● Sunshine ●

11.5K 787 71
                                    

Jungkook merajut langkahnya untuk memasuki gedung berwarna putih yang menjulang tinggi dibandingkan bangunan lain disampingnya.

Setibanya dia di kantor, Jungkook segera membersihkan surai cokelatnya yang dihinggapi oleh butiran-butiran salju, kemudian berjalan disepanjang koridor dengan langkah penuh percaya diri.

"Oh, Jaksa Jeon. Selamat pagi." Jungkook hanya balas tersenyum simpul saat beberapa karyawan sibuk menyapanya.

Sehabis menaiki lift yang membawanya ke lantai 5, Jungkook berjalan pelan untuk tiba didepan pintu berwarna cokelat. Ia menarik nafas panjang, lalu mulai menarik kenop pintu dengan begitu santai seperti biasanya.

"Oh, aku bertaruh jika Jaksa Jeon baru saja kembali dari minimarket itu," seru salah seorang pria berkemeja putih dengan lengan digulung hingga siku.

Gosh. Semuanya mulai lagi.

Dua pria lainnya yang berada ditim yang sama dengan Jungkook tertawa begitu kencang, seolah-olah mencemoohnya yang bertingkah begitu konyol. Oh, ayolah. Apa yang salah dengan mengamati pujaan hatinya diam-diam? Jungkook tidak pernah dengar adanya larangan untuk mengagumi sosok pria mungil itu.

Jungkook merotasikan kedua bola matanya dengan malas. Lalu, menyeret kakinya untuk duduk dikursi kebesarannya selama menjabat sebagai jaksa disini.

Selagi ketiga rekannya sibuk berceloteh tentang betapa bodohnya Jungkook ia memilih untuk membaca beberapa berkas kasus, sesekali diikuti pemikiran tentang apa yang akan dilakukannya sepulang kerja nanti. Ya, Jungkook ingin adanya kemajuan dengan hubungan dirinya dan si matahari.

"Apa kau punya sidang setelah ini?" suara milik Mingyu mengalihkan atensi Jungkook, pria bersurai cokelat itu menggeleng sebagai jawaban dan kembali berkutat pada berkasnya.

Yugyeom mendengus dari seberang meja Jungkook. "Itu adalah alasan kenapa matahari tidak pernah mengenalmu sampai sekarang," ledeknya yang tak dihiraukan oleh Jungkook.

Melihat hal itu, Wonwoo tertawa paling besar untuk sekedar mengejek Yugyeom. Lalu, Mingyu hanya mengiringinya dengan kekehan kecil seperti biasa.

"Jangan terus mengusiknya begitu, Gyeom." Mingyu akhirnya bisa mengatur tawa dan mencoba menengahi keduanya. Ya, Yugyeom itu memang yang paling juara dalam menganggu Jungkook, tapi seperti biasanya pria bermarga Jeon itu hanya akan balas menatap dingin tanpa mau memperpanjang argumen.
Tak ada lagi yang memulai pembicaraan. Semuanya berfokus pada tugas masing-masing. Apalagi sosok pria berambut keriting bernama Yugyeom, dia ada sidang sehabis jam istirahat dan tak ingin mengulang kesalahan yang sama seperti minggu lalu.

Oh, dia benar-benar tak ingin kembali diremehkan oleh si kelinci itu. Meskipun terkadang tak menggubris ejekannya, tapi ketahuilah jika Jungkook itu adalah pria yang paling menyeramkan ketika balas dendam.

Benar-benar memalukan.

.

.

.

Jam istirahat tiba, dan Jungkook memutuskan untuk pergi ke minimarket diseberang kantor kejaksaan. Ya, dengan alibi ingin makan satu cup ramyeon disana. Hitung-hitung juga untuk bertemu si mungil yang begitu bersinar layaknya matahari.

Lampu penyeberangan berubah warna menjadi hijau, membuat Jungkook melangkah mantap untuk berjalan menuju kebahagiaannya.

"Selamat datang, Tuan." Jungkook tersenyum kikuk dan balas menganggukkan kepalanya dengan begitu canggung. Sial, dia tidak menyangka bertemu dengan namja manis itu berpengaruh besar begini pada kondisi jantungnya.

Something Happen To My Heart [KM]Where stories live. Discover now