● Relationshit ●

4.3K 496 46
                                    

Mingyu keluar dari dalam ruangan Jaksa Choi dengan wajah kelewat kusut. Oh, bagaimana mungkin dia diberikan tugas seberat itu, jika mengingat masih banyak senior yang jelas lebih handal ketimbang dirinya.

Dan lagi, si Jeon sialan Jungkook itu entah dimana keberadaannya sekarang. Seharusnya, pemuda bermarga Jeon itulah yang menghampiri Jaksa Choi untuk mendengar segala celotehannya──Mengingat Jungkook adalah ketua tim──benar-benar menyusahkan baginya.

Pemuda Kim itu masuk kedalam lift seorang diri. Punggungnya bersandar pada permukaan benda itu, dengan kedua tangan dilipat didepan dada. Sialan, dia harus lembur lagi malam ini.

Pintu lift akan segera tertutup, sebelum sosok pemuda yang sedari tadi menjadi bahan makiannya menunjukkan tubuh bongsornya didepan Mingyu. Berteriak meminta untuk dihentikan laju pintu, karena dia punya tujuan yang sama dengannya.

"Dasar sialan." Mingyu memaki saat Jungkook bahkan baru mengambil nafas, saat dia harus berlari dari seberang kantor kejaksaan karena menyadari jam istirahat yang telah usai.

Alis Jungkook mengernyit heran. Dia menatap dengan wajah polosnya pada Mingyu, yang dihadiahi pukulan keras pada punggung bidangnya.

"Kau itu kemana saja sih?!" tanyanya kesal. Oh, jika ini bukan wilayah kantor Mingyu bersumpah akan memukulinya habis-habisan.

Jungkook sebenarnya bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Mingyu. Sungguh, mereka itu rekan kerja. Tidak mungkin jika Mingyu lupa dengan rutinitasnya mengunjungi sang pujaan hati.

"Bertemu Jimin tentu saja," jawabnya santai yang sukses membuat Mingyu menghela nafas berat.

Jungkook itu gila.

Gila karena cinta. Dan gila karena Jiminnya itu. Dan sekarang, Mingyu sedikit meragukan kalimat pepatah yang begitu fenomenal.

Cinta itu buta.

Tapi, Jungkook malah jadi bodoh karena cinta.

Mungkin, kalau ada kata yang lebih parah daripada bodoh, itulah definisi Jungkook. Mingyu jadi khawatir dengan kondisi kejiwaan temannya yang satu ini.

"Jimin sialan," gumaman Mingyu masih dapat didengar oleh Jungkook. Pintu lift terbuka, dan Mingyu berniat keluar sebelum Jungkook mencengkeram pergelangan tangannya.

Kepala Mingyu menoleh dengan alis terangkat seolah bertanya 'ada apa?' karena dia sudah diambang batas untuk menghadapi Jungkook dan segala kegilaannya.

"Kau baru saja mengumpati Jiminku."

See, dia yang suka bersikap dingin dan tak ambil pusing dengan apapun jadi begitu sentimental jika itu menyangkut Jimin.

"Ayolah, Jeon. Dia itu tidak punya hubungan apapun denganmu."

Sungguh.

Hati Jungkook tertohok mendengarnya. Jika organ dalam itu berupa kaca, mungkin sekarang sudah hancur menjadi serpihan-serpihan kecil dilantai. Oh, Jungkook mulai jadi hiperbola.

"Hubungan sialan. Apa bedanya aku denganmu? Kau dan Wonwoo bahkan terjebak friendzone." Jungkook mengatakannya dengan nada pongah, lalu berjalan mendahului Mingyu untuk tiba diruang kerja.

Mingyu termangu ditempat. Dia melupakan fakta tentang Jungkook dan mulut pedasnya itu. Si sialan itu tak akan pernah mau kalah. Mingyu akan menjadikan hari ini sebagai pelajaran dalam menghadapi si anjing gila Jungkook besok-besoknya.

.

.

.

Something Happen To My Heart [KM]Where stories live. Discover now