● Tell Me You Love Me ●

3.5K 471 47
                                    

Mentari belum terbit dari ufuk timur, tapi Jimin memilih untuk bangun lebih awal ketimbang biasanya. Sehabis membersihkan diri dan mengenakan seragam sekolah, Jimin memutuskan untuk membuat nasi goreng kimchi di dapur.

Ya, dia berencana untuk membuat bekal hari ini. Jelas, jika itu bukan untuk dirinya, melainkan sosok pemuda Jeon yang kembali mengisi kekosongan dihati Jimin.

Gosh, Jimin tidak akan pernah bisa move on kalau begini terus. Karena, dia masih mengingat dengan jelas permintaan Jungkook waktu itu tentang betapa mengganggunya sosok Jimin dihidup Jungkook tapi, sekarang pemuda itu malah kembali pada Jimin. Persis seperti bocah kasmaran.

Si mungil dibuat bimbang tentu saja. Jungkook berkata seolah-olah Jimin harus segera pergi dari hidupnya, namun sikap hangat Jungkook kemarin kembali meluluhkan hati Jimin. Pemuda Jeon itu menggendong tubuh mungil Jimin diatas punggungnya, membawa langkah ringan menuju apartemen sederhana milik Jimin.

Yang lebih mencengangkan adalah, Jungkook naik tangga. Bukan lift, mengingat Jimin tinggal dilantai 5. Oh, seberapa kuatnya pria itu hingga tetap memasang raut datar saat dia berhasil membawa Jimin pulang ke apartemennya. Dia sungguh luar biasa, pikir Jimin.

Jadi, anggap saja bekal ini sebagai ucapan terima kasih Jimin pada kemuliaan hati Jungkook kemarin. Hati Jimin bahkan meleleh saat memikirkan, jika dia adalah murid pertama yang berada diatas punggung Jungkook. Shit, dia bahkan juga diantarkan pulang. Semua penggemar Jungkook pasti akan sangat iri, tatkala Jimin menceritakan hal besar ini pada mereka.

Jikapun boleh jujur, ini adalah kali pertamanya Jimin memasak. Mengingat betapa sibuknya dia kerja part time hingga menjadi penguntit Jungkook selama seharian penuh, membuat Jimin tak punya waktu sekedar memasak nasi.

Jadilah, dirinya yang selalu mengisi perut dengan makan di kedai-kedai kecil ataupun membuat ramyeon saat krisis ekonomi melanda.

Jimin itu sendirian di Seoul. Dan, dia tak mau membuat keluarganya yang ada di Busan sana kalang kabut, karena Jimin butuh uang. Oh, dia tidak akan setega itu.

.

.

.

"Jeon keparat Jungkook."

Suara Yugyeom mengalun ditelinga Jungkook, namun atensi pemuda itu tetap tertuju pada buku bacaan ditangannya.

Riuh suara kantin tak menghilangkan konsentrasi Jungkook, dan itu membuat Yugyeom mendengus sebal karena diabaikan si kelinci sialan ini.

"Ayolah, aku punya berita penting buatmu." Yugyeom berseru malas, dan Jungkook hanya bisa merotasikan kedua bola matanya dengan malas.

Keduanya duduk di sudut kantin, tanpa mau repot memesan makanan disana. Ya, Jungkook memang tak ada nafsu kali ini, dan untuk Yugyeom pemuda itu kemari hanya karena ingin bertemu dengan cecenguk satu ini.

"Kau pasti menyesal karena sudah menolak Jimin," ledek Yugyeom berusaha memanas-manasi Jungkook yang terlihat tak ada niatan untuk sekedar melirik padanya.

Yugyeom menggeram kesal. Oh, sial. Kenapa pula dia bisa berteman dekat dengan pria menyebalkan satu ini.

Beberapa murid yang duduk dikursi depan mereka tampak saling bisik satu sama lain, tapi Jungkook mana peduli hanya karen itu. Lain halnya dengan Yugyeom, yang mengetahui pokok pembahasan murid lain.

Something Happen To My Heart [KM]Where stories live. Discover now