fake -4-

955 161 24
                                    

🍥🍥🍥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍥🍥🍥

"Kenapa? Terkejut?"

Yeonjoo masih merasa tidak yakin dengan lelaki yang berada didepannya.

"Bukankah kau masih dihalte?"

Saat ini Yeonjoo masih belum bisa berpikir dengan jernih. Bagaimana lelaki ini bisa mengejarnya secepat itu? Apa dia setan?

"Kenapa kau lari?" Lelaki itu malah balik bertanya padanya.

Yeonjoo yang otaknya memang lamban, terdiam. Gadis itu menatap lelaki didepannya dalam diam dan mengerutkan dahinya.

"Tidak ada." jawab Yeonjoo akhirnya.

Lelaki itu malah mengangkat sebelah sudut bibirnya dan melihat kearah lain. Wah, apa maksudnya itu?

"Ini."

Dia mengambil tangan Yeonjoo dan meletakkan sebuah kalung disana. Oh, kalung pemberian ayahnya. Yeonjoo menatap lelaki itu dengan cepat.

Seakan-akan tau apa yang ada dipikiran Yeonjoo, lelaki itu lebih dulu menjelaskan. "Kau menjatuhkannya kemarin."

Yeonjoo mengangguk-anggukkan kepala mengerti dan mengantongi kalung itu ke dalam saku jas seragamnya.

"Jadi .." Yeonjoo sengaja tidak melanjutkan perkataannya.

"Jadi, aku ingin memberikan ini padamu. Tapi kau sudah terlebih dulu pergi" jelas lelaki itu dan mengedikkan bahunya.

"Tapi, kenapa kau-"

"Jalan ini juga jalan kearah rumahku. Kau jangan terlalu percaya diri" potongnya langsung.

Mendengar perkataan lelaki itu, Yeonjoo membesarkan matanya. "Siapa juga yang bilang kau akan mengikutiku" sentaknya tidak terima.

"Aku juga tidak ada bilang akan mengikutimu." Lelaki itu menyeringai.

Ingin sekali rasanya mencakar wajah menyebalkan itu. Bahkan dari awal Yeonjoo melihatnya. Yeonjoo menghirup udara sebanyak-banyaknya yang seketika hilang dari dalam dirinya.

Yeonjoo tersenyum paksa. "Kalau begitu aku pergi, terima kasih sudah membantuku." Dan mulai mengambil langkah.

"Aku tidak pernah membantumu. Jadi simpan saja kata terima kasihmu, bye."

Yeonjoo menghentikan langkahnya dan berbalik, ingin meneriaki lelaki itu. Tapi terlambat, lelaki itu sudah memakai helm dan membawa motornya.

"Aku ingin kau jatuh, sialan!"

Yeonjoo menendang batu kerikil didekatnya dan menghela nafas setelahnya.

"Bisa-bisa naik darah aku didekat lelaki itu."

🍥🍥🍥

Yeonjoo bersenandung pelan dan melangkahkan kaki ringan ke sekolahnya. Hari masih sangat pagi. Ini sangat perdana untuk dirinya datang pagi.

Fake [osh]Where stories live. Discover now