Fake [osh]

fake -17-

yg kemarin komen makasih ya beb, yg vote juga 😍 . nih aku apdet cepat.
yg msh siders kudoai ga dpt jodoh, mampus lau

🍥🍥🍥

"Yeonjoo!"

"Iya!"

Yeonjoo meletakkan kertas skenario pentasnya dan melihat Yujin yang sekarang tengah berjalan kearahnya. Jalannya lumayan tergesa-gesa, ntah apa yang membuatnya sampai seperti itu.

"Ada apa?" tanya Yeonjoo ketika Yujin sudah sampai didekatnya.

"Hosh.. Itu.. Hosh.."

Nafas saja tidak beraturan, tapi masih mencoba untuk mengatakan sesuatu.

"Itu Sehun.. ada dimana.. dia?" tanya Yujin.

Yeonjoo mengernyitkan dahinya. Mana tau dia jika Sehun ada dimana sekarang. Tidak ada hubungan dirinya dengan kemananya Sehun. Apalagi setelah apa yang dilakukan lelaki gila itu tadi.

"Mana ku tau," ucap Yeonjoo cuek.

"Kau kan dekat dengannya."

"Dekat apanya. Aku tidak tau," final Yeonjoo. Ia benar-benar tidak tau dimana orang gila itu.

Yujin mendecak kesal, "Bagaimana ini? aku disuruh mencari anak itu."

Tubuhnya mondar mandir tak tentu arah didepan Yeonjoo. Membuat kepala Yeonjoo pusing melihatnya. Seharusnya Yujin mencarinya kemana pun kan, bukannya malah mondar mandir tak jelas seperti ini.

"Bantu aku, Yeonjoo-ya," mohon Yujin memelas.

Yeonjoo menolak dengan tegas. Ia tidak akan mau disuruh untuk mencari Sehun. Lebih baik ia menghafal semua bagian pentas daripada mencari Sehun.

"Tidak."

"Yeonjoo-ya,"

Yeonjoo tetap menolak.

"Huhuhu Yeonjoo,"

Yeonjoo tetap menolak, sampai Yujin menangis darah pun ia tidak akan mau.

"Huaaa Yeonjoo huhuhu." Dengan tidak tau malunya Yujin menangis dilapangan basket, dimana sekarang dia berada dengan Yeonjoo.

Semua orang dilapangan, bahkan yang belum pulang melihat kearahnya. Kearah mereka lebih tepatnya.

Yujin memegang lengan Yeonjoo dan masih menangis, sekali lagi ia memohon pada Yeonjoo supaya membantunya.

"Yeonjoo huhuhu, bantu akuu," ucap Yujin.

Yeonjoo membungkam mulut Yujin dengan tangannya, lalu menoyor kepala Yujin biar gadis itu diam. "Oke, aku akan membantumu."