● That Man ●

5.9K 652 32
                                    

Namanya adalah Park Jimin.

Pria dengan tubuh mungil dan surai blonde yang begitu memesona. Ketahuilah, jika hampir sebagian umat manusia memuja sosok bermarga Park itu.

Sekarang ia tengah menempuh pendidikan di Universitas Seoul semester terakhir. Meskipun sibuk dengan skripsinya, Jimin tetap saja melakukan kerja part time demi meringankan beban kedua orang tuanya di Busan.

Selain bekerja di minimarket depan kantor kejaksaan, ia juga mengambil kerja paruh waktu disalah satu kedai ayam goreng──Sebagai pengantar disana──Oh, Jimin sudah cukup kerepotan dengan segala tuntutannya sebagai mahasiswa akhir.

Belum lagi dengan fakta sosok pria bertubuh besar yang akhir-akhir ini sering kali mengikutinya ketika dalam perjalanan ke apartemen. Sungguh, siapa yang tak dibuat takut karena hal kecil itu.

"Kau melamun lagi," kata Taehyung yang berlalu dihadapannya dengan kedua tangan berisi kantong plastik hitam penuh akan sampah.

Jimin mengerjap pelan, lalu mulai menatap sosok wanita didepannya yang memiliki raut wajah tidak suka. Siapa yang rela mengamati sang penjaga kasir yang sibuk melamun sedari tadi? Heol, membuat jengkel saja.

"Maafkan aku," dan Jimin cukup tahu dengan kesalahan yang diperbuatnya. Jadi, dengan cepat tangan mungil itu bergerak untuk menghitung harga belanjaan wanita itu, hingga memasukannya kedalam plastik berwarna putih.

Wanita itu mendengus sebal, kemudian melangkah keluar dari dalam minimarket tanpa peduli ucapan selamat tinggal yang dilontarkan oleh Jimin.

Tak lama setelah kepergian wanita itu, Taehyung kembali masuk kedalam minimarket sekedar meledek sosok temannya yang suka sekali melamun akhir-akhir ini.

"Dia mengumpat padamu disepanjang langkah, Jim." Taehyung menggodanya, dan Jimin balas memberengut kesal.

Melihat reaksi lucu yang diberikan Jimin, pemuda bersurai abu-abu itu lantas terkekeh sembari tangannya bergerak untuk mengacak surai blonde yang terasa begitu lembut itu. Kenyataannya, Jimin itu tidak pernah melakukan perawatan sama sekali.

"Oh, selamat datang." Jimin sontak membungkuk manakala pintu minimarket terbuka, dan menampilkan sosok pria berkemeja putih dengan lengan digulung hingga siku. Ya, seperti biasanya.

Jaksa itu lagi.

Jimin membuat jarak dengan Taehyung yang masih berdiri termangu. Ia dengan terang-terangan menatap tajam pada sosok jaksa muda itu.

"Anda pasti ini makan ramyeon lagi, kan?" canda Jimin dengan wajah berseri-seri, dan Jungkook tidak bisa menampik sosok mungil yang mampu membuat dadanya berdesir hangat.

Ia tersenyum kikuk, sesekali melirik pada pria bername tag Kim Taehyung disisi mataharinya.

Jungkook sudah mengambil tempat langganannya, kemudian menyeruput ramyeon panas itu sembari menunduk dalam untuk menghindari tatapan Taehyung.

"Aku benci pulang sendirian," keluhan Jimin dapat ditangkap oleh indera pendengaran Jungkook. Namja itu mulai teringat akan cerita Wonwoo dan Mingyu beberapa waktu lalu.

Taehyung mengalihkan atensinya. "Sesuatu mengusikmu?" Jimin balas mengangguk dengan enggan.

Oh, dia benci pria besar itu.

Langkah kaki panjang itu.

Dan suara sialan yang selalu menemani tiap langkahnya.

Jungkook yang mendengarnya dengan seksama mulai memikirkan perihal keselamatan pujaan hatinya.

Something Happen To My Heart [KM]Where stories live. Discover now