little word (part.1)

4.2K 399 15
                                    

"Namaku Park Jimin."

Park Jimin menjulurkan tangannya, mengarah pada lelaki di hadapannya. Samar-samar ia mendengar bisikan-bisikan dari orang disekelilingnya. Membicarakan seberapa nekat dirinya mengajak laki-laki yang sudah terkenal sangat dingin itu untuk berkenalan.

Jantung Jimin berdegup cepat. Ia berusaha menguasai dirinya dan tersenyum pada lelaki itu. Suasana kantor pun mendadak hening, meskipun semakin banyak orang yang berkerumun tak jauh dari tempat Jimin berdiri.

Jimin memperhatikan laki-laki itu menatap tangannya yang terjulur lalu mendongak menatapnya. Harus Jimin akui, ia benar-benar tenggelam dalam sorot tajam yang diarahkan laki-laki itu kepadanya.

Namun, sedetik kemudian Jimin membelalak kaget saat laki-laki itu berdiri dan meninggalkannya dengan tangan yang masih mengharapkan balasan. Jimin memandang tak percaya pada laki-laki yang kini telah menghilang di balik pintu.

Suasana ruangan menjadi riuh. Bisikan yang tadinya terdengar samar, kini menjadi semakin jelas.

"Dia ditolak!"

"Tentu saja dia ditolak. Kemarin saja Jennie ditolak saat mengajak laki-laki itu berkenalan. Apalagi yang bentuknya gendut seperti dia."

Jimin yang mendengarkan kata-kata itu kemudian menurunkan tangannya perlahan lalu mengepalkannya dengan erat. Ia menunduk memandangi sepatunya sendiri.

Kepalanya terangkat saat sebuah tangan melingkar di atas bahunya. Ia menoleh ke kanan dan menemukan sahabat baiknya sedang menggelengkan kepala.

"Kau baik-baik saja?"

Jimin memaksakan senyumnya dan mengangguk. Helaan napas pun terdengar dari Taehyung.

"Jangan dipikirkan. Dia memang terlalu dingin. Kau bukan satu-satunya yang ditolak seperti ini," ujar Taehyung.

Jimin sekali lagi mengangguk sementara Taehyung mulai membawanya pergi dari sana, meninggalkan kerumunan orang yang masih mengatakan hal-hal lain tentang Jimin.

"Dia percaya diri sekali."

"Babi sepertinya mana mungkin menarik perhatian Min Yoongi."

Degh.

Taehyung merasakan tubuh Jimin mendadak kaku. Ia pun mempercepat langkahnya sambil menggiring Jimin untuk ikut dengannya.

Langkah Taehyung membawa mereka menuju koridor yang sepi. Jimin tidak tau bagaimana cara bisa sampai disana. Ini bahkan pertama kalinya ia berada di tempat itu.

"Kau baik-baik saja?"

Jimin mendongak. Ia pun mengulum bibirnya lalu mengangguk sekali.

Taehyung menghela napas panjang. "Lagipula apa yang ada di kepalamu sampai kau nekat mengajaknya berkenalan?"

Jimin hanya tersenyum kikuk. "Aku tidak tau," gumamnya.

"Kau sudah tau seberapa dinginnya Min Yoongi tapi kenapa kau masih nekat melakukannya?"

"Aku hanya ingin mencoba," lirih Jimin. Ia menunduk dalam sambil menautkan jari-jari mungilnya satu sama lain.

Taehyung menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. "Aku tidak melarangmu mencoba, Jimin. Aku hanya tidak ingin kau terluka."

Jimin hanya tersenyum kecil namun masih tetap menunduk. Taehyung lalu memegang pundak kanan Jimin. "Dia itu menyebalkan. Kau terlalu baik untuk laki-laki sedingin dan sejutek Min Yoongi."

"Kau lihat seberapa dingin wajahnya saat kau menjulurkan tanganmu? Ya Tuhan! Rasanya ingin kupatahkan leher orang itu," geram Taehyung.

Jimin mengangkat kepalanya. "Dia memang menyebalkan. Aku sepakat itu."

just a storyWhere stories live. Discover now