ATTESA : 21

788 120 63
                                    

✨✨✨✨✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✨✨✨✨✨

Masalah yang sudah lalu dianggap selesai. Kali ini Helsy dan Delvi memilih untuk menginap di rumah Zaana. Cukup tahu, bahwa hubungan Helsy dengan orang tuanya belum membaik, lebih tepatnya Helsy yang selalu menghindar. Nenek Helsy? Beliau memilih pulang bersama Sovia tanpa sekali pun meminta maaf.

Begitu juga dengan Delvi, walau keduanya sudah minta maaf, lagi-lagi Delvi tersenyum kecut seolah ia bocah ingusan yang bisa dibohongi. Hanya sekadar maaf, tanpa mengubah status bahwasanya mereka tetap bercerai. Suasana rumah terasa lebih dingin, orang tuanya tak lagi bertengkar tanpa saling bicara. Banyak waktu ia habiskan hanya mengurung diri di kamar meski sesekali ia dapat merasakan kecupan hangat di dahinya dari sang ibu atau ayahnya ketika tidur.

"Laper gaes, makan, yuk!" seru Zaana.

"Ini udah jam sepuluh malem, loh." Helsy tipe-tipe yang malas makan terlalu malam tapi sebenarnya kepengen.

"Gak papa sesekali, yuk!" Delvi menyetujui itu.

Setibanya di dapur mereka malah bingung mau mulai dari mana dan masak apa. Alhasil, yang paling mudah dimasak adalah mie, maka mereka menyiapkan tiga bungkus mie instan dengan rasa berbeda.

"Lo sedia banyak mie gini buat apa, Na?" tanya Helsy.

"Biar bisa main iklan bareng sama Abah Siwon."

Abah banged.

Sesaat menyiapkan piring di atas meja makan, tiba-tiba ponsel Helsy bergetar. Nama Hartsa terpampang nyata di layarnya. Ia bingung, setelah kejadian hari itu rasanya memalukan kalau diingat berapa kali Hartsa memeluknya, menghiburnya, bahkan selalu mengirim foto aib demi Helsy tertawa.

"Hartsa nge-vidcall, tuh." Alamat kepergok sama Delvi.

Helsy mengangkat panggilan video tersebut. Nampak sosok Hartsa tengah berbaring di atas kasur. Yang bikin kening Helsy mengerut adalah posisi rebahan Hartsa dengan kedua tangan bebas tanpa menggenggam ponselnya.

"Keren, gak?" Terdengar suara dari seberang sana.

"Hah?"

"Gue pegang hape pake kaki, loh."

"Hah?"

Bisa bayangin sendiri bagaimana abstraknya Hartsa sekarang. Cowok  berkaus putih itu beralih mencari posisi ternyaman.

"Hah heh hah heh."

Helsy hanya nyengir kuda.

"Btw, lagi di mana?"

"Di Mars! Rebus aer!" sahut Zaana.

"Nginep di rumah Zaana ini, sama Delvi juga."

"Kenapa belum tidur?"

"Ayangembeb belum ngucapin gud afternuhun!"

"Good night, Zaana." Delvi geleng-geleng kepala.

ATTESA [Completed] Where stories live. Discover now