fake -8-

809 151 22
                                    

Vote dulu kuy baru baca, biar berkah:)

Vote dulu kuy baru baca, biar berkah:)

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

🍥🍥🍥

Sehun melirik kertas ditangannya. Matanya menelisik setiap kalimat didalamnya. Kemudian menatap gadis didepannya dengan mata bergetar -Yang sengaja ia buat bergetar lebih tepatnya-

"K-kalian yakin?" tanyanya.

Cih. Sehun mendecih didalam hatinya. Mendapatkan peran menjadi pangeran diacara sekolah? Menggelikan sekali. Bahkan ia tidak pernah memikirkan itu.

"Iya, kau cocok menjadi pangeran. Hanya saja kau harus melepaskan kacamata mu dan ubah gaya bicara mu" jelas gadis itu panjang lebar.

Memilin bajunya adalah hal yang sering dilakukannya jika disekolah dan itu yang dilakukan Sehun sekarang. Sengaja ia tidak ingin menjawab, tapi perkataan gadis itu selanjutnya malah membuatnya terkejut.

"Diam berarti iya. Perhatian! kita sudah dapat cast pengganti pangeran, besok sudah bisa untuk memulai latihan, dilapangan basket jam 3 sore!"

Ingin sekali rasanya Sehun menutup mulut licin gadis itu. Lagian percuma saja ia menolak, bagi mereka ia hanya anak pecundang yang bisa disuruh ini itu.

Sehun melirik Yeonjoo lewat ujung matanya yang terlihat seperti terkejut akan sesuatu. Apa mereka menyuruh gadis itu juga?

"Tidak mau! Aku tidak mau menjadi pohon!" teriak gadis itu lantang. Menarik perhatian kelas untuk melihatnya.

Sehun terkekeh. Bodoh. Apa yang baru saja dikatakan gadis itu.

"Terus siapa, jika bukan kau!"

Gadis itu tampak melihat semua orang dikelas dan menunjuk Hanbin setelahnya. "Dia! Dia belum dapat peran kan!" ucapnya keras.

Hanbin yang merasa dirinya ditunjuk-tunjuk, berdiri tegak. "Aku Sutradara, bodoh! Lagian, kau memang belum mendapatkan peran!"

Teriakan mereka yang bersahut-sahutan tidak ingin kalah itu, berhenti dikala seorang gadis berbadan gempal berteriak dengan kerasnya.

"Diamlah! Jika tidak ada yang mau, tidak usah ribut!"

"Kau, jadilah Sutradara dan kau, jadilah Ibu tiri!" ucapnya sambil menunjuk Hanbin dan Yeonjoo secara bergantian. Seketika kelas menjadi hening. Tidak ada yang berani melawan perkataannya.

"O-oh oke, jangan lupa besok latihan. Istirahatlah."

Setelah itu kelas lagi-lagi ribut. Ada yang tetap dikelas dan ada yang keluar, termasuk Yeonjoo. Sehun memilih untuk keluar. Didalam sana hanya akan membuatnya pusing. Dengan langkah yang pelan, ia berjalan keluar.

Sehun membuka ponselnya. Ada sebuah notif pesan masuk.

Nomor tidak dikenal
Ingin melakukannya sekarang?

Fake [osh]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora