birthday gift (pt. 2)

3.4K 395 22
                                    

"Namjoon hyung!"

Namjoon yang sedang fokus pada lagunya sedikit tersentak kaget lalu menoleh ke belakang. Ia mengerut saat melihat seorang pria sudah duduk di sofa dalam studionya dengan wajah yang kesal sambil melipat tangan di depan dada.

Namjoon melepaskan headphone-nya. "Apa yang kau lakukan disini, Jungkook? Bukankah kau harus ke Busan hari ini?"

Jeon Jungkook mengangkat kepalanya. "Ada apa sebenarnya dengan Yoongi hyung dan Jimin hyung?"

"Hah?"

Jungkook mendengus kesal sebelum akhirnya ia berbaring di atas sofa. Namjoon masih menunggu ucapan Jungkook sementara pria yang lebih muda itu menyamankan posisinya disana.

"Apa kalian pernah membicarakan tentangku di depan Jimin hyung?" tanya Jungkook lagi.

Namjoon mendecak. "Ceritakan padaku ada apa."

"Aku benar-benar tidak mengerti, hyung," sahut Jungkook. "Kemarin, Jimin hyung mengajakku untuk makan malam. Aku menerima ajakannya, tapi ketika aku sampai di restoran, Jimin hyung malah meninggalkanku bersama Yoongi hyung. Dia bilang, aku adalah hadiah ulang tahun untuk Yoongi."

Namjoon mendengarkan dengan tidak percaya. Mulutnya terbuka lebar seraya berpikir apakah hal tersebut benar-benar terjadi. "Kenapa dia melakukan itu?"

"Aku juga tidak tahu!" seru Jungkook. "Kau tidak tau seberapa bingungnya aku saat Jimin hyung berlari keluar lalu Yoongi hyung mengejarnya, meninggalkanku sendiri disana. Aku benar-benar kebingungan, maka dari itu aku bertanya apakah kalian pernah membicarakan tentangku di depan Jimin hyung."

Namjoon mengangguk. "Kami pernah membicarakanmu di depannya, tapi hanya satu kali. Itupun karena Yoongi yang memulai."

Jungkook melompat bangun. "Jadi, Jimin hyung tau tentang hal yang terjadi antara aku dan Yoongi hyung?"

"Ya. Tapi, itu sudah lama sekali. Sudah setahun yang lalu sejak kami membicarakanmu di depannya. Lagipula saat itu Jimin terlihat biasa saja dan dia tidak pernah mempermasalahkan hal itu sampai sekarang. Dia juga sudah menjadi sahabatmu, bukan?" ujar Namjoon.

Jungkook mengigit bibirnya. "Kau benar. Kalau begitu, kenapa dia bertingkah seperti itu? Aku merasa tidak enak dan berusaha untuk menghubunginya tapi dia tidak menjawab satupun telepon dariku."

Namjoon bangun dari kursinya dan berjalan menuju pintu studionya. "Aku harus bertanya langsung pada Yoongi hyung."

Langkah Namjoon segera membawanya menuju studio Yoongi yang terletak di ujung lorong. Ketika ia membuka pintu, tiba-tiba Yoongi menjerit sekeras-kerasnya hingga membuat Namjoon terlonjak sedikit dari tempatnya karena terkejut. Ia langsung membanting pintu studio Yoongi dan menatap pada sang pemilik ruangan.

"Hyung!" pekiknya. Ia melempar sebuah pulpen yang terletak diatas meja ke arah Yoongi hingga mengenai punggungnya, sementara Yoongi menyembunyikan kepalanya diantara kedua lengannya. Ia lalu mulai bergerak-gerak gelisah dalam duduknya.

"Apa yang harus kulakukan?!" jerit Yoongi lagi sambil menarik rambutnya kini. "Aku bahkan tidak ingat kapan aku mengatakan hal itu!"

Namjoon menggelengkan kepalanya. Yoongi terlihat kacau, studionya pun sangat berantakan. Ia menunduk menatap berbagai macam barang yang berserakan di lantai. Ia mendongak dan menatap pria yang sama berantakannya dengan ruangan itu.

"Kau baik-baik saja?"

Yoongi mengeram keras. "Jimin mengabaikanku, bagaimana bisa aku baik-baik saja?"

"Jungkook sudah menceritakannya padaku. Sebenarnya ada apa?"

Yoongi memutar kursinya hingga menghadap ke arah Namjoon. Namjoon bisa lebih jelas melihat wajah frustasi Yoongi.

just a storyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora