ATTESA : 12

762 121 45
                                    

✨✨✨✨✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✨✨✨✨✨

Tentang Hartsa yang menyatakan dirinya sendiri lagi ngambek, sepertinya sampai hari ini ia masih betah mendiamkan Helsy. Sebenarnya mereka berdua pernah dekat, begitu juga dengan Andrik dan Faldo. Tapi, karena kabar Helsy sudah jadi pacar kapten futsal SMA Serdadu—famous bak seorang artis, mereka jadi agak jaga jarak. Lebih tepatnya, Helsy yang jujur ke mereka kalau pacarnya tidak suka ia dekat dengan cowok lain.

Ada rasa malu juga memang. Ketika Helsy putus, teman-temannya tetap ada apalagi Delvi, Zaana, Hartsa, Andrik, dan Faldo. Benar apa yang sering mamahnya katakan, bahwa pertemanan melebihi segalanya.

Baru membuka tutup bekalnya, Helsy melihat Hartsa kembali ke kelas dengan mulut yang menggigit gelas minuman. Keduanya sempat bertemu pandang dan Hartsa memutus kontak mata lebih dulu. Kali ini, tanpa ragu Helsy mendekati cowok itu, menyeret tempat duduknya lalu meletakkan sebuah wadah bekal di hadapan Hartsa.

"Ngapain lo?" tanya Hartsa dingin.

Helsy diam, ia membukakan tutup bekal yang isinya membuat Hartsa meneguk ludah. Nasi goreng, makanan kesukaan keduanya. Tapi karena gengsi, Hartsa malah bersikap masa bodo dan memainkan ponselnya.

"Makan dulu."

"Gue udah kenyang."

"Bener? Padahal gue rela bikinin bekal khusus buat lo, tau."

Gadis dengan arloji ungu tersebut memang menuruti saran dari Delvi. Dia sampai begadang mencari resep nasi goreng yang pas, dibantu sang mamah tentunya. Helsy memang suka masak, orang rumah juga sering menikmati hidangan yang ia buat. Semoga saja bekal untuk Hartsa ini sesuai dengan selera cowok itu. Helsy sudah cukup merasakan malu karena beberapa kali terciduk sedang menangis oleh Hartsa.

"Gue gak nyuruh."

"Maaf, yang kemarin itu ... sebenarnya gue cuma bercanda."

"Oh."

Duh, mendengar respon Hartsa yang begini bikin Helsy gemas sendiri. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, hingga tak sengaja menemukan keberadaan Faldo dan Andrik yang tengah asik perang kaus kaki di depan kelas.

"Yaudah kalau gak mau, gue kasih ke Andrik sama Faldo aja."

"Eh, gak bisa! Ini kan, lo bikinin buat gue." Hartsa mengambil alih wadah bekal di tangan Helsy. "Iya, gue makan, nih!" ketus cowok itu.

Helsy mengulum senyum. Cukup mudah melunturkan rasa gengsi seorang cowok yang sering dibilang anime hidup ini. Ngomong-ngomong, kembalinya kedekatan mereka memang sempat jadi perbincangan teman-teman sekelas, tapi hanya berlangsung beberapa saat. Toh, Hartsa memang humble pada semua orang.

"Gimana? Enak gak?" tanya Helsy di sela makannya.

Hartsa melirik gadis di sampingnya. Seketika senyum tengil yang seharian ini tidak Helsy lihat kembali muncul.

ATTESA [Completed] Where stories live. Discover now