Bab 6

1.7K 187 13
                                    

Sebenarnya hari ini giliran Menjemput Hidayah yang Update. Tapi mood ku malah di cerita ini..

Happy reading all. Jangan lupa vote and comments yak.

***

Imagine finding friendship and love in one person.

***

"Saya terima nikah dan kawinnya Aishwa Talia Agni binti Surya Handoko dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan tas Gucci senilai 29 juta, 855 ribu, 604 rupiah dibayar tunai."

"Para saksi sah?"

"Sah!"

"Alhamdulillah... "

Hamdallah menggema.

Tak disangka waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin Aish menyetujui rencana pernikahan ini, tapi sekarang, setelah dua bulan persiapan ia resmi menjadi nyonya Samudera Dirgantoro.

Usai doa Sam memberikan tangannya pada Aish untuk disalami wanita itu, sesuai instruksi penghulu. Tapi Aish hanya bengong, memandang lurus padanya tanpa berkedip. Sam sangat ingin menelan Aish bulat-bulat. Apalagi orang-orang sudah menatap mereka geli.

"Sut, Aish."

"Eh."

Beberapa detik kemudian barulah Aish mengerjap, yang selanjutnya menyelami tangan Sam dengan cepat.

Sempat-sempatnya dirinya bengong diacara akad nikah yang disaksikan banyak orang begini. Keluarga besarnya bahkan sudah memandang penuh tanya, apa gerangan yang terjadi pada Aish? Apa ia tak bahagia dengan pernikahan nya sendiri?

Kalau sudah begitu, ia pasti akan menjadi bahan gunjingan diarisan keluarga bulan berikutnya, dengan judul spektakuler penganten wanita termenung dihari pernikahannya sendiri, ada beberapa alasan yang melandasi ketermenungan wanita tersebut, nomor 3 bikin geleng-geleng kepala. Kira-kira seperti itu.

Oh lupakan! Ada yang lebih penting dari pada memikirkan tanggapan keluarga besarnya nanti, yaitu debar jantung yang ia rasakan.

Ada yang tak biasa dari detak jantungnya saat kedua matanya menyelami manik mata Samudera. Tatapan pria itu berbeda, atau hanya ia yang menduga, entahlah.

Wajah Sam mulai mendekat, kian mendekat, lalu berhenti dikeningnya. Pria itu mengecup lama, meninggalkan sensasi aneh yang belum pernah Aish rasakan.

"Welcome to the hell, Mrs. Dirgantoro," bisik pria itu ditelingannya.
-

-

-

Aish memandang seluruh keluarganya dengan tatapan sedih. Ada Papa, Mama, dan sang Abang yang baru datang hari ini.

Sekali lagi ia melambai. Berat rasanya meninggalkan mereka. Tapi ia harus pergi, tinggal terpisah tepat dihari pernikahannya sendiri. Ini karena Sam yang seenak udel membawanya pergi tampa memberi tahu diawal. Ia tidak bisa menolak lantaran para orangtua juga setuju.

Awas saja nanti, Aish akan memarahi pria itu yang selalu mengambil keputusan tanpa persetujuan darinya.

"Udah gak usah sedih deh lo." komentar Sam saat mobil mereka sudah melaju cukup jauh. Bukan tanpa alasan dia memberi komentar seperti itu, pasalnya sejak meninggalkan rumah, Aish tak kunjung berhenti menangis.

Tapi ya....  wanita mana yang tak sedih saat berpisah dengan keluarganya. Apalagi selama hidup, ia tak pernah tinggal terpisah dengan orang tuanya.

Dinikahin Aja | CompletedWhere stories live. Discover now