lose

2.5K 287 16
                                    

"Jungkook."

Oh...

Mata Park Jimin membulat. Menatap pada pria yang mengigau disampingnya. Ia bergerak bangkit perlahan seraya terus memandangi laki-laki yang baru saja menghabiskan malam bersamanya.

Jungkook.

Jimin duduk lalu menekuk lututnya dan memeluk dirinya sendiri. Kepalanya bersembunyi di antara kakinya yang terlipat sementara tangannya menutup mulut dengan kuat agar tidak membuat suara dan membangunkan pria yang terlelap di sisinya.

Kau masih belum melupakannya.

Apa yang kulakukan selama ini?

❄❄❄

"Jimin"

Min Yoongi memanggil sang kekasih yang duduk di hadapannya dengan tatapan kosong.

"Jimin."

Kepala Jimin mendongak cepat ketika Yoongi memanggilnya lagi. "O-oh. Kenapa? Apakah masakanku tidak enak?"

Yoongi tersenyum kecil. "Kau sejak tadi melamun. Apa yang kau pikirkan, hm?"

Tangan Yoongi terjulur untuk mengusap pipi Jimin. Suatu kebiasaan yang selalu ia lakukan setiap kali melihat Jimin menahan perasaannya. Ia tau ada sesuatu yang Jimin sembunyikan darinya.

Namun, belum sempat ia menempelkan ujung jemarinya di pipi tembam itu, Jimin langsung memalingkan wajahnya, menghindar dari sentuhan Yoongi.

"Jimin..." lirih Yoongi.

Jimin memundurkan punggungnya hingga bersandar di sandaran kursi makan. Matanya menunduk sementara jemarinya saling bertautan.

"Jimin," panggil Yoongi sekali lagi. "Ada apa?"

Jimin menarik napas dalam-dalam. "Aku kalah."

"Apa? Apa kau sedang mengikuti kompetisi tari? Tidak apa kalau..."

"Aku kalah dalam mendapatkan hatimu, hyung," lirih Jimin.

"Apa maksudmu, Jimin? Aku tidak mengerti," balas Yoongi dengan kerutan di wajahnya.

"Semalam," ujar Jimin pelan. "Kau memanggilnya dalam tidurmu. Lagi."

Napas Yoongi tercekat. Maniknya bergetar dan tubuhnya menegang kaku. Tangan yang tadi memegang sendok, kini menjatuhkannya ke meja. Ia mengerjap beberapa kali.

"Mungkin aku tidak kalah. Sejak awal, aku memang tidak punya kesempatan apa-apa. Dia membawa hatimu pergi bersamanya. Aku bisa apa?"

"Jimin."

"Aku baru sadar akan satu hal. Meskipun kau tidak lagi melihat ataupun bertemu dengan orang yang kau cintai, selama kau masih menyimpan mereka dalam hati, kau akan tetap mencintai mereka."

"Aku terlalu bodoh karena berharap kau bisa menghapusnya dari hatimu, dan menggantinya dengan diriku. Aku seharusnya sadar bahwa sejak awal, kau tidak lagi punya hati karena dia sudah membawanya pergi."

Jimin tak kuasa menahan air mata. Tetes demi tetes menuruni pipinya, merusak pagi hari yang indah dengan air mata dan rasa sakit.

"Setiap hari aku berharap semoga sedikit demi sedikit, aku bisa mengisi hatimu. Tapi nyatanya aku salah."

"Jimin."

Yoongi sesak. Memanggil nama Jimin dengan mulutnya sendiri membuatnya merasa kotor. Ia tidak pantas memanggil nama Jimin.

"Jangan meminta maaf. Bukan salahmu jika kau tidak bisa melupakannya," ujar Jimin. "Kau sendiri pun tidak tahu bagaimana cara menghapus dirinya dari hatimu."

"Kurasa, aku hanya bisa sampai disini," jelas Jimin sambil tersenyum tipis. "Terima kasih karena sudah berusaha untuk mencintaiku."

❄❄❄

A/N = apa ini? Hehehehehe

just a storyWhere stories live. Discover now