fake -19-

567 106 3
                                    

vote+komen 👌

vote+komen 👌

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

🍥🍥🍥

Yeonjoo masih memikirkan tentang foto semalam yang dikirim oleh seseorang untuknya. Motif orang itu memberi tahunya foto itu untuk apa.

Yeonjoo tidak tahu apa yang akan terjadi, jika foto itu sampai ke tangan sekolah. Bisa saja ia kena dan di skor kan. Apalagi ia mau ujian kelulusan.

Yeonjoo mengacak-acak rambutnya. Bagaimana ini, ia tidak tahu harus melakukan apa.

"Yeonjoo, coba kau pakai baju ini." Soyeon memberi Yeonjoo sebuah baju yang akan dipakainya saat pentas.

Karena besok pesta sekolahnya akan diadakan, semuanya sibuk dengan menata sekolah secantik mungkin. Belum lagi semua yang ikut pentas harus mencoba baju yang akan dikenakan besok.

Bahkan kelas mereka berubah menjadi cafe classic seperti diluar negeri. Gaya gaya cafe pada masa lampau, dindingnya saja sudah mereka rubah menjadi seperti bentuk kayu. Ntah apa yang dilakukan anak-anak kelasnya bisa membuat seperti itu.

"Sekarang?" Yeonjoo mengambil baju itu.

Soyeon menatap Yeonjoo malas. "Tidak, tahun depan. Ya, sekaranglah sayang," geram Soyeon.

Yeonjoo tertawa pelan. "Baiklah."

Yeonjoo membawa baju itu kedalam toilet dan masuk ke salah satu bilik. Ia pakai baju bewarna hijau itu, bajunya persis seperti baju ibunya cinderella.

"Apa aku sudah mirip ibunya yang galak itu?"

Yeonjoo bergaya-gaya didalam bilik itu. Wajahnya dibuat sekaku mungkin, membuat ia tertawa sendiri saat melihat wajahnya menggunakan kaca yang ia bawa.

"Ya! Kim Yeonjoo, apa kau sudah memakainya?!"

Suara dari luar menyadarkan Yeonjoo, buru-buru gadis itu melepaskan baju yang ia pakai dan keluar dari bilik. "Heum, sudah."

Yeonjoo memberikan baju itu pada Soyeon, yang langsung diterima oleh gadis itu.

"Sekarang kau pergi ke kelas dan bantu mereka mendekorasi," suruh Soyeon.

"Iya iya, ketua," Yeonjoo menjawab dengan malas.

Yeonjoo berjalan gontai kearah kelasnya, tapi saat belokan pertama, tangannya ditarik seseorang. "Ah!"

"Sst!"

Hampir saja jantung Yeonjoo berhenti berdetak, hanya karena lelaki gila yang sekarang tengah celingak-celinguk melihat sekitarnya. Kemudian dia menarik tangan Yeonjoo mengikuti arah jalannya.

"Ada apa?" Yeonjoo melepaskan pegangan tangan Sehun.

Sehun memegang erat kedua bahu Yeonjoo. "Bantu tuanmu."

Yeonjoo mendengus, lalu melepaskan tangan Sehun pada bahunya. Sudah meminta bantuan, tapi masih saja sombong. Menyebalkan sekali.

"Jika aku tidak mau?" Yeonjoo mengangkat dagunya, menantang Sehun.

Fake [osh]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora