fake -29-

491 88 3
                                    

komen vote untuk semangatny dulu dong;)

Happy Reading

🍥🍥🍥

Sehun melihat rumah-rumah dari atas atap sekolahnya dengan mata menerawang. Pikirannya melayang memikirkan bagaimana gadis itu saat ini. Setelah kejadian yang membuat sekolahnya ricuh, gadis itu dinyatakan mendapat skors untuk tiga hari kedepan.

Itu hanya kesalah pahaman.

Gadis itu tidak bersalah, tapi malah dia yang mendapatkan ganjarannya. Dan entah kenapa, ia merasa bersalah.

Tangannya bergerak mengambil sesuatu disaku jas sekolahnya dan mengeluarkan pemantik api. Ia mengapit satu batang rokok dikedua bibirnya dan menyalakannya menggunakan pemantik. Ia mengeluarkan asap dari rokok itu dimulutnya.

"Setelah membuat masalah, sekarang orang ini malah melarikan diri, ck ck."

Sehun membalikkan tubuhnya kebelakang setelah mendengar suara seseorang mengintrupsi suasana tenang disekitarnya. Ia menatap dingin ketika mengetahui siapa orang itu, lalu kembali menghadapkan tubuhnya seperti awal.

"Tidak bertanggung jawab sekali."

Taehyung berjalan mendekati Sehun dan berdiri disampingnya. Lelaki itu melihat rokok yang berada dimulut Sehun lalu tersenyum sinis.

"Untuk apa kau kesini?" Tanpa menatap Sehun bertanya pada Taehyung. Ia menghisap rokoknya dan kembali mengeluarkan asap dari mulutnya.

"Menyadarkan lelaki brengsek yang sayangnya adalah musuhku."

Sehun menoleh kearah Taehyung, menatap lelaki itu tajam. Ia membuang rokok yang telah habis dengan sembarang. "Apa maksudmu?" tanyanya.

Taehyung diam, tidak peduli pertanyaan Sehun dan lebih memilih menatap kota Seoul dari tempatnya berdiri. Mengabaikan tatapan Sehun yang seakan-akan menusuknya dari samping.

"Hahh, aku merindukan Jihan," ucap Taehyung sembari merentangkan tangannya dan mulai duduk dilantai atap.

"Jangan beraninya kau menyebut namanya dengan mulutmu."

Taehyung tertawa meledek mendengar Sehun mengatakan itu. Sifat kekanakan lelaki itu memang sudah tidak bisa disembuhkan lagi sepertinya. Padahal mereka sudah sebesar ini. "Kenapa? Bukannya Ji-"

Seperkian detik tangan Sehun sudah mencengkram kerah baju Taehyung, ketika lagi-lagi Taehyung akan menyebutkan nama Jihan dengan mulutnya. "Namanya tidak pantas disebutkan oleh lelaki sepertimu."

"Santailah, dude." Tangan Taehyung melepaskan cengkraman tangan Sehun kasar. Ia merapikan bajunya yang kusut karena Sehun.

"Seharusnya kau berterima kasih padaku." Taehyung mengeluarkan sepucuk surat pada Sehun. Surat itu sudah lusuh dan diujungnya sudah menguning karena lamanya surat itu dibuat. "Dari Jihan untukmu, sebelum gadis bodoh itu tiada."

Sehun mengambil surat itu lalu membuka isinya dan membacanya. Surat berisikan pesan terakhir Jihan untuknya dan—

Deg

pernyataan cinta gadis itu.

"Sudah membacanya? Sekarang terimalah ini dulu dariku."

Tanpa aba-aba Taehyung memukul Sehun kuat, sampai lelaki itu terjatuh kebelakang. Sehun yang tidak mengetahui akan ada kejadian ini hanya dapat terdiam–mengusap darah yang mulai keluar dari sudut bibirnya dengan tangan.

"Hei bajingan." Ucapan Taehyung membuat Sehun mengalihkan atensinya pada lelaki itu.

"Kau mengataiku pecundang, padahal dirimulah yang sebenarnya pecundang. Kau menutupi segala kesalahanmu dan memberikannya padaku. Seakan-akan kesalahan itu adalah kesalahanku—" Tanpa sadar Taehyung meningkatkan nada suaranya.

Fake [osh]Where stories live. Discover now