ATTESA : 26

727 110 51
                                    

✨✨✨✨✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✨✨✨✨✨

"FALDONGOO!"

"APE?! HAH?! APE?!"

"BALIKIN DASI GUE!"

Sekiranya begitulah teriakkan penyambut pagi hari ini. Dengan kaus kaki timpang, Zaana terengah-engah mengejar Faldo si pelari kilat. Bisa-bisanya cowok itu mengambil dasinya yang sudah ia siapkan untuk dipakai. Jadilah aksi kejar-kejaran sampai ke lantai satu melewati kantin. Para pekerja di sana hanya bisa geleng-geleng kepala.

BRAK!

"Lo siento, Delvi! Really-really sori mori!"

"Lo siento, Delvi! Really-really sori mori!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Delvi mendengus kesal. Memang tak jarang dia jadi sasaran empuk untuk ditabrak baik Faldo atau Zaana. Sekarang giliran Faldo yang menabraknya hingga menjatuhkan buku-buku di pelukannya. Baru juga ingin berjongkok, tiba-tiba Zaana menabrak bokongnya membuat Delvi terjatuh dengan lutut mendarat lebih dulu.

"WONG EDAN!!!" Kesabaran Delvi sudah habis, pemirsa.

Sebelum Delvi menjumput buku-buku yang berserakan tersebut, seseorang sudah membereskannya dan membantu Delvi untuk berdiri. Andrik. Ia tersenyum kikuk, begitu juga dengan gadis berkacamata itu.

"Wanna say something?" Delvi cepat menyadari ekspresi Andrik.

Andrik meringis. "Atap."

Jadilah keduanya duduk berdampingan di atap. Ada beberapa tumpukan meja dan kursi yang tak terpakai, putung rokok yang baru saja dimatikan, atau mungkin beberapa plastik berisi lem. Ya ... sebagus, sebersih, seterfavorit apa pun sekolah itu akan selalu ada tangan-tangan nakal yang mengotorinya.

"Gimana hubungan lo sama ortu?"

Delvi balas menatap Andrik. "Ayah udah gak tinggal bareng."

"Ke mana?"

"Dia tinggal sama istri barunya."

"Niara." Panggilan itu, adalah panggilan spesial dari Andrik ketika mereka baru kenal dan menjadi sepasang kekasih dulu. Mendengarnya kembali setelah beberapa lama, Delvi sedikit emosional.

ATTESA [Completed] Where stories live. Discover now