Bab 15

1.7K 162 6
                                    

Selamat membaca guys.

***

Hingar bingar di taman belakang mulai terdengar saat mereka melewati ruang keluarga rumah Anindita, rumah adik semata wayang Surya Handoko.

Memulai acting, Aish mengapit lengan Sam erat, siap menghadapi kumpulan kelurga besar Sang Papa yang selama ini tak pernah bosan mengomentari hidupnya. Alasan ini pula yang terkadang membuat Aish malas untuk datang. Tapi tak mengapa, sekarang dia tak sendiri.

"Eh pengantin baru udah sampai."

Melebarkan senyuman Aish membawa Sam ketempat perkumpulan. Meski tidak suka, ia harus tetap ramah. Terkesan pura-pura memang, tapi tak jadi masalah, toh orang-orang di sini pada umumnya juga begitu.

Bukan Aish ingin menjelek-jelekan keluarga sang Papa, tapi kenyataannya memang seperti itu. Tiga kakak laki-laki dan satu adik perempuan Surya Handoko semuanya penjilat, gila harta. Hanya satu kakak perempuan Surya yang benar-benar baik.

Namanya Ambalika. Aish lumayan dekat dengan Tantenya yang satu ini. Tak jarang ia menghabiskan waktu bersama Amba, sekedar bersantai atau jalan-jalan ke Mol.

Amba sudah lama hidup menjanda, pun tidak memiliki anak. Itu sebabnya Aish sangat disayang dan dianggap seperti anak sendiri. Dan karena kehadiran Amba pula lah ia jadi lebih bersemangat datang ke acara arisan keluarga.

"Gimana kabar kamu sayang?"

"Baik Tante."

Aish memeluk Amba erat, dibalas dengan usapan lembut dipunggungnya.

"Sam jagain kamu dengan baik kan?" Tanya nya lagi saat pelukan mereka sudah terlepas.

"Tentu saja, Tente."

Mendengar itu Amba memberi senyuman hangat pada Sam yang berdiri di samping Aish. Ia percaya bahwa lelaki ini memang bisa menjaga sang keponakan dengan baik.

"Tente keluar sebentar ya. Ada barang yang ketinggalan di mobil."

"Oke Tante."

Mereka kembali melangkah, menghampiri sang tuan rumah yang tampak sibuk memberi titah pada asisten rumah tangga.

"Hai Tante Anin." Aish menyapa, wanita itu menoleh dan tersenyum.

"Hai Aish, Hai juga Samudra. Selamat datang dan bergabung di keluarga kami."

Anindita menyambut dengan ramah. Namun Aish tahu hal itu tak lebih dari sekedar pencitraan. Karena apa? Karena wanita itu tidak suka ia menikah dengan Sam. Lebih tepatnya iri, karena ia bisa mendapatkan pria setampan dan semapan Sam, sedangkan sang putri yang selama ini dielu-elukan hanya berakhir dengan seorang karyawan kecil. Duh kalau mengingat drama percintaan sang sepupu, Aish bisa saja tertawa kencang detik ini juga.

"Meisya gak datang lagi Tante?"

Wajah Anin mendadak gelap. pertanyaan yang diajukan Aish sangat sensitif baginya. Meisya, sang putri yang menikah diam-diam dengan pria miskin enam bulan lalu telah mencoreng nama baik keluarga. Sejak hari itu dia tidak pernah lagi membiarkan Meisya datang bahkan untuk sekedar minta maaf. Sampai kapanpun dia tidak akan menerima pria miskin menjadi menantunya.

"Kalian kumpul aja sama yang lain. Makan-makan dulu. Nanti kalau udah lengkap kita langsung kocok arisan."
Ujar Anin membuang muka, terlihat jelas bahwa ia tidak ingin membahas sang putri.

Kalau sudah begitu Aish dengan senang hati meninggalkan Anin, cukup puas membalas sakit hatinya dulu lantaran sering dibanding-bandingkan dengan Meisya. Sekarang lihat, siapa yang berada dipuncak dan siapa yang jatuh ke jurang?

Dinikahin Aja | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang