Jauh aku melangkah
Mencoba untuk tetap berdiri pada kaki yang sama
Mencoba untuk mendengar suara
Dan meredam amukan serta gejolak jelaga amarah
Jauh aku telah berlari
Mencoba untuk sembunyi
Atau kadang turut mencaci walau tahu tidak ada yang peduli
Jauh aku telah berpindah
Mencoba untuk melakukan sesuatu yang tampak indah
Mengelabui pasangan mata dengan mudah
Tanpa menjadi sesuatu yang tampak tinggi tak terarah
Namun lukaku masih sama
Pedihku masih lama
Jalanku kadang berkelok dan penuh gulma
Kesibukanku untuk mencari penutup muka
Telah terkikis dan menimbulkan banyak duka
Perasaan yang tak pernah terlupakan
Yang selalu kucoba pendam
Yang kulesakkan jauh ke dalam jiwa yang gelap dan muram
Kadang dia menggigit dan membuat sakit
Kadang taringnya kembali mencuat dan merobek kulit
Nanar tak pernah memikatku
Namun kini ia bersamaku
Perasaan yang dulu membuatku terbuang
Membuatku merasa hidup seakan pelik bukan kepalang
Mencederaiku sampai aku tak bisa terbang
Mengikis jiwaku yang sungguh malang
Betapa pelarianku sungguh percuma
Betapa persembunyianku tak cukup sempurna
Aku ternyata tidak terlalu berharga
Mimpiku juga tak membuatku begitu berkuasa
Aku hanyalah daging dan tulang yang merasa penuh warna
Meraih gelas-gelas kaca penuh dengan rakus semata
Memikirkan pelangi dan surga
Seakan milikku
Seakan punyaku
Seakan imbalanku karena telah menjadi berani
Karena telah berjuang dan tak menyerah
Meskipun seorang diri
Perasaan yang pernah singgah dan membuat lubang
Dalam, luas, dan tak berdasar
Kini ia kembali menguasaiku
Ia mencoba membunuhku
Merefleksikan kebahagiaanku dengan silah-silah luka miliknya
Membuatku sungguh tak berdaya
Membuatku kembali tidak percaya
Akan dunia
Akan hadirnya kekuatan yang meresapi atma
Dan membuatku kembali menjelma
Menjadi makhluk yang lupa akan indahnya hidup di dunia
#30dayswritingchallenge
#day12
![](https://img.wattpad.com/cover/214369833-288-k902601.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Aksara Pada Bumi Manusia
Cerita PendekWinan terus menerus memandang wajah istrinya yang terbaring lemah di hadapannya, belum juga membuka mata. Diperhatikannya hembusan napasnya yang pelan-pelan, wajah lembutnya yang entah mengapa begitu kuat dan tegas, wanita yang dipilihnya tiga tahun...