fake -36-

394 67 4
                                    

happy reading

🍥🍥🍥

Yeonjoo melirik kalender disampingnya. Besok adalah terakhir ia melaksanakan ujian. Semua yang berkaitan dengan sekolahnya akan tergantikan ketika ia masuk ke Perguruan Tinggi. Disekitar meja belajarnya pun, sudah ada beberapa tumpukan buku. Tangannya sibuk menulis catatan kecil untuk ia baca saat pagi hari sebelum ujian, sedangkan matanya sibuk bergulir kesana kemari, melihat buku lalu catatan. Setelah semuanya selesai Yeonjoo meregangkan tubuhnya.

Rasa lapar tiba-tiba menyerang perutnya. Yeonjoo melirik jam dinding dikamarnya, lalu mengangguk. Ia merapikan alat-alat tulis dan berjalan keluar kamar. Setiba diluar, matanya menangkap Jongin yang sedang menonton sambil memakan beberapa camilan. Ia melewati lelaki itu dan mencari sesuatu yang bisa ia makan. Tapi hasilnya nihil, dapurnya sangat kosong akan bahan makanan.

"Ibu tidak masak?"

Jongin memutar kepala melihat Yeonjoo, ketika adiknya itu bertanya padanya. "Tidak," jawabnya singkat lalu kembali melihat siaran tv.

Yeonjoo mendecih melihat Jongin yang tampak acuh tak acuh. Kakinya kembali membawanya kedalam kamar, ia mengambil hoodie dilemari—memakainya dan membawa beberapa uang disaku lalu keluar. Jongin melihat Yeonjoo yang seperti akan pergi menghentikan gadis itu. "Mau kemana?"

Jongin yang awalnya berbaring santai disofa langsung duduk tegak. Ia mengernyitkan alis melihat Yeonjoo yang hanya diam sambil menatapnya. "Kenapa kau melihatku seperti itu?" Mata Jongin berpindah-pindah saat adiknya itu menatapnya dengan tatapan dingin.

"Aku mau cari makanan. Aku pergi."

Sedetik setelah suara bernada datar itu keluar, pintu rumah terbuka lalu tertutup kembali. Jongin menelan ludahnya susah payah. Dia marah padaku ya?, batinnya cemas.

Yeonjoo yang sudah keluar dari rumah itu tak berhenti mengumpati kakak bodohnya itu. Sampai-sampai ia sendiri sesak nafas karena terlalu banyak mengumpat. Ia menghela nafas dan memukul pipinya pelan agar emosi tidak merasukinya terus-menerus, ia harus tetap tenang. Kepalanya jadi pusing karena emosi dan juga lapar.

Gadis itu memasuki kedai Ramyeon diujung jalan, memesan satu untuknya. Ia duduk diujung kedai dan memainkan ponselnya selagi menunggu Ramyeon yang ia pesan siap. Jarinya hanya sibuk menekan aplikasi lalu keluar lagi dan begitu seterusnya. Ia benar-benar sangat lapar!

Matanya berbinar ketika melihat Ramyeon yang masih panas itu disajikan didepannya. Asap tipis mengepul diatas Ramyeon. Yeonjoo mengambil sumpit dan sendok lalu memakan Ramyeon panas itu—ia meniupnya terlebih dahulu. Gadis itu sudah seperti orang yang belum makan selama seminggu. Keringat menetes disudut dahinya, pipi putihnya bewarna kemerah-merahan karena panas.

"Makan itu pelan-pelan. Tidak ada yang mau mengambil makananmu."

Suara bariton itu terdengar dikedua telinga Yeonjoo, membuatnya mendongak. Matanya membulat melihat Taehyung duduk didepannya dengan pandangan geli terarah padanya. Sebelah tangan lelaki itu menopang dagunya sendiri.

Uhuk!

Seketika Yeonjoo tersedak, ia memukul dadanya kuat. Gelas berisi air terulur untuknya, langsung saja Yeonjoo merampasnya dan meminumnya hingga tandas. Warna merah yang awalnya hanya dipipi merambat keseluruh wajah.

Fake [osh]Where stories live. Discover now