12 :: Meaning

57 40 6
                                    


Lima menit. Lima belas menit. Akhirnya Seoyun mengangkat bahu, lalu melempar HP-nya ke dalam tas. Mungkin dia ketemu temennya terus keasyikan ngobrol. Dari tadi dia chattan dengan orang yang tak ia kenal. entah lah, dia keasikan

Chat mereka sekarang udah kayak obrolan dua teman. Meskipun sampai sekarang Seoyun belum juga menanyakan nama orang itu, soalnya kayaknya basi banget, nggak penting, nggak perlu.

Nah... kalau memang begitu, apakah orang itu pantas disebut teman? Seoyun nggak yakin juga. Lagi pula, selain urusan nama dan wujud, si pengirim chat itu berasa nggak beda dengan teman-teman lainnya.

Yang bikin aneh, semakin hari Seoyun merasa semakin nyaman dengan keadaan ini. Perasaan bersalahnya makin tipis, meskipun dia juga nggak terang-terangan nyeritain semua ini ke Appa dan Eomma. Seoyun nggak yakin mereka bisa ngerti. Apalagi ngizinin hubungan maya ini dilanjutkan.

Hmmm... kok kedengarannya kayak pacaran backstreet

ya? Aneh banget!

*****

”Lagian, gue nggak jatuh cinta. Inget. Gue cuma seneng aja chat-an sama dia. Semua soal cinta-cintaan itu kan cuma karangan kalian berdua.”

Mendengar itu Yura dan Areum cuma pandang-pandangan sambil senyam-senyum.

Lihat aja ntar... begitulah arti senyum mereka.

Ehm. Ehm,

Areun berdeham.

” Ya deh. Percaya. Percaya. Ini cuma hobi baru. Nggak lebih.”

Seoyun menghela napas dalam-dalam. Sebayang perasaan bersalah menggayuti benaknya.

Bagaimana kalau Eomma dan Appa tahu? Apakah dia salah telah melanggar janjinya? Tapi... bukankah ini nggak serius? Karena mana ada sih yang serius dari sesuatu yang nggak nyata!

Mau nggak mau dia tersenyum, entah kenapa merasa geli sendiri dengan semua situasi ini. Semuanya, termasuk reaksinya sendiri. Aneh. Tapi nyenengin!

”Jadi ke bioskop nggak nih? Itung-itung menutup sesi ulangan umum,” kata Areum sambil cengar-cengir memainkan alisnya.

”Yuk! Yura lagi nyangkut di toilet. Renjun nggak ikut?"

”Udah gue ajak, tapi kayaknya dia males tuh. Malu kali!” sahut Areum. Dia memesan segelas es jeruk.

”Padahal maksud gue biar dia sama si Yura kita dudukin rendengan. Hoaaah! Payah! Begitu gue nyebut nama kalian, langsung pucat pasi kayak mau...”

”Gue mau ikut nonton. Kalau diajak.”

Seoyun dan Areum serentak berbalik, sama sekali nggak mengenali suara patau milik cowok di belakang mereka.

Chenle Nyengir lebar dengan sepasang mata sehangat jam delapan pagi.

Melihat wajah tampan itu senyum Areum langsung nular lebar, sementara Seoyun masih terus menatap curiga dengan dahi mengernyit.

”Seoyun, kenalin. Ini Chenle. Baru pindah ke sekolah kita. Sepupu Renjun,” Areum memperkenalkan. Sebenarnya beberapa kali kalau kebetulan ketemu Areum dan Chenle sering dadah'dadahan. Tapi ya gitu, nggak pernah sempat ngobrol juga.

Seoyun dan Chenle bersalaman, dan tanpa menunggu ajakan cowok itu udah duduk aja di depan mereka.

”Memangnya mau nonton apa?” si suara serak bertanya sambil tersenyum menawan.

Areum menjelaskan.

Ini lagi nunggu Yuri.

Biasa deh, cewek-cewek. Ketegangan satu minggu harus dihapus dengan bersenang-senang.

Puzzle Love | ENDTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon