fake -34-

480 78 0
                                    

warn
part yg sedikit membosankan:v

happy reading

🍥🍥🍥

Sedikit demi sedikit orang tidak mempermasalahkan rumor yang beredar disekolah setelah kejadian itu. Setidaknya mereka tidak separah sebelumnya kalau dibandingkan dengan sekarang. Beruntung sekali ia masih diberikan ketenangan untuk belajar. Apalagi dua hari lagi ujian kelulusan akan diadakan, mereka tidak mungkin repot-repot mengurus orang lain sementara mereka masih ada satu kewajiban lagi yang harus mereka lakukan.

Lagi-lagi Kim Yeonjoo menghela nafas kasar setelah tidak menemukan jawaban dari soal buku sejarah yang setebal ensiklopedia itu. Ia mengurut keningnya ketika pusing tiba-tiba melanda kepala. Sudah dimenit kesekian dari awal ia mencari jawaban itu dan sampai sekarang ia belum juga mendapatkannya. "Ah, aku harus berhenti," gumam Yeonjoo.

Sepertinya Tuhan sedang menegurnya untuk tidak terlalu bekerja keras. Sebelumnya sudah banyak tetesan darah keluar dari hidungnya, tapi ia tidak juga berhenti. Maka dari itu sekarang ia disuruh berhenti sejenak. Yeonjoo menenggelamkan kepalanya dengan lengan, mengistirahatkan kepalanya yang terisi penuh. Ia menutup mata perlahan dan tanpa sadar tertidur di perpustakaan sekolah, karena pada saat ia membuka mata, langit tampak berwarna jingga dan perpustakaan sangat sepi.

Yeonjoo melihat kesekelilingnya dan hanya mendapati penjaga perpustakaan sedang melakukan tugasnya. Gadis itu meregangkan tubuhnya yang kaku, lalu membereskan alat tulis yang berantakan diatas meja. Ia menguap kecil beberapa kali saat berjalan menuju kelas untuk mengambil tasnya. Aura mengantuk masih ada ditubuhnya sehingga tidak sekali juga ia menabrak sesuatu.

"Kim Yeonjoo! Tunggu aku!"

Suara teriakan seseorang berhasil menghentikan langkah kakinya dan membuat kantuknya hilang seketika. Ia menoleh kebelakang untuk mengetahui siapa yang memanggil. Hmm kang Soyeon?

Gadis dengan rambut bergelombang itu berhenti didepannya dengan nafas yang tak beraturan. Setiap gadis itu akan mengucapkan sesuatu selalu terputus-putus, hingga Yeonjoo menyuruhnya untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Setelah nafasnya kembali normal, gadis itu berkata, "Ayo pulang bersama-sama!" Dengan senyuman lebar menghiasi wajahnya.

Alis Yeonjoo terangkat sebelah mendengar kata-kata yang diucapkan Soyeon dengan nada penuh semangat itu. Jarang sekali gadis ini pulang lama dan mengajaknya pulang bersama. Tanpa ada rasa curiga sedikit pun Yeonjoo mengangguk menyetujui dan kembali mengambil tas dikelas, diikuti oleh Soyeon dibelakang.

Mereka berjalan beriringan kedepan halte, menunggu bus bersama sampai bus tiba. Yeonjoo bergerak memasuki bus tapi berhenti ketika melihat Soyeon ikut masuk kedalam bus. "Bukannya rumahmu tidak naik bus ini?" tanya Yeonjoo.

"Aku ingin kerumah temanku, karena itu aku mengajakmu pulang bersama. Kebetulan rumahnya sama dengan arah rumahmu." Soyeon menjawab pertanyaan Yeonjoo dengan lugas lalu tersenyum. Yeonjoo hanya dapat mengangguk-ngangguk mengerti.

Didalam bus mereka mengambil tempat duduk kosong, pas sekali dua bangku diujung masih ada tersisa. Soyeon memberi sebelah headset ke telinga Yeonjoo, membuat gadis itu menoleh kearahnya. Soyeon hanya tersenyum manis pada Yeonjoo lalu menutup mata sambil sesekali mengikuti aliran melodi musik dengan kepalanya.

Selama perjalanan mereka menikmati musik yang dikeluarkan dari headset tanpa ada obrolan didalamnya. Menyegarkan kepala dari materi-materi pelajaran dengan musik. Bahkan hampir tertidur kalau tidak sadar dengan halte yang dituju semakin dekat.

Fake [osh]Where stories live. Discover now