● Jeonlous ●

3.9K 465 31
                                    

Pemuda bersurai blonde dengan kedua tangan sibuk mengenggam kantong sampah itu, tidak bisa berhenti bergumam sedari tadi.

Dia merutuki sang rekan kerja yang tidak bertanggung jawab──Kim Taehyung──karena merayu Jimin untuk menggantikan shift malamnya kali ini. Tidak hanya kali ini juga sih, hampir tiap malam mungkin.

Sehabis membuang sampah didepan minimarket, Jimin kembali berdiri dibalik meja kasir sekedar bermain ponsel dan bersenandung kecil tentang lagu yang didengarnya akhir-akhir ini.

"Jim? Dimana Taehyung?" wanita berparas cantik baru saja keluar dari dalam gudang penyimpanan. Namanya Mina. Dia salah satu pegawai di minimarket juga bersama Taehyung dan dirinya.

Si pemuda mungil mendengus malas. "Pergi kencan bersama Yoongi," jawabnya malas yang dihadiahi tawa kecil oleh Mina.

Gadis bersurai cokelat itu tampak sibuk dengan tugasnya dalam menata barang. Lain halnya dengan Jimin yang dihampiri rasa kelewat bosan. Gosh, sudah 2 jam lamanya Jimin berdiri disini dan belum ada satupun pembeli yang datang berkunjung.

Bahkan, jaksa bodoh itu sekalipun.

Jimin akhirnya memilih untuk duduk dilantai dengan tubuh bersandar pada dinding. Ya, dia berpikir untuk menggunakan waktu senggangnya dengan beristirahat tidak sehat begini.

Manik cokelat itu bersembunyi dibalik kelopak mata Jimin, kemudian mulai terdengar deru nafas si mungil yang beraturan. Oh, dia tidak punya pemikiran lagi tentang minimarket, malu, atau semacamnya.

Mina yang melihatnya pun hanya bisa mengulum senyum, sebab Jimin itu benar-benar punya tingkah yang ajaib. Kelewat menggemaskan malah. Mungkin itu efek seorang Kim Taehyung selama menemani harinya.

"Oh, selamat malam." Mina membungkuk hormat didepan pintu, menggantikan pekerjaan Jimin.

Si pria bersurai cokelat itu memberikan senyum canggungnya, lalu berjalan menuju rak tempat dimana ramyeon berada. Jungkook sedikit menyadari perbedaan letak barang-barang tersebut, karena Jimin cenderung bar-bar. Dia tak punya motivasi untuk semangat bekerja, alhasil beberapa barang terkadang berada di rak yang tak semestinya.

Sehabis memberikan air hangat pada ramyeon miliknya, Jungkook kembali ke tempat dimana biasanya dia duduk untuk mengamati Jimin. Tapi, si mungil itu justru tak memperlihatkan batang hidungnya malam ini. Jadilah sosok Jungkook yang menyeduh ramyeon dengan sesekali manik menelisik ke seluruh penjuru minimarket.

"Iya, aku akan kesana." Jungkook menangkap jelas pembicaraan seorang pegawai wanita. Mungkin, Jimin tidak sedang bekerja malam ini. Jungkook jadi sedih memikirkan jika alasan pria itu cuti adalah dirinya.

Pegawai wanita itu, Mina, mendekati meja kasir dan bergumam pelan. Namun, Jungkook samar-samar masih dapat mendengarnya.

"Jim?"

Si pemuda mungil menggeliat kecil dalam tidurnya. Sungguh, Mina cukup ragu jika ada pria semenggemaskan ini. Jimin bahkan lebih tua beberapa tahun darinya.

"Aku harus pergi ke rumah orang tuaku. Kau baik-baik saja kutinggal?"

Jimin bangkit dari duduknya. Matanya mengerjap pelan, kemudian sesekali mengusap kedua matanya yang masih terasa berat. Kepalanya mengangguk pelan, sadar akan pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh sosok gadis itu.

Setelah kepergian Mina, Jungkook mengambil langkah untuk mendekati Jimin yang masih belum sadar akan kehadirannya disini. Oh, sosok itu tetap terlihat bagaikan seorang peri meskipun ini sudah beberapa tahun lamanya.

"Oh, kau mengagetkanku!" serunya panik saat Jungkook mengambil tempat dibalik meja kasir. Kedua manik sipitnya membola dengan begitu indah, dan Jungkook balas terkekeh karenanya.

Something Happen To My Heart [KM]Where stories live. Discover now