Oh, gadis yang selalu menatap masa lalu
Tentang bagaimana dunianya berubah menjadi kelabu
Seperti awan hujan yang melingkupi seluruh kalbu
Oh, gadis yang selalu menangis setiap malam
Namun menunjukkan senyuman selebar angkasa
Gadis yang hatinya muram
Namun lekuknya selaksa penuh pesona
Mengapa dia selalu termenung?
Seperti memiliki kesedihan yang menggunung
Mengapa dia tak bahagia?
Seakan dunia dan seisinya tidak pernah menjadi miliknya
Oh, gadis bunga yang menawan
Biarkan hamun berlalu di depan wajahmu yang bak intan berlian
Jangan sungkan untuk terus berjuang dan melawan
Karena dirimulah penyelamat seluruh jiwamu yang rentan
Oh, gadis yang selalu merasa kesepian
Di luar sana kirana menyambut matahari yang berkilau seperti marjan
Masa perkara di dunia bukan lagi hambatan
Karena mereka hanyalah jembatan menuju keberhasilan
Bukan,
Jangan merasa dirimulah yang paling merana menanggung beban
Kami juga berjuang dan bertarung demi melihat cerahnya masa depan
Di sini kami juga sama-sama menangis dan bergetar ketika malam datang
Mencoba untuk tenang
Mencoba untuk terus menempa harap yang kadang tak kunjung datang
Jika hitam duniamu, menangislah tak apa
Jika pahit hatimu, bersedihlah tak apa
Namun jangan lupa bahwa malam dan siang terus berganti
Bulan dan tahun terus menerus berlalu
Tidak ada yang pernah benar-benar abadi
Jika awan kelabu menghampiri
Siapkan dirimu tuk menerima hujan
Setiap rintik dan bulir airnya yang jatuh menimpa bumi
Jadikan ia teman
Karena bahkan awan kelabu akan berganti dengan gulungan langit biru
Yang membuat kita kembali tersenyum dan kadang terharu
Begitulah hidup akan membawamu
Ke tempat terindah yang hendak kamu tuju
#day16
#30dayswritingchallenge
YOU ARE READING
Melodi Aksara Pada Bumi Manusia
Short StoryWinan terus menerus memandang wajah istrinya yang terbaring lemah di hadapannya, belum juga membuka mata. Diperhatikannya hembusan napasnya yang pelan-pelan, wajah lembutnya yang entah mengapa begitu kuat dan tegas, wanita yang dipilihnya tiga tahun...