Bab 14

1.6K 175 8
                                    

"Kadang cinta tak perlu diucapkan. Cukup dirasa dan dimaknai."

***

"Sam. Lepasin gue."

Aish berusaha keras untuk lepas dari dekapan Sam. Tapi yang ada pelukan pria itu semakin erat. Ia jadi sangsi, ini Sam tidur betulan atau cuma pura-pura. Adakah orang tidur meluknya erat begini?

Detak jantung Aish jadi tidak bisa dikondisikan, kantuknya seketika hilang menguap entah kemana.

"Sam." Ujar Aish putus asa. Kalau begini caranya ia bisa mati serangan jantung.

Masalahnya mereka itu sangat deket. Kulit kaki Sam yang penuh bulu itu bahkan menyentuh kaki mulus Aish, rasanya geli-geli gimana gitu. Belum lagi sentuhan tangan Sam di pinggangnya yang membuat darahnya berdesir hebat. Yang lebih membuat ia panas dingin, payudaranya itu loh, menempel tepat di dada Sam. Aduh dirinya bisa gila.

Namun Aish belum boleh menyerah. Ia harus berpikir keras bagaimana caranya lepas dari pelukan Sam.

Menggelitiki pria itu? Tidak, bukan ide yang bagus. Selain orang tidur tidak akan merasa geli, Sam juga bukan tipe penggeli.

Apa ya?

Berpikir Aish.

Ha! Aish tahu. Kenapa ia tidak kepikiran sama sekali untuk melakukan hal ini sedari tadi.

Sam itu paling anti bau bawang mentah. Dan berhubung Aish lupa cuci tangan sehabis mengiris bawang tadi, tidak ada salahnya ia memanfaatkan situasi.

Dengan seriangan jahat ia letakan telunjuknya di lubang hidung Sam. Dan belum juga 10 detik hidung pria itu sudah mulai bereaksi.

Rasain, salah sendiri meluk-meluk.

Sam mengendus-ngendus bau aneh yang tercium di hidungnya, mengernyit tak suka, sepertinya bau ini tak asing.

"Oek."

Sam menutup mulut. Hal itu dimanfaatkan Aish untuk bangkit dan menjaga jarak darinya.

"Oek."

Terpaska Sam duduk dengan memegangi perut yang mulai terasa mual. Ia tidak tahan lagi. Lekas ia beranjak ke kamar mandi tampa memperdulikan Aish yang sudah cekikikan diujung ranjang.

Poor Samudera.

Tidak berselang lama pria itu keluar dari kamar mandi. Dengan mata yang sudah memerah dan muka pucat pasi. Aish jadi merasa bersalah. Tapi kalau tidak melakukan hal itu, dia yang ada dalam bahaya, jantung nya lama-lama bisa copot.

"Kenapa bisa bau bawang sih?"

"Hmmm itu..." Aish bingung. Apa yang harus ia katakan pada Sam? Agaknya pria itu benar-benar tidak sadar telah memeluknya.

"Hello, kalau ditanya suami tuh jawab."

Eh eh gimana? Suami?

"Aish!"

"Iya iya ini mau jawab. Santai dong!"

"Santai pala lo. Gue udah muntah-muntah kayak ibu hamil dan lo cuma bengong kayak habis kena cipok." Ujar Sam dengan nada yang sama sekali tak bersahabat. Untuk hal satu ini Sam memang rada sensi. Pasalnya ia sangat benci dengan bau bawang mentah. Dan ia justru terbangun karna bau sialan itu.

"Sebenarnya tangan gue yang bau bawang merah. Nih." Aish menunjukan tangan nya kewajah Sam, pria itu sontak mundur dua langkah.

"Ya terus kenapa lo deketin tangan lo ke hidung gue. Sengaja!"

Dinikahin Aja | CompletedWhere stories live. Discover now