mine

5.1K 369 58
                                    

Title: mine
Length : 2880 words
Rated-M. Be wise.

💋💋💋

Park Jimin terus berjalan mengelilingi kamarnya. Tangannya terlipat rapi di depan dada sementara wajahnya murung.

Langkah kakinya terhenti di depan tempat tidur lalu duduk di bagian pinggirnya. Hela napas terdengar beberapa kali keluar dari sela bibirnya.

Jimin pun menghentakkan kakinya sebelum kembali berdiri dan berjalan keluar kamar menuju suatu ruang di ujung lorong.

Selama menyusuri lorong, Jimin tak henti-hentinya menggerutu. Bagaimana tidak, Jimin seharusnya masih berada di Busan sekarang bersama dengan keluarganya, menikmati liburan panjang yang akhirnya bisa ia dapatkan selama menjadi seorang artis. Tapi, ia sengaja kembali ke asrama lebih cepat karena ia merindukan kekasihnya, Min Yoongi yang memilih untuk mendekam di asrama mereka dan mengerjakan musiknya.

Namun seperti inilah kenyataannya. Seminggu sejak Jimin kembali ke asrama, ia malah ditinggal sendiri sementara kekasihnya sibuk mengurung diri di ruang studio milik mereka.

Entah sudah berapa kali Jimin menahan kesabarannya. Ia tidak mengharapkan semua akan seperti ini. Jimin kembali karena ia tau Yoongi sedang sibuk menyiapkan mixtape barunya, dan ia berniat untuk menemani Yoongi. Namun pada kenyataannya, Jimin malah diabaikan.

"Hyung," panggil Jimin sesampainya di depan pintu studio.

Ketika tidak ada sahutan terdengar dari dalam, Jimin pun memutuskan untuk membuka pintu. Ia melangkah mendekat pada Yoongi yang duduk di kursi membelakanginya.

"Hyung," panggil Jimin lembut seraya memeluk Yoongi dari belakang.

"Hm," deham Yoongi.

Jimin menyipitkan matanya, tidak suka dengan respon yang diberikan Yoongi. "Kenapa kau di studio terus?"

"Aku harus menyelesaikan ini, Jimin." Yoongi menoleh lalu mencubit pelan pipi Jimin. "Ada apa?"

"Aku bosan," rajuk Jimin. Ia memijat lembut bahu Yoongi yang terasa kaku di telapak tangannya.

Yoongi terkekeh. "Kenapa tidak coba bermain game saja? Kau punya banyak koleksi game, bukan?"

"Aku kembali kesini bukan untuk bermain game, hyung," kesal Jimin.

"Kalau begitu, kenapa kau kembali? Kalau masih bosan, kau bisa jalan-jalan. Bagaimana?"

Jimin memutar bola matanya dan mendengus kesal. Otaknya tidak bisa memahami jalan pikiran Yoongi yang seakan berpura-pura tidak tau alasan kenapa Jimin kembali qbahkan sebelum waktu libur mereka berakhir.

Atau jangan-jangan Yoongi memang tidak mengerti mengapa Jimin kembali?

Tanpa membalas, Jimin malah melangkah keluar dari studio itu dan kembali menuju kamarnya. Ia membanting pintu dengan keras.

Kekesalan Jimin sudah mencapai puncaknya. Ia tidak suka diabaikan, terlebih oleh kekasihnya sendiri. Jimin memutar otaknya, mencari cara agar bisa mendapatkan perhatian Yoongi.

Seringaian tipis muncul di wajahnya saat ia menatap gorden berwarna coklat yang menutup jendela kamarnya. Ia lalu menyeret bangku dari depan meja kaca, meletakkannya menghadap ke gorden tersebut.

Ponselnya ia letakkan bersandar di kursi tersebut, mengarahkan kamera depan ponsel itu tepat pada dirinya. Jimin mulai mengambil beberapa pose dan memotret dirinya sendiri. Dengan menggunakan timer, Jimin bahkan berhasil mengambil pose dimana ia seolah-olah sedang membuka baju dan tak sengaja tertangkap kamera.

just a storyWhere stories live. Discover now