini, Jimin berdiri agak jauh dari acara festival itu. Jungkook membawa kekasihnya pada sebuah kedai makanan yang tak beroperasi malam itu. Dia menunggu Jungkook kembali sembari tersenyum sumringah.

Agaknya, Jimin membayangkan jika Jungkook akan datang seraya membawa sebuah lampion. Namun, harapannya seketika sirna kala kekasih sialannya itu datang dengan membawa balon berbentuk kartun pororo.

"Yah! Jungkook!" Rengek Jimin tak terima.

Lengan Jungkook bergerak cepat untuk merangkul prianya, "jawab 'iya' atas permintaanku jika kau ingin lampion jelek itu," katanya seraya menyodorkan balon itu kepada Jimin.

Pemuda Park itu sontak mendengus. Namun sama sekali tak ambil pusing, kala Jungkook mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru dari saku jaketnya.

Tanpa banyak bicara, dia segera mengenakan cincin berwarna putih itu pada jari mungil milik Jimin.

"Nah, sekarang kita akan menikah."

Heol.

Sama sekali tak ada romantisnya.

Pun, rona berwarna merah telah menjalar ke seluruh permukaan wajahnya, Jimin tetap bertingkah seolah-olah hatinya baik-baik saja. Dia memilih tak menjawab, sebab Jungkook suka sekali bersikap semaunya.

"Jadi, mana lampionku?"

Jungkook menyentil dahi Jimin, seraya mendengus. "Besok-besok sajalah. Aku lelah."

Manik Jimin seketika membola.

"Lagipula, kau bisa tambah kecil jika berada diantara kerumunan manusia itu, Jim."

Mulut Jimin terbuka lebar, inginnya untuk memutilasi tubuh pria ini, tapi Jimin tak ingin jadi janda sebelum menikah.

"Yah! Kelinci jelek mesum!"

Kekasihnya mengamuk, dan bergerak cepat untuk menggigit pipi Jungkook. Tak habis disana, pemuda Park itu bahkan melempark balon pororo itu keatas tanah lalu diinjaknya dengan menggebu-gebu.

Sementara itu, Jungkook balas tertawa terbahak-bahak, kala mendapati prianya begitu bar-bar malam ini.

"Aku mencintaimu, Jeon Jimin."

"Berisik!"

F I N

Finally ~

Cerita ini selesai dalam kurun waktu dua tahun. What the──Σ(っ°Д °; )っ

So, aku bakalan jelasin beberapa hal yang nggak ada penjelasannya di story ini.

1. Kenapa Tae ngukir 'J'di pipi korbannya?
☞ Nah, mostly banyak dari kalian yang berasumsi jika itu Jungkook, Jimin, atau Hoseok. Tapi 'J' disini maksudnya adalah Jack. Well, aku pernah baca di interview kalau Tae mau Jack sebagai western namenya dia. So, Jack disini mengingatkan kita pada....

Jack the ripper. (╥╯﹏╰╥)ง

2. Kenapa busnya always 271?
☞ Cause, Hyunjae adalah si sopir bus. Dan, Tae bakalan yakin kalau bapaknya nggak akan bawa Tae dalam penyelidikan polisi sepuluh tahun yang lalu. Jadi, bus 271 ini pemberhentiannya di sekitar kawasan sekolah menengah Hanseo. So, Tae melakukan pengintaian pada korbannya sejak ada di bus.

3. Kenapa Tae mengawertkan mayat Ibunya?
☞ Yap. Prestise. Dia bangga karena Ibunya adalah korban pertama dia.

4. Kenapa Jimin disekap dulu, dan nggak langsung dibunuh seperti korban yang lain?
☞ There is something happened with his heart 💕

5. Bagaimana nasib para tokoh?
☞ Untuk Kookmin, mereka happy ending. Hoseok, Yoongi, dan tim jaksanya Jungkook juga berujung bahagia. Nah, Tae gimana? Pun, dia di penjara, tapi Taehyung udah belajar gimana caranya untuk mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain.
Walaupun dia di penjara, tapi Tae masih dapat sisi happy endingnya kok (?).

Okay, that's all from me.

Dan, yeah. Sesulit itukah ngasih vote ke story aku? (╥╯﹏╰╥)ง

Aku berharap banget atas kesan dan pesan kalian selama baca story aku yang ini (╥_╥).

Fyi, aku bakalan buat part tambahan tentang sisi lain dari Kim Taehyung kalau part ini sampai 500 vote.

See u soon, ma love.

Cloudie🐳

Something Happen To My Heart [KM]Where stories live. Discover now