11 :: What?

59 41 3
                                    


Y

ura menggigit-gigit ujung bolpoin hitanya. Hadoh! Apa aja sih isi surat cinta? Apalagi surat cinta hasil setengah pemaksaan?

Surat cinta yang ditulis meskipun si penulisnya belum yakin benar dia sungguh-sungguh naksir? Sinting aja!

Bahkan cewek sinting bernama Areum itu tahu-tahu muncul di depan gerbang rumah Yura.

”Reum, lo ngapain sih ke sini?” Nggak mungkin kan lagi musim ulangan gini mau maen?

”Mau nagih surat cinta!” kata Areum nyengir.
 
”Maksudnya?” Yura pura-pura bingung.

”Surat cinta buat Renjun. Katanya lo mau gue comblangin?!” sembur Areum lagi.

”Kok tiba-tiba lo ngotot gini nagih-nagih?” tanya Yura curiga.

”Soalnya nggak cukup kirim kirim salam doang. Kurang kebelet gitu kesannya. Kayak ogah-ogahan. Lagian, kemarin Renjun bilang, karena nilai-nilai gue udah pada mulai bertobat, sewaktu-waktu bisa aja gue diputusin nggak perlu BM-an lagi. Nah, kita kan nggak tahu tuh kapan artinya sewaktu-waktu itu. Jadi mending lo bikin deh tuh surat cinta lo, biar gue'serahin ke dia. Kalo BM' an gue keburu bubaran, gue yakin lo sama dia nggak bakal jadian sampe kiamat. Elo nggak jelas pemalu atau apa, kalo dia jelas kayak es batu.”

Sebenarnya sih, itu baru setengah dari alasan yang bikin Areum tahu-tahu muncul dan nagih surat cinta. Selebihnya, karena dengan urusan jadi makcomblang gini dia kan jadi punya alasan untuk muncul-muncul di rumah Renjun, entah buat main atau menjadikannya tempat pelarian atau sekadar ketemu Halmeoni. Terus sebagian lagi...

Begini. Semalam Areum nggak bisa tidur. Bukan apa-apa, ada sesuatu di wajah Renjun yang mengusik pikirannya, meskipun Areum nggak benar-benar yakin sesuatu itu apa. Tapi itu belum seberapa sih. Yang lebih parah nih, ada sesuatu yang terus mengganggu hati dan pikiran Areum. Ada perasaan yang mulai tumbuh di dalam hatinya untuk Renjun. Dan Areum nggak benar-benar yakin apa sebenarnya perasaan itu.

Tapi, mengingat, satu: Yura suka sama Renjun dan itu artinya Areum bakal salah besar kalau menaruh perasaan entah apa itu namanya buat cowok itu, dan dua: karena Areum ingin terus temenan sama Renjun dan bisa bebas datang ke rumah cowok itu terus ketemu halmeoni yang baik hati dan penuh sayang itu, Areum memutuskan bahwa hal terbaik yang bisa dia lakukan adalah mendorong Monik untuk mempercepat proses PDKT yang nggak maju-maju ini.

Dengan begitu, semua potongan puzzle cinta ini akan jatuh ke tempatnya masing-masing. Areum nggak mungkin melanggar prinsipnya untuk nggak pernah merebut cowok orang, apalagi cowok sahabatnya sendiri. Ya, kan? Jadi, semuanya aman.

Di dalam hati Areum berjanji akan menuntaskan benihbenih perasaannya sendiri. Menumpasnya. Membabatnya, Membakamya. Kalau perlu, ditengking habis-habisan. Dan. Dia. Harus. Bisa.

”Eh... ehm... eh...” Yura ragu seragu-ragunya, apalagi ditambah dipelototin begitu sama Areum.

”Lo beneran naksir nggak sih?!” desak Areum.

”Be-be-be-ner. Kamu sendiri?” ujar Yura keceplosan.

UPS! Habiiissss siiiih... gimana Seoyun sama Yura nggak curiga Areum naksir cowok itu, soalnya sekarang hampir setiap hari Areum pergi ke rumah Renjun dengan alasan B-M-an.

Apalagi, Seoyun berani jamin Areum naksir Renjun, dan pengamatan Seoyun kan terkenal superjeli. Meskipun Yura sendiri agak ragu sih. Mana mungkin Areum nekat nyabet cowok gebetan temennya sendiri. Bukan Areum banget, lagi!

Puzzle Love | ENDWhere stories live. Discover now