16.2 :: (Remember) Areum

32 27 2
                                    



Beginilah Areum mengingat masa-masa itu...

Karena nilai-nilai Areum dianggap udah teguh kukuh berlapis baja alias stabil, B-M'annya dengan Renjun diputuskan tamat oleh Buguru…

Tapi toh itu nggak bikin Areum berhenti datang ke rumah Renjun hampir setiap kali memungkinkan. Selain karena kangen sama Halmeoni dan Halmeoni juga kangen padanya, di rumah Renjun,  Areum selalu betah Areum sih nggak mau mengakui ini, setidaknya nggak ke orang lain, jadi dia merasa beruntung bisa jadi pengantar surat antara Renjun dan Yura. Dengan begitu, nggak ke tahuan-ketahuan banget dia memang betah datang ke rumah Renjun.

Areum juga sepertinya sangat menikmati peran jadi pengantar surat. Dia terus menggoda keduanya-Renjun dan Yura-dan terus ngomporin, meskipun, semula kalau sedang sendiri, kadang-kadang ada juga perasaan iri manusiawi! begitulah Areum selalu membela diri setiap kali menegur diri sendiri.

Dan jika perasaan itu muncul, secepatnya dia menggilasnya habis dengan mengucapkan nama Yura. Yura. Yura. Yura.

Areum nggak boleh egois. Yura bisa sedih kalau Areum nggak beres begini. Jadi, dengan sabar dan penuh tekad ditelannya perasaan itu. Untungnya sekarang setelah ada Chenle, sepertinya perasaan itu semakin hari semakin luntur. 

Perlahan-lahan, diam-diam, Areum memperhatikan per kembangan hubungan keduanya. Renjun selalu pandai menutupi emosi, Areum sulit sekali membaca apa yang disimpan cowok itu di dalam hatinya. Tetapi nggak kayak dulu, sekarang ini Areum nggak perlu nagih-nagih, Renjun sudah menyiapkan sepucuk balasan. Apa isinya, Areum nggak pernah tahu.

Dia cuma mengawasi bagaimana wajah Yura berubah dari tenang hingga cerah saat membaca surat dari Renjun. Seolah-olah wajah itu langit pagi saat matahari Perlahan muncul dari timurnya. Hangat. Ekspresinya lembut ketika membaca surat yang diterimanya. Bikin senang yang melihat.

Juga... iri.

Ah. Iri. Cemburu. Konyol banget rasanya merasa begitu, omel Areum sendiri. Sekarang sepertinya memang sudah saatnya Areum berhenti jadi tukang pos. Dengan begitu kan dua sejoli yang superpemalu itu bisa lebih cepat jadian! Dan misi Areum berhasil deh!

”Ra!” ujar Areum, saat itu mereka berdua sedang ber' baring di rerumputan di bawah pohon.  Menunggu Seoyun yang nggak muncul-muncul juga batang hidungnya.

”Hmmm?”

”Ini bukan zaman kuda gigit besi, lo tahu kan?” ujar Areum. '

”Maksud lo apa sih?” Yura bertanya malas' malasan. 

”Bukannya lebih enak kalo kalian telepon-teleponan, chattan , atau ketemuan langsung aja ya?”

”Yang kamu maksud kalian itu siapa?”

”Lo sama Renjun. Siapa lagi!”

Mendengar itu Yura langsung gelagapan dan bangkit dari tidur-tidurannya. ”Kamu nggak kasih tahu Renjun Surat-surat itu dari aku, kan? Kamu udah janji, Areum!”

”Lah, terus apa gunanya kalo begitu? Mau sampe kapan begini terus? Aneh. Lo nggak ada bedanya sama si Seoyun Meskipun menurut gue si Seoyun masih lumayan. Dia menolak ketemu sama si chat karena kepentok janjinya sama ortu. Nggak mau ribet. Pengecut sih menurut gue, tapi mau bilang apa lagi, soalnya dia sendiri yang bakal nanggung semua akibatnya. Nah, kalo elo? Nggak ada aral melintang begitu, surat-suratan udah jalan beberapa kali gitu, eh, masih ngegantung juga. Gila aja!” Areum terus merepet.

Puzzle Love | ENDWhere stories live. Discover now