Cerita Tentang Sebuah Peristiwa

10 0 0
                                    

Dahulu aku selalu mengira bahwa ketika sesuatu telah terjadi, maka ia tak akan pernah kembali lagi seperti sedia kala. Ketika air mata telah tumpah, maka ia tak akan pernah kembali ke pelupuk mata. Luka yang telah robek, ketika sembuh tak akan pernah menjadi sama.

Memang benar. Mereka tidak dapat dipungkiri.

Hanya satu yang kadang membuatku geli. Yaitu bagaimana bumi dan takdir terus memainkan semua kartu miliknya untuk membuat manusia kalang kabut, bahkan sakit kepala bukan kepalang.

Setelah melalui apa yang sedang terjadi di dunia, banyak hal yang masuk ke dalam benakku.

Bahwa sebenarnya, kebetulan dan kesempatan merupakan hal-hal yang linier terhadap takdir. Mereka tidak pernah berjalan sendiri-sendiri seperti yang aku pernah kira.

Menjadi salah satu pejuang di tanah rantau yang bahkan sudah bertahun-tahun tidak berada di kampung halaman, membuatku lupa akan makna rumah. Membuatku lupa akan kehadiran Mamah yang bahkan selalu mendampingi sejak aku kecil.

Ketika di luar sana, yang kupikirkan hanyalah bagaimana caranya bertahan dan menjadi lebih baik setiap harinya. Rumah hanya tempat kita bertemu keluarga, dan tempat kita singgah beberapa saat setelah jenuh bekerja.

Aku bahkan pernah berandai-andai memiliki banyak sekali waktu untuk benar-benar berada di rumah. Menikmati masakan Mamah yang sungguh lezat tiada tara, tidur di dalam kamar yang dulu menjadi saksi bisu atas kelakuanku sejak sekolah, berguling-guling di lantai seperti tak pernah memikirkan harus kembali ke tempat asing, dan menjadi penghuni rumah yang seutuhnya.

Namun ternyata tugas dan pekerjaan tidak pernah mengijinkan. 

Harapanku, sepertinya tidak akan pernah terjadi.

Namun sekali lagi aku tersipu akan bagaimana dunia ini mengerjakan pekerjaannya. Hanya dengan mengeluarkan senjatanya ke udara sekali tembak, aku, dan mungkin kalian di luar sana, telah merasakan akibatnya yang luar biasa.

Tentu, akibat luar biasa tersebut belum tentu baik dan mudah bagi beberapa. 

Namun merupakan sebuah mukjizat bagiku.

Aku yang selalu merindukan rumah hingga kehilangan harapan untuk dapat menikmatinya, tiba-tiba saja harus menghadapi kenyataan bahwa semua kegiatanku ditunda dan ditangguhkan. 

Aku pulang. Aku bisa pulang. 

Bahkan hingga sekarang, aku merasakan betul setiap hari di rumah, tidur di kamarku yang sudah kuberikan sentuhan nyaman, membersihkan rumah seperti dulu, bahkan aku memiliki kesempatan untuk belajar dari rumah. Meja belajarku, yang usang dan terbengkalai, kembali kugunakan dan sungguh, aku sangat amat senang.

Tentu saja aku juga tidak luput dari kesulitan. Masalah juga belum tentu tak datang. Hanya saja ketika aku mengeluh atau merasa berat, aku kembali mengingat bahwa dari awal semua ini anugerah. Untuk siapa pun penerimanya, entah apa pun bentuknya.

Yang biasanya pulang, tiba-tiba harus menjalankan puasa dan lebaran sendirian, merasakan betul betapa mahalnya kesempatan untuk bisa pulang dan memeluk orang tersayang. Yang biasanya tak pernah bertemu di rumah sendiri karena sibuk kerja, tiba-tiba saja dapat saling menatap setiap  siang dan malam. Yang tak pernah memiliki waktu untuk anak-anaknya karena mencari penghidupan, tiba-tiba saja bisa tidur bersama mereka sambil main pesawat-pesawatan. Yang bergelimang rejeki, mulai berbagi. Yang kekurangan rejeki, mulai mendapat kasih dan sayang dari sesama manusia. 

Alam sungguh luar biasa ketika sedang bermain peran.

Dan untuk kalian, di mana pun kalian berada, dengan siapa pun kalian bersama, semoga kalian baik-baik saja dan terus bahagia sepanjang masa.

Di dunia ini, banyak hal yang akan terlewat begitu saja, hilang dari genggaman kita. Namun akan ada satu dan dua hal yang terus bertahan, membuat kenangan, dan tak akan pernah hilang selama-lamanya. 

Semoga musibah ini segera berlalu. Dan ketika nanti bumi kembali baik-baik saja, semoga kita ingat pernah saling mendamba, pernah saling merindukan pelukan dan belaian, serta pernah merasakan indahnya bersama dengan orang yang kita sayangi dalam waktu yang panjangnya tak terkira.

#day17

#30dayswritingchallenge

Melodi Aksara Pada Bumi ManusiaWhere stories live. Discover now